Speech
Joint High Level Conference on Islamic Finance
Joint High Level Conference on Islamic Finance
Jakarta, Indonesia
Monday, 18 July 2011
Monday, 18 July 2011
Vice President Republic Indonesia - Dr. Boediono
What we glorify Perak Raja Muda Raja Nazrin ShahThe Honorable Governor of Bank IndonesiaThe Honorable Governor of Bank Negara Malaysia
The brothers are happyAssalamu'alaikum warrahmattulallahi wabarakatuh.
First of all let us pray praise and thank Allah SWT, for all His mercy and grace, so that today we can gather here in the framework of the Joint Opening of the High Level Conference on Islamic Finance.
I on behalf of the Government of the Republic of Indonesia, welcomes and fully supports the Joint High Level Conference on Islamic Finance was organized by Bank Indonesia and Bank Negara Malaysia.
Joint High-Level Conference on Islamic Finance, between Malaysia and Indonesia are very important. Malaysia, which has advanced in the application of Islamic finance and Indonesia, which has tremendous potential for future developments, I consider a very important partner. Here the leaders of the Central Bank of the two countries and the practitioners of Islamic finance to meet and discuss issues of strategic development of Islamic financial system amid the global financial system is uncertain. Here also will be discussed mutual economic and financial linkages between the two countries, particularly through the Islamic financial system.
The audience and the presence and Gentlemen,
Islamic financial system has become an integral part of the global financial system. Islamic finance industry has grown very rapidly, more than 20% per year since 2000, although starting from a small extent, which is only about 1% of total global assets at that time. If this trend continues, estimated in 2012 the Islamic finance assets will reach USD 1,600 billion.
According to the IDB, IFSB, April 2010, globally, there are about five hundred Islamic Financial Institutions which showed an increase in asset growth, from $ 639 billion in 2008 to USD 822 billion in 2009, or a growth of nearly 29%. For comparison, in the same period, the top one thousand conventional banks in the world to reach an annual asset growth of only 6-7%.
Issuance of sukuk in the global market reaching $ 50 billion in 2010 also increased rapidly and Malaysia are important to the issuance of sukuk issuer of USD 33 billion. Indonesia began to actively bepartisipasi in the global sukuk market in recent years and published a USD 3 billion in 2010. The same number issued by Saudi Arabia, followed by Qatar with $ 2 billion as well as Pakistan and the UAE amounted to approximately USD 900 million.
Interestingly, even the British have a strong interest in developing the sukuk market, with a total value of sukuk reach USD 19 billion in the first half of 2011.
Thus, the tremendous growth of Islamic finance system was recorded not only in the Islamic world, but also in the Western world and the Asia Pacific region. The main driving force is the commercial and business considerations. Even China began to pay serious attention to the development of the global sukuk market.
Ladies and Gentlemen,
Islamic finance has a very special advantage of the various advantages in future developments. However, there are two things I want to underline. Islamic financial products, in addition to other advantages, has two advantages that should be maintained, despite the trend of convergence between Islamic and conventional finance.
First, Islamic finance products have special signs between financial and real sector activity. Second, the decoupling between risk and reward. The second thing that is the source of the disastrous economic crisis in 2008-2009, and it turns out both of these have been given the sign-rambunya in Islamic finance.
Ladies and Gentlemen,
For Indonesia, the global sukuk market has become an alternative source of funding for infrastructure and other investments. Sukuk market once was used as a counterweight to global portfolio flows into Indonesia.
Domestically, the financing by Islamic banks increased rapidly, which also aimed to assist the deepening of domestic financial sector. Mobilization of domestic savings through Islamic banking is expected to help drive the growth of the national banking assets, which is currently its penetration is still below 30% of the Gross National Product.
According to records, over the last 6 years, Islamic banking assets grew by about 37 percent per year, although it started with a low base. Account the number of Islamic banks increased rapidly from 0.3 million accounts in 2001 to 8.5 million accounts in the first half of 2011. Indonesia as the country with the world's largest Muslim population, has the growth potential of Islamic finance are very large, live how we harness that potential as well as possible. Here, I look at the financing of SMEs is a very fertile land for the development of Islamic finance.
Meanwhile, Malaysia has made the development of Islamic financial services industry as a national agenda. Malaysia has succeeded in placing itself as one of the centers of Islamic financial services industry in the world. Malaysia even managed to host the Islamic Financial Services Board (IFSB) consisting of 11 states that, in October 2010 which then has agreed to establish International Islamic Liquidity Management Corp. (IILM).
The Ladies and Gentlemen,
The development of Islamic financial system needs the support facilities and infrastructures that are reliable. Facilities and infrastructure that includes the order and the prudential regulations, institutional excellence, and support competencies and human resources (HR) quality. No less important is the education program and improved understanding of the community to utilize a variety of products and services as well as Islamic banking products and services of Islamic financial system in general.
I hope this conference can lay the foundations of policy, regulatory, institutional quality and human resources development to foster linkages of financial systems of both countries through a network of Islamic financial system.
Thus my remarks,Finally, by saying "Bismillahirohmanirrohim", the event the Joint High Level Conference on Islamic Finance officially I open.Congratulations conference.
Thank you.Wassalamu'allaikum warrahmattulallahi wabarakatuh.
Source By : http://www.wapresri.go.id/index/preview/pidato/92
http://www.mifc.com/index.php?ch=menu_med&pg=menu_med_spe&ac=2070
google translation
Yang kami muliakan Raja Muda Perak Raja Nazrin Shah
Yang saya hormati Gubernur Bank Indonesia
Yang saya hormati Gubernur Bank Negara Malaysia
Saudara-saudara yang berbahagia
Assalamu’alaikum warrahmattulallahi wabarakatuh.
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga hari ini kita dapat berkumpul di sini dalam rangka Pembukaan Joint High Level Conference on Islamic Finance.
Saya atas nama Pemerintah Republik Indonesia, menyambut baik serta mendukung penuh Joint High Level Conference on Islamic Finance ini yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia dan Bank Negara Malaysia.
Konferensi Bersama Tingkat Tinggi Keuangan Islam ini, antara Malaysia dan Indonesia adalah sangat penting. Malaysia yang telah maju dalam penerapan keuangan Islam dan Indonesia, yang mempunyai potensi yang sangat besar bagi perkembangan ke depan, saya anggap sebagai mitra yang sangat penting. Di sini para pimpinan Bank Sentral dari kedua negara dan para praktisi keuangan Islam bertemu dan membahas berbagai isu strategis perkembangan sistem keuangan Islam di tengah-tengah sistem keuangan global yang belum menentu. Di sini juga akan dibahas saling keterkaitan perekonomian dan keuangan kedua negara, khususnya melalui sistem keuangan Islam.
Para hadirin dan hadirat yang saya muliakan,
Sistim keuangan Islam telah menjadi bagian integral dari sistim keuangan global. Industri keuangan Islam telah tumbuh sangat cepat, lebih dari 20% per tahun sejak tahun 2000, meskipun dimulai dari tingkat yang kecil, yaitu hanya sekitar 1% dari total aset global pada waktu itu. Apabila trend ini berlanjut, diperkirakan pada tahun 2012 aset keuangan Islam akan mencapai USD 1.600 miliar.
Menurut laporan IDB-IFSB, April 2010, secara global, ada sekitar lima ratus Lembaga Keuangan Islam yang menunjukkan peningkatan aset yang pesat, dari USD 639 miliar pada tahun 2008 menjadi USD 822 miliar pada tahun 2009, atau pertumbuhan sebesar hampir 29%. Sebagai pembanding, dalam periode yang sama, seribu bank konvensional paling top di dunia mencapai pertumbuhan aset tahunan hanya 6-7%.
Penerbitan sukuk di pasar global mencapai USD 50 miliar pada tahun 2010 juga meningkat pesat dan Malaysia adalah penerbit sukuk terpenting dengan penerbitan sebesar USD 33 miliar. Indonesia mulai aktif bepartisipasi dalam pasar sukuk global dalam beberapa tahun terakhir ini dan menerbitkan USD 3 miliar pada tahun 2010. Jumlah yang sama diterbitkan oleh Arab Saudi, diikuti oleh Qatar dengan USD 2 miliar serta Pakistan dan UAE masing-masing sekitar USD 900 juta.
Yang menarik, bahkan Inggris memiliki minat yang kuat dalam pengembangan pasar sukuk, dengan total nilai sukuk mencapai USD 19 miliar pada semester pertama 2011.
Dengan demikian, pertumbuhan luar biasa sistem sistem keuangan Islam tercatat tidak hanya di dunia Islam, tetapi juga di dunia Barat dan wilayah Asia Pasifik. Pendorong utamanya adalah pertimbangan komersial dan bisnis. Bahkan Cina pun mulai menaruh perhatian serius terhadap perkembangan pasar sukuk global.
Para hadirin yang saya muliakan,
Keuangan syariah memiliki keunggulan yang sangat khusus dari berbagai keunggulan dalam perkembangan ke depan. Tetapi, ada dua hal yang ingin saya garisbawahi. Produk keuangan syariah, di samping keunggulan lainnya, memiliki dua keunggulan yang harus tetap dipelihara, meskipun ada tren konvergensi antara keuangan syariah dan konvensional.
Pertama, produk keuangan syariah telah memiliki rambu-rambu khusus antara kegiatan keuangan dan sektor riel. Kedua, decoupling antara risiko dan imbalan. Kedua hal inilah yang menjadi sumber malapetaka terjadinya krisis ekonomi pada tahun 2008-2009, dan ternyata kedua hal ini telah diberikan rambu-rambunya dalam keuangan syariah.
Para hadirin yang saya muliakan,
Bagi Indonesia, pasar sukuk global telah menjadi salah satu alternatif sumber pendanaan untuk pembangunan infrastruktur dan investasi lainnya. Sekaligus pasar sukuk ini dijadikan penyeimbang aliran dana portofolio global yang masuk ke Indonesia.
Di dalam negeri, pembiayaan oleh perbankan syariah meningkat pesat, yang sekaligus diarahkan untuk membantu pendalaman sektor finansial domestik. Mobilisasi tabungan dalam negeri melalui perbankan syariah diharapkan dapat ikut mendorong pertumbuhan aset perbankan nasional, yang saat ini penetrasinya masih dibawah 30% dari Produk Nasional Bruto.
Menurut catatan, selama 6 tahun terakhir, aset perbankan syariah tumbuh sebesar sekitar 37 persen per tahun, walaupun memang dimulai dengan basis yang rendah. Jumlah rekening bank syariah meningkat pesat dari 0,3 juta rekening pada tahun 2001 menjadi 8,5 juta rekening pada semester pertama 2011. Indonesia sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, memiliki potensi pertumbuhan keuangan Islam yang sangat besar, tinggal bagaimana kita memanfaatkan potensi itu sebaik-baiknya. Disini, saya melihat pembiayaan UKM merupakan lahan sangat subur bagi perkembangan keuangan syariah.
Sementara itu, Malaysia telah menjadikan pengembangan industri jasa keuangan Islam sebagai agenda nasional. Malaysia telah berhasil menempatkan diri sebagai salah satu pusat industri jasa keuangan Islam di dunia. Bahkan Malaysia berhasil menjadi tuan rumah bagi Islamic Financial Services Board (IFSB) yang beranggotakan 11 negara yang, pada bulan Oktober 2010 yang lalu telah sepakat untuk membentuk International Islamic Liquidity Management Corp (IILM).
Para Hadirin yang saya hormati,
Perkembangan sistem keuangan Islam membutuhkan dukungan sarana dan prasarana yang handal. Sarana dan prasarana itu mencakup tatanan dan peraturan prudential, kelembagaan yang prima, serta dukungan kompetensi dan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Tidak kalah pentingnya adalah program edukasi dan peningkatan pemahaman masyarakat untuk memanfaatkan berbagai produk dan jasa perbankan syariah serta produk dan jasa sistem keuangan Islam pada umumnya.
Saya harapkan konferensi ini dapat meletakkan dasar-dasar kebijakan, regulasi, pengembangan kualitas kelembagaan dan SDM untuk mendorong keterkaitan sistem keuangan kedua negara melalui jaringan sistem keuangan Islam.
Demikian sambutan saya,
Akhirnya dengan mengucapkan “Bismillahirohmanirrohim”, acara Joint High Level Conference on Islamic Finance secara resmi Saya buka.
Selamat berkonferensi.
Terima kasih.
Wassalamu‘allaikum warrahmattulallahi wabarakatuh.
No comments:
Post a Comment