REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Three investors have expressed its seriousness to Bank Indonesia to buy Bank Muamalat. Until now recorded eight investors who target a pioneer Islamic bank in his homeland.
Director of the Directorate of Islamic Banking, Mulya Siregar, said there are three local investors and foreign investors who are interested in five woo Muamalat. Three local investors that is Saratoga's Sandiaga Uno, The Group, led Chairul Tanjung, and Bank Mandiri. Meanwhile, five foreign investors is the Qatar Islamic Bank, OCBC Overseas, Standard Chartered, Bearing Bank, and Overseas Chinese Banking. "But until now the Muamalat has not dropped the option," he said on Wednesday (13 / 7). (source - google translate)
Director of the Directorate of Islamic Banking, Mulya Siregar, said there are three local investors and foreign investors who are interested in five woo Muamalat. Three local investors that is Saratoga's Sandiaga Uno, The Group, led Chairul Tanjung, and Bank Mandiri. Meanwhile, five foreign investors is the Qatar Islamic Bank, OCBC Overseas, Standard Chartered, Bearing Bank, and Overseas Chinese Banking. "But until now the Muamalat has not dropped the option," he said on Wednesday (13 / 7). (source - google translate)
He said the mechanism of acquisition of BI delivered to the Bank Mualamat and investors. Mulya added, for BI, anyone who would buy it should have long-term commitment to the Bank Muamalat. "Do not just buy a second, then sold a year later," he said. In addition, he hoped that investors elected not to change the vision and mission that has been built Muamalat long time. It does not matter whether the acquirer is nonislami or not.
Meanwhile, a number of foreign shareholders in Bank Muamalat is currently planning to release their stocks. The shareholders are Boubyan Bank of Kuwait, Saudi Arabian Atwill Holdings Limited, and the Islamic Development Bank (IDB). Currently, Boubyan Bank of Kuwait and Saudy Company have respectively 24.9 percent stake in Muamalat. While the IDB by 32 percent.
The release of shares is done for several reasons. Boubyan Bank of Kuwait for example to go public because he wanted to do the recovery. As a result, the bank will focus its expansion in the Middle East region alone. So that all the investments that are outside it will be withdrawn. Meanwhile, the Saudi Company to go public because it was already too long has the stock Muamalat. "They've got the bank's shares up to 7 years, maybe it's time to sell," he said.
While the IDB's decision based on the company's new provisions. They may only have a stake in a bank to 20 percent. While today, the portion of their shares to 32 percent. Moreover, already a character IDB to release shares of the bank when the bank's recovery period was over. IDB into Muamalat in 1998 and helped the bank to bounce.
Delapan Investor Siap Pinang Bank Muamalat
Rabu, 13 Juli 2011 16:41 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Tiga investor telah menyatakan keseriusannya kepada Bank Indonesia untuk membeli Bank Muamalat. Hingga kini tercatat delapan investor yang mengincar pionir bank syariah di tanah air itu.
Direktur Direktorat Perbankan Syariah, Mulya Siregar, menyatakan terdapat tiga investor lokal dan lima investor asing yang berminat meminang Muamalat. Tiga investor lokal itu adalah Saratoga milik Sandiaga Uno, Para Group yang dipimpin Chairul Tanjung, dan Bank Mandiri. Sedangkan lima investor asing tersebut adalah Qatar Islamic Bank, OCBC Overseas, Standard Chartered, Bearing Bank, dan Overseas Chinese Banking. “Namun sampai sekarang pihak Bank Muamalat belum menjatuhkan pilihan,” katanya, Rabu (13/7).
Ia mengatakan mekanisme akusisi diserahkan BI kepada Bank Mualamat dan investor. Mulya menambahkan, bagi BI, siapa pun yang akan membeli sudah seharusnya mempunyai komitmen jangka panjang terhadap Bank Muamalat. "Jangan sampai baru beli sebentar, lalu dijual setahun kemudian,” katanya. Selain itu, dia berharap agar investor terpilih tidak mengubah visi dan misi yang sudah dibangun Bank Muamalat sejak lama. Tidak masalah apakah yang mengakuisisi itu nonislami atau bukan.
Sementara itu, sejumlah pemegang saham asing di Bank Muamalat saat ini berencana melepas saham mereka. Pemegang saham tersebut adalah Boubyan Bank Kuwait, Saudi Arabian Atwill Holdings Limited, dan Islamic Development Bank (IDB). Saat ini, Boubyan Bank Kuwait dan Saudy Company memiliki masing-masing 24,9 persen saham di Muamalat. Sedangkan IDB sebesar 32 persen.
Pelepasan saham ini dilakukan karena sejumlah alasan. Boubyan Bank Kuwait misalnya melepas saham karena ingin melakukan pemulihan. Akibatnya, bank tersebut akan memfokuskan ekspansinya di kawasan Timur Tengah saja. Sehingga semua investasi yang ada di luar itu akan ditarik. Sedangkan, Saudi Company melepas saham karena merasa sudah terlalu lama memiliki saham Muamalat. “Mereka sudah punya saham bank tersebut sampai 7 tahun, mungkin sudah waktunya menjual,” katanya.
Sementara keputusan IDB dilandasi adanya ketentuan baru perusahaan. Mereka hanya boleh memiliki saham sebuah bank hingga 20 persen saja. Sementara saat ini, porsi saham mereka mencapai 32 persen. Lagipula sudah menjadi karakter IDB untuk melepas saham bank ketika masa pemulihan bank tersebut telah usai. IDB masuk ke Muamalat pada 1998 dan membantu bank tersebut untuk bangkit.
Direktur Direktorat Perbankan Syariah, Mulya Siregar, menyatakan terdapat tiga investor lokal dan lima investor asing yang berminat meminang Muamalat. Tiga investor lokal itu adalah Saratoga milik Sandiaga Uno, Para Group yang dipimpin Chairul Tanjung, dan Bank Mandiri. Sedangkan lima investor asing tersebut adalah Qatar Islamic Bank, OCBC Overseas, Standard Chartered, Bearing Bank, dan Overseas Chinese Banking. “Namun sampai sekarang pihak Bank Muamalat belum menjatuhkan pilihan,” katanya, Rabu (13/7).
Ia mengatakan mekanisme akusisi diserahkan BI kepada Bank Mualamat dan investor. Mulya menambahkan, bagi BI, siapa pun yang akan membeli sudah seharusnya mempunyai komitmen jangka panjang terhadap Bank Muamalat. "Jangan sampai baru beli sebentar, lalu dijual setahun kemudian,” katanya. Selain itu, dia berharap agar investor terpilih tidak mengubah visi dan misi yang sudah dibangun Bank Muamalat sejak lama. Tidak masalah apakah yang mengakuisisi itu nonislami atau bukan.
Sementara itu, sejumlah pemegang saham asing di Bank Muamalat saat ini berencana melepas saham mereka. Pemegang saham tersebut adalah Boubyan Bank Kuwait, Saudi Arabian Atwill Holdings Limited, dan Islamic Development Bank (IDB). Saat ini, Boubyan Bank Kuwait dan Saudy Company memiliki masing-masing 24,9 persen saham di Muamalat. Sedangkan IDB sebesar 32 persen.
Pelepasan saham ini dilakukan karena sejumlah alasan. Boubyan Bank Kuwait misalnya melepas saham karena ingin melakukan pemulihan. Akibatnya, bank tersebut akan memfokuskan ekspansinya di kawasan Timur Tengah saja. Sehingga semua investasi yang ada di luar itu akan ditarik. Sedangkan, Saudi Company melepas saham karena merasa sudah terlalu lama memiliki saham Muamalat. “Mereka sudah punya saham bank tersebut sampai 7 tahun, mungkin sudah waktunya menjual,” katanya.
Sementara keputusan IDB dilandasi adanya ketentuan baru perusahaan. Mereka hanya boleh memiliki saham sebuah bank hingga 20 persen saja. Sementara saat ini, porsi saham mereka mencapai 32 persen. Lagipula sudah menjadi karakter IDB untuk melepas saham bank ketika masa pemulihan bank tersebut telah usai. IDB masuk ke Muamalat pada 1998 dan membantu bank tersebut untuk bangkit.
No comments:
Post a Comment