Saturday, July 23, 2011

INDONESIA - EVENTS - HIGH LEVEL - Opening Remarks Gubernur Bank Indonesia

Opening Remarks
Joint High Level Conference In Islamic Finance
Bank Indonesia And Bank Negara Malaysia
Gubernur Bank Indonesia
Jakarta 18-19 July 2011



Bismillahir Rahmanir Rahim,
 
I respect Bp. Prof. Dr. Boediono, Vice President of the Republic of Indonesia,I respect Dr. Zeti Akhtar Aziz, Governor of Bank Negara Malaysia,I respect Raja Nazrin Shah, Financial Ambassador MIFC,CEOs, bankers sharia and the audience and gentlemen,
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
 
1. It is an honor for me to give exordium (opening remarks) on this very important event: The Joint High Level Conference in Islamic Finance (Bank Indonesia and Bank Negara Malaysia). First of all, we say Welcome to all conference participants, especially the speakers and participants from the neighbor country Malaysia. It is a joy for us and certainly also for the Bank Negara Malaysia to hold a joint high-level conference that brings together bankers and financial experts of Islamic sharia in both countries to mutually discuss the field of Islamic finance.
2. On this occasion also, on behalf of Bank Indonesia would like to express my very high appreciation and gratitude to all the committee from both Bank Indonesia and particularly from Bank Negara Malaysia which has managed to organize the event properly. As allied neighboring countries and has a good potential for Islamic banking and became a reference for other countries, it is proper we hold this event in order to enhance good relations between the two countries, especially Islamic finance industry relationships.Conference attendees are blessed of God Almighty,
3. As I expressed earlier, Indonesia has the Islamic banking industry is highly prospective and rapidly expanding over the last two decades. The annual growth of Islamic banking industry in Indonesia reached 38% last five years and last year the growth rate recorded 47%, quite high when compared with industry annual growth rate of Islamic banking world that only 10% -20%.
4. When compared with the year 1991/1992 when the first Islamic bank is present in Indonesia, now we have eleven Islamic banks and twenty-three business units of sharia (UUS) besides 151 Financing Bank Rakyat Syariah (BPRS). An increase in the number of Islamic banks quite rapidly which is also supported by the performance of Islamic banking is pretty good.
5. The development of Islamic banking industry in Indonesia is fully supported by the community, in addition to the scholars, governments and other concerned parties. Total deposits in Islamic banking continues to rise as well as financing provided. Interestingly, the average ratio and total deposits or financing Financing to Deposit Ratio (FDR) of Islamic banking industry over the last decade recorded 101.2% and in April 2011 at 95.2% which means the banking intermediary function quite well in the Islamic banking industry Indonesia .
6. Meanwhile, Malaysia is known as the leader of Islamic finance in Asia. Malaysia's Islamic finance has developed since 1983 when they founded the Institute for Haj Tubes, nearly ten years earlier than Indonesia. In contrast to Indonesia, the Islamic banking industry in Malaysia has dominated 22% of the total banking industry with twenty-two Islamic banks, including Islamic investment bank. Furthermore, Malaysia has also had the Islamic financial market has developed well, especially Sukuk market. For example, the share of domestic sukuk market in Malaysia has reached 72%, the highest market share in the world.
7. Obviously, the two countries, Indonesia and Malaysia have their advantages and disadvantages in the development of Islamic financial industry. Through this conference, expected to occur discussion among experts of Islamic finance, Islamic bankers and regulators to further develop the potential of Islamic finance in their respective countries.
8. For example, the number of very large Muslim population in Indonesia is an Islamic financial market with huge potential. Indonesia would like to know how the Malaysian experience in serving the domestic Islamic financial market to have a sizeable market share. In contrast, Malaysia using a top-down approach in encouraging the development of Islamic finance industry, with a very full support from the Malaysian government. Indonesia approaches that use bottom-up by relying entirely public support from various social strata will certainly be interesting to know Malaysia.Conference participants Ladies and Gentlemen,
9. Issues related to Islamic money market, product development, regulatory and legal aspects, infrastructure, the concepts of sharia, Islamic accounting standards, including Islamic financial cooperation relations between Indonesia and Malaysia will be elaborated during this event. Thank God, here I see the speakers are representatives from government, banking regulators and bankers from both Islamic countries. The results of this conference will hopefully further strengthen and accelerate the development of Islamic finance in Indonesia and Malaysia and the world generally.
10. In particular, discussion among us about the Islamic financial market, product development, accounting standards and concepts of Islamic sharia I expect to be able to generate thoughts and new ideas are constructive and creative ways to improve the quality Islamic banking services for customers not only Muslims but also the customer non-Muslims. We all know that the issue of Islamic finance today is no longer the domination of the Muslims but also non-Muslims. In fact, countries that are predominantly non-Muslim countries such as Japan, Korea and even Britain and France have opened Islamic finance development opportunities as widely as possible.Ladies and gentlemen,
11. I end this with the opening words of congratulations following the conference. I am sure, God willing, we will go forward to realize the Islamic financial industry that not only gives kemashlahatan for depositors and entrepreneurs but also society in general and the economies of both countries in particular. May Allah give blessings at this event so as to produce maximum benefits for us all, Amen robbal yes' alamin.
Thanks,
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.



Bismillahir Rahmanir Rahim,

Yang saya hormati Bp. Prof. Dr. Boediono, Wakil Presiden Republik Indonesia,
Yang saya hormati Dr. Zeti Akhtar Aziz, Gubernur Bank Negara Malaysia,
Yang saya hormati Raja Nazrin Shah, MIFC Financial Ambassador, 
Para CEO, bankir syariah dan hadirin sekalian,
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

1.     Adalah suatu kehormatan bagi saya untuk memberikan kata pembuka (opening remarks) pada event yang sangat penting ini: The Joint High Level Conference in Islamic Finance (Bank Indonesia and Bank Negara Malaysia). Pertama-tama, kami mengucapkan Selamat Datang kepada semua peserta conference terutama para pembicara dan peserta dari negeri Jiran Malaysia. Adalah suatu kebahagiaan bagi kami dan tentunya juga bagi Bank Negara Malaysia untuk mengadakan joint high level conference yang mempertemukan para bankir syariah dan pakar keuangan Islam di kedua negara untuk saling berdiskusi di bidang keuangan syariah.

2.     Pada kesempatan ini pula, atas nama Bank Indonesia saya ingin menyampaikan apresiasi yang sangat tinggi dan terima kasih kepada seluruh panitia baik dari Bank Indonesia dan terutama dari Bank Negara Malaysia yang telah berhasil meng-organize acara ini dengan baik. Sebagai negara serumpun yang bertetangga dan memiliki potensi perbankan syariah yang baik dan menjadi acuan bagi negara-negara lain, sudah selayaknya kita mengadakan acara ini demi meningkatkan hubungan baik kedua negara terutama hubungan industri keuangan syariah.   
Para peserta konferensi yang dirahmati Allah SWT,

3.     Seperti yang telah saya ungkapkan di awal, Indonesia mempunyai industri perbankan syariah yang sangat prospektif dan berkembang pesat selama dua dekade terakhir. Pertumbuhan tahunan industri perbankan syariah Indonesia mencapai 38% pada lima tahun terakhir dan tahun lalu angka pertumbuhan tersebut tercatat 47%, cukup tinggi apabila dibandingkan dengan angka pertumbuhan tahunan industri perbankan syariah dunia yang hanya 10%-20%.

4.     Apabila dibandingkan dengan tahun 1991/1992 ketika bank syariah pertama hadir di Indonesia, saat ini kita telah memiliki sebelas bank syariah dan dua puluh tiga unit usaha syariah (UUS) disamping 151 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Suatu pertambahan jumlah bank syariah yang cukup pesat yang didukung pula oleh kinerja perbankan syariah yang cukup baik.

5.     Perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia sepenuhnya didukung oleh masyarakat, selain para ulama, pemerintah dan pihak-pihak terkait lainnya. Jumlah simpanan di perbankan syariah terus meningkat demikian pula pembiayaan yang diberikan. Menariknya, rata-rata rasio pembiayaan dan total simpanan atau Financing to Deposit Ratio (FDR) industri perbankan syariah selama satu dekade terakhir tercatat 101,2% dan bulan April 2011 sebesar 95.2% yang artinya fungsi intermediasi perbankan berjalan cukup baik di industri perbankan syariah Indonesia.

6.     Sementara itu, Malaysia dikenal sebagai the leader of Islamic finance di kawasan Asia. Malaysia telah mengembangkan keuangan syariah sejak 1983 ketika mereka mendirikan Lembaga Tabung Haji, hampir sepuluh tahun lebih dahulu daripada Indonesia. Berbeda dengan Indonesia, industri perbankan syariah di Malaysia telah mendominasi 22% dari total industri perbankan dengan dua puluh dua bank syariah termasuk Islamic investment banks. Lebih jauh, Malaysia juga telah memiliki pasar keuangan syariah yang telah terbangun dengan baik terutama pasar Sukuk. Sebagai contoh, pangsa pasar sukuk domestik di Malaysia telah mencapai 72%, pangsa pasar yang tertinggi di dunia.  

7.     Tentunya, kedua negara, Indonesia dan Malaysia memiliki kelebihan dan kekurangan di dalam pengembangan industri keuangan syariah. Melalui konfrensi ini, diharapkan terjadi diskusi di antara para pakar keuangan syariah, bankir syariah dan regulator untuk lebih mengembangkan potensi keuangan syariah di negara masing-masing.

8.     Contohnya, jumlah penduduk muslim yang sangat besar di Indonesia merupakan pasar keuangan syariah yang sangat potensial. Indonesia tentunya ingin mengetahui bagaimana pengalaman Malaysia dalam melayani pasar keuangan syariah domestik hingga memiliki pangsa pasar yang cukup besar. Sebaliknya, Malaysia menggunakan pendekatan top-down di dalam mendorong perkembangan industri keuangan syariah, dengan dukungan yang sangat penuh dari pemerintah Malaysia. Pendekatan Indonesia yang menggunakan bottom-up dengan mengandalkan sepenuhnya dukungan masyarakat dari berbagai strata sosial tentunya akan menarik untuk diketahui Malaysia.   
Bapak dan Ibu peserta Conference yang saya hormati,

9.     Isu-isu terkait pasar uang syariah, pengembangan produk, peraturan dan aspek legal, infrastruktur, konsep-konsep syariah, standard akuntansi syariah termasuk hubungan kerjasama keuangan syariah antara Indonesia dan Malaysia akan dielaborasi selama acara ini. Alhamdulillah, di sini saya melihat para pembicara yang merupakan wakil dari pemerintah, regulator perbankan dan bankir-bankir syariah dari kedua negara. Hasil dari konfrensi ini semoga akan semakin memperkuat dan mempercepat perkembangan keuangan syariah di Indonesia dan Malaysia dan di dunia para umumnya.

10.            Khususnya, diskusi di antara kita mengenai pasar keuangan syariah, pengembangan produk, standard akuntansi syariah dan konsep-konsep syariah saya harapkan dapat menghasilkan pemikiran dan ide-ide baru yang konstruktif dan kreatif untuk meningkatkan kualitas layanan perbankan syariah tidak hanya bagi nasabah muslim namun juga nasabah non muslim. Kita semua mengetahui bahwa isu keuangan syariah saat ini bukan lagi dominasi kaum muslim namun juga non muslim. Bahkan, negara-negara yang mayoritas penduduknya non muslim seperti Jepang, Korea bahkan Inggris dan Prancis telah membuka peluang pengembangan keuangan syariah seluas-luasnya. 
Hadirin sekalian,

11.            Saya akhiri kata pembukaan ini dengan ucapan selamat mengikuti konferensi. Saya yakin, Insya Allah kita akan berjalan ke depan untuk mewujudkan industri keuangan syariah yang tidak hanya memberikan kemashlahatan bagi para deposan dan pengusaha namun juga masyarakat pada umumnya dan perekonomian kedua negara pada khususnya. Semoga Allah SWT memberikan keberkahan pada acara ini sehingga menghasilkan manfaat yang maksimal bagi kita semua, Amin ya robbal ‘alamin.

Terima kasih,

Wassalamu’alaikum Wr. Wb. 

No comments:

Post a Comment