Martin F. Simarmata, Director of Export Finance Insurance Indonesia (ASEI), said the device had been set up to develop a business unit of the completeness of Sharia al human resources and board of sharia. (source)
He said that permission to develop a business unit of sharia has been filed since last year. During this period, the company meet some additional requirements such as rate and contract-akadnya. Currently awaiting the release perseroang permission from regulators.
"To develop a business unit of sharia, we prepare an initial capital of around Rp25 billion," he said, today.
He said for a while it will not develop the product lines of business credit insurance and insurance-based export sharia. The Company plans to develop a product line general insurance business based on sharia, among others, personal accident (personal accident), fires, and motor vehicles.
"That's because here not familiar with export credit insurance and insurance-based sharia. But if we had entered the [line of insurance business] public [based sharia], future development will be easier, "he said.
Until now, he says, the general insurance business lines contributed to the acquisition of the highest premiums. As of September 2011, the business line to record the acquisition premium of Rp440, 2 billion or 82.66% of total premiums Rp532, 5 billion.
"The number of acquisition premiums of general insurance business lines reaching 72.37% of the target RKAP [Corporate Work Plan and Budget] 2011. Growth as of September reached 17.6% compared with same period last year, "he said.
He said at this early stage will optimize the existing agents as a distribution channel of insurance products based on Sharia. The agents would be trained to market a Sharia-compliant insurance protection products that have internal certification. (FAA)
Asei masuk bisnis syariah mulai tahun depan
JAKARTA: PT Asuransi Ekspor Indonesia (Persero), BUMN yang bergerak di
bidang asuransi umum dan ekspor, siap masuk ke pasar bisnis penyediaan
layanan perlindungan asuransi berbasis syariah pada tahun depan.
Marthin F. Simarmata, Direktur Keuangan Asuransi Ekspor Indonesia (Asei), mengatakan telah menyiapkan perangkat kelengkapan untuk mengembangkan unit usaha syariah a.l sumber daya manusia dan dewan syariah.
Dia menuturkan izin untuk mengembangkan unit usaha syariah sudah diajukan sejak tahun lalu. Dalam kurun waktu tersebut, perseroan memenuhi beberapa persyaratan tambahan seperti rate dan akad-akadnya. Saat ini perseroang sedang menunggu keluarnya izin dari regulator.
“Untuk mengembangkan unit usaha syariah, kami menyiapkan modal awal sekitar Rp25 miliar,” katanya, hari ini.
Dia mengatakan untuk sementara pihaknya tidak akan mengembangkan produk lini usaha asuransi kredit dan asuransi ekspor berbasis syariah. Perseroan berencana mengembangkan produk lini usaha asuransi umum berbasis syariah antara lain kecelakaan pribadi (personal accident), kebakaran, dan kendaraan bermotor.
“Hal itu karena di sini belum akrab dengan asuransi kredit dan asuransi ekspor berbasis syariah. Akan tetapi kalau kami sudah masuk ke [lini usaha asuransi] umum [berbasis syariah], pengembangan ke depan akan lebih mudah,” katanya.
Hingga saat ini, katanya, lini usaha asuransi umum memberikan kontribusi tertinggi terhadap perolehan premi. Sampai dengan September 2011, lini usaha tersebut mencatatkan perolehan premi sebesar Rp440,2 miliar atau 82,66% dari total premi Rp532,5 miliar.
“Angka perolehan premi lini usaha asuransi umum mencapai 72,37% dari target RKAP [Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan] 2011. Pertumbuhannya per September mencapai 17,6% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu,” tuturnya.
Dia mengatakan pada tahap awal akan mengoptimalkan agen eksisting sebagai jalur distribusi produk asuransi berbasis syariah. Agen-agen tersebut akan dididik untuk memasarkan produk perlindungan asuransi berbasis syariah sehingga mendapatkan sertifikasi internal. (faa)
Marthin F. Simarmata, Direktur Keuangan Asuransi Ekspor Indonesia (Asei), mengatakan telah menyiapkan perangkat kelengkapan untuk mengembangkan unit usaha syariah a.l sumber daya manusia dan dewan syariah.
Dia menuturkan izin untuk mengembangkan unit usaha syariah sudah diajukan sejak tahun lalu. Dalam kurun waktu tersebut, perseroan memenuhi beberapa persyaratan tambahan seperti rate dan akad-akadnya. Saat ini perseroang sedang menunggu keluarnya izin dari regulator.
“Untuk mengembangkan unit usaha syariah, kami menyiapkan modal awal sekitar Rp25 miliar,” katanya, hari ini.
Dia mengatakan untuk sementara pihaknya tidak akan mengembangkan produk lini usaha asuransi kredit dan asuransi ekspor berbasis syariah. Perseroan berencana mengembangkan produk lini usaha asuransi umum berbasis syariah antara lain kecelakaan pribadi (personal accident), kebakaran, dan kendaraan bermotor.
“Hal itu karena di sini belum akrab dengan asuransi kredit dan asuransi ekspor berbasis syariah. Akan tetapi kalau kami sudah masuk ke [lini usaha asuransi] umum [berbasis syariah], pengembangan ke depan akan lebih mudah,” katanya.
Hingga saat ini, katanya, lini usaha asuransi umum memberikan kontribusi tertinggi terhadap perolehan premi. Sampai dengan September 2011, lini usaha tersebut mencatatkan perolehan premi sebesar Rp440,2 miliar atau 82,66% dari total premi Rp532,5 miliar.
“Angka perolehan premi lini usaha asuransi umum mencapai 72,37% dari target RKAP [Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan] 2011. Pertumbuhannya per September mencapai 17,6% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu,” tuturnya.
Dia mengatakan pada tahap awal akan mengoptimalkan agen eksisting sebagai jalur distribusi produk asuransi berbasis syariah. Agen-agen tersebut akan dididik untuk memasarkan produk perlindungan asuransi berbasis syariah sehingga mendapatkan sertifikasi internal. (faa)
No comments:
Post a Comment