Thursday, August 25, 2011

INDONESIA - BANKING - BI watches out for gold bubble

JAKARTA: Indonesian central bank could monitor whether there pengelembungan gold assets in mortgage transactions in line with the increase in commodity prices spike because of euphoria.

Deputy Governor of Bank Indonesia Halim Alamsyah said today it was examined with the high demand for gold pawn transaction on the national banking system. (source)

"We still observe this pledge gold, whether it can cause a bubble or not, because no accumulation of gold in the bank," he said in an interactive discussion show Making Indonesia Sharia Banking Center this afternoon.

He expressed no problem actually gold pawning practices in national banks, but with the accumulation of gold whether it is reasonably safe as banking and customer himself.

Halim Rp570.000 exemplifies the gold price per gram, customers can invest Rp57 million per 100 grams. With a pledge of 70% -80% they could get more funding of about Rp45 million and could then buy more gold to be pawned.

According to him, no matter if gold prices continue to rise, but if the commodity price decline would be a disaster for banks. Because customers could have left the gold in the bank because its value is lower than the cash on hand.

"Actually, if the pawn gold is okay, no problem. But, if you continue to accumulate gold, and prices go down how? If he's down (price) losses. Meanwhile the customer know, mending not taken because of a loss. This could be a problem. Now we carefully, "he said. (parachute)

BI waspadai penggelembungan aset gadai emas

Large_bi

JAKARTA: Bank Indonesia tengah memantau apakah bisa terjadi pengelembungan aset pada gadai emas sejalan dengan peningkatan transaksi komoditas tersebut karena eforia lonjakan harga.
 
Deputi Gubernur Bank Indonesia Halim Alamsyah mengatakan saat ini pihaknya tengah meneliti gadai emas seiring tingginya permintaan transaksi tersebut pada sistem perbankan nasional.
 
"Kami masih mengamati gadai emas ini, apakah bisa menimbulkan bubble apa tidak, karena ada penumpukan emas di bank," ujarnya dalam acara diskusi interaktif Menjadikan Indonesia Pusat Perbankan Syariah sore ini.
 
Dia mengutarakan sebenarnya tak masalah praktik gadai emas di perbankan nasional, tetapi dengan adanya penumpukan emas apakah hal tersebut cukup aman bagai perbankan dan nasabah sendiri.
 
Halim mencontohkan dengan harga emas Rp570.000 per gram, nasabah bisa menginvestasikan Rp57 juta per 100 gram. Dengan gadai sebesar 70%-80% mereka bisa mendapatkan lagi dana sekitar Rp45 juta dan kemudian bisa dibelikan lagi emas untuk digadaikan.
 
Menurut dia, tak masalah jika harga emas terus naik, tetapi apabila harga komoditas tersebut menurun akan menjadi musibah bagi perbankan. Pasalnya nasabah bisa saja meninggalkan emas di bank karena nilainya lebih rendah dari uang yang dipegang.
 
"Sebenarnya kalau gadai emas boleh saja, nggak ada masalah. Tapi, kalau terus menumpuk emas, dan harga turun gimana? Kalau turun dia (harga) rugi. Sementara itu nasabah tahu, mending nggak diambil karena rugi. Ini bisa jadi masalah. Kini kami teliti," tegasnya. (sut)
 

No comments:

Post a Comment