Wednesday, April 25, 2012

INDONESIA - FINANCE - Muamalat energy sector led syndicated loan of U.S. $ 61 million

www.bisnis.com - JAKARTA: PT Bank Muamalat semester I/2012 Inc. will lead the syndicate for financing investments and working capital of U.S. $ 61 million to the energy sector and trade.
Director of Corporate Bank Muamalat Luluk Mahfudah disclose the financing consists of U.S. $ 21 million to build a steam power plant (power plant) and U.S. $ 40 million will be allocated for trade credit."For a syndicated financing plan for the energy sector is already done in us, that we're ready, just waiting for any response from other parties. For trade finance is still on progress [development stage]," he said in Jakarta, Wednesday, April 25, 2012.   (source)
She hopes the company can hold other Islamic banks for the financing syndicate. But hope is not ruled out a conventional bank to participate.
Luluk estimates for power plant construction project, the company will need a bank 2 - 3 bank partnerships because the value of which will be distributed pembiyaan not too big.
While for trade finance company will require up to 5 participants syndication because pembiyaannya value is also greater.


He continued, for the supply of finance to trade, especially exports and imports, the company is channeling more funding in the form of foreign exchange (FX).

However this time the portion of the distribution of financing the new FX reached approximately U.S. $ 150 million or 7% - 8% of total lending.


"The majority of [funds managed forex] us of deposits [deposits], but there are also DP2 with the Kuala Lumpur is the placement of funds with other banks [in the Bank Muamalat. This match our needs, because we do not want overliquid," he explained.


According to Luluk, far more funding using FX channeled to the financing of exports and imports.


The total realization of the distribution throughout the first quarter / 2012 to reach U.S. $ 5 million worth of new books to reach U.S. $ 10 million - U.S. $ 15 million during the first three months of this year.


"Some of the funding it has entered our portfolio, but for its distribution, Bank Muamalat of course still waiting for the time line exporters," he said.


Luluk add up to present the company has granted export credits to the mining, especially coal and agribusiness sectors.

 
In addition he is also optimistic the company can deliver the volume of export financing to U.S. $ 300 million so far this year, growing 35% over the same period last year.

Financing the first quarter

 
As long as the first quarter / 2012, the company managed to deliver 300 billion of new financing, bringing the debit balance (outstanding) credit company sector Rp9, 1 trillion from Rp 8, 8 trillion a year earlier.
Acquisition is only about Rp3, 11 trillion to reach a target of corporate credit throughout the year Rp12, 21 trillion.
Yet the realization of the distribution of financing Luluk admit they tend to slow down at the beginning of this year than during the period of the previous year.
Beyond that, Lulu adding, so far most of the funding distribution to the energy sector as much as 25%. 75% of them, scattered to the infrastructure sector, properting trade, education and hospitals. (BSI)


EKSPANSI KREDIT: Muamalat pimpin sindikasi kredit sektor energi US$61 juta

Large_muamalat

JAKARTA: PT Bank Muamalat Tbk pada semester I/2012 akan memimpin sindikasi bagi pembiayaan investasi dan modal kerja senilai US$61 juta kepada sektor energi dan perdagangan.

Direktur Korporasi Bank Muamalat Luluk Mahfudah mengungkapkan pembiayaan tersebut terdiri atas US$21 juta guna membangun pembangkit listrik tenaga uap (PLTU)dan US$40 juta akan dialokasikan bagi kredit perdagangan.

"Untuk rencana sindikasi pembiayaan kepada sektor energi tersebut sudah selesai di kami, artinya kami sudah siap, tinggal menunggu respon saja dari pihak-pihak lain. Untuk pembiayaan perdagangan masih on progress [tahap perkembangan]," ujarnya di Jakarta, Rabu 25 April 2012.

Dia berharap perseroan dapat menggandeng bank-bank syariah lain untuk sindikasi pembiayaan tersebut. Namun harapan tersebut tidak menutup kemungkinan bagi bank konvensional untuk ikut serta.

Luluk memperkirakan, untuk proyek pembangunan PLTU, perseroan akan membutuhkan 2 bank--3 bank rekanan karena nilai pembiyaan yang akan disalurkan tidak terlalu besar.

Sementara untuk pembiayaan perdagangan perseroan akan membutuhkan hingga 5 peserta sindikasi karena nilai pembiyaannya juga lebih besar.

Dia melanjutkan, untuk penyaluran pembiayaan ke sektor perdagangan, terutama ekspor dan impor, perusahaan lebih banyak menyalurkan pembiayaan dalam bentuk valuta asing (Valas).

Meski demikian saat ini porsi penyaluran pembiayaan Valas baru mencapai sekitar US$150 juta atau 7%--8% dari total penyaluran kredit.

"Mayoritas [dana kelolaan valas] kami dari DPK [dana pihak ketiga], tetapi ada juga DP2 dengan Kuala Lumpur yaitu dana penempatan bank lain [di Bank Muamalat. Ini kami cocokan dengan kebutuhan, karena kami tak mau overliquid," jelasnya.

Menurut Luluk, selama ini pembiayaan menggunakan Valas lebih banyak disalurkan kepada pembiayaan ekspor dan impor.

Adapun total realisasi penyaluran sepanjang triwulan I/ 2012 mencapai US$5 juta dengan nilai pembukuan baru mencapai US$10 juta--US$15 juta sepanjang tiga bulan pertama dalam tahun ini.

"Beberapa pembiayaan memang sudah masuk portofolio kami, tetapi untuk penyalurannya, Bank Muamalat tentu saja masih menunggu time line eksportir," ungkapnya.

Luluk menambahkan hingga saat ini perseroan telah menyalurkan kredit ekspor impor kepada sektor pertambangan, terutama batu bara serta sektor agribisnis.

Selain itu dia juga optimistis perseroan dapat menyalurkan volume pembiayaan ekspor menjadi US$300 juta sepanjang tahun ini, tumbuh 35% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Pembiayaan kuartal I

Adapun sepanjang triwulan I/ 2012, perseroan berhasil menyalurkan Rp300 miliar pembiayaan baru, menjadikan baki debet (outstanding) kredit sektor perseroan Rp9,1 triliun dari Rp8,8 triliun pada tahun sebelumnya.

Perolehan tersebut hanya kurang Rp3,11 trilun guna meraih target penyaluran kredit korporasi sepanjang tahun Rp12,21 triliun.

Meski demikian Luluk mengakui realisasi penyaluran pembiayaan tersebut cenderung melambat pada awal tahun ini dibandingkan perode yang sama tahun sebelumnya.

Di luar itu, Lulu menambahkan, selama ini penyaluran pembiayaan paling besar kepada sektor energi sebanyak 25%. 75% sisanya, tersebar kepada sektor infrastruktur, properting perdagangan, pendidikan dan rumah sakit. (Bsi)

Source : http://www.bisnis.com/articles/ekspansi-kredit-muamalat-pimpin-sindikasi-kredit-sektor-energi-us$61-juta  - April 25, 2012 - google translate

No comments:

Post a Comment