"Growth in assets by 40 percent or 50 percent. If the growth was only 3 percent of the national banking market share, when to be an economic solution?" Riawan said to Reuters. (source)
Riawan said Islamic banking as part of Islamic economics should be a remedy for the conventional financial system is now implemented in many countries, including Indonesia. "In the economic system (financial) they are now, money is not reflecting the real sector. But, the movement of the real sector is determined by money supply," said Riawan.
According Riawan, the base of the global economic crisis is not gold or silver are used as standards in the financial system, but the U.S. dollar. "So, the challenge is not bringing up Islamic banks. The challenge eliminate usurious transactions that exist in the conventional banking system," said Riawan. "I see this (Islamic finance) part of a grand plot to save the financial system."
Based on the report of Bank Indonesia, total assets of Islamic banking in August 2011 reached Rp 120 trillion. Assets of Islamic banks (BUS) and sharia business unit (UUS) to Rp 116 trillion. Meanwhile, Bank Rakyat Syariah Financing (SRB) reached Rp 3.7 trillion.
Total assets in December 2010 reached Rp100, 26 trillion by BUS and UUS details of Rp 97.52 trillion and Rp 2.74 trillion SRB. Meanwhile, in the third quarter of 2010 the number of bank branches and business units sharia sharia into 1388 than in the same period of 2009 with 924 offices.
Pertumbuhan Perbankan Syariah Belum
Selesaikan Masalah Ekonomi
Minggu, 25 September 2011 09:50 WIB
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi
Bank Syariah Indonesia (Asbisindo), A Riawan Amin, mengatakan
pertumbuhan perbankan syariah nasional belum menyelesaikan permasalahan
perekonomian nasional.
"Pertumbuhan aset sebesar 40 persen atau 50 persen. Kalau pertumbuhan itu hanya 3 persen dari pangsa pasar perbankan nasional, kapan mau jadi solusi ekonomi?" kata Riawan kepada Antara.
Riawan mengatakan perbankan syariah sebagai bagian dari ekonomi syariah harus menjadi obat bagi sistem keuangan konvensional yang sekarang diimplementasikan di banyak negara, termasuk Indonesia. "Dalam sistem ekonomi (keuangan) yang ada sekarang, uang itu tidak mencerminkan sektor riil. Tapi, pergerakan sektor riil itu ditentukan oleh uang yang beredar," kata Riawan.
Menurut Riawan, pangkal dari krisis ekonomi global adalah bukan emas atau perak yang dijadikan standar dalam sistem keuangan, tapi dolar AS. "Jadi, tantangannya bukan membesarkan bank syariah. Tantangannya menghilangkan transaksi riba yang ada dalam sistem perbankan konvensional," kata Riawan. "Saya melihat ini (keuangan syariah) bagian dari skenario besar untuk menyelamatkan sistem keuangan negara."
Berdasarkan laporan Bank Indonesia, aset total perbankan syariah pada Agustus 2011 mencapai Rp 120 triliun. Aset bank umum syariah (BUS) dan unit usaha syariah (UUS) mencapai Rp 116 triliun. Sedangkan, Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) mencapai Rp 3,7 triliun.
Aset total pada Desember 2010 mencapai Rp100,26 triliun dengan rincian BUS dan UUS sebesar Rp 97,52 triliun dan BPRS sebesar Rp 2,74 triliun. Sementara, pada triwulan ketiga 2010 jumlah kantor bank umum syariah dan unit usaha syariah menjadi 1388 dibanding pada periode yang sama 2009 dengan 924 kantor.
Source : http://www.republika.co.id/berita/syariah/keuangan/11/09/25/ls1zgy-pertumbuhan-perbankan-syariah-belum-selesaikan-masalah-ekonomi - Sept 25, 2011 - google translate
"Pertumbuhan aset sebesar 40 persen atau 50 persen. Kalau pertumbuhan itu hanya 3 persen dari pangsa pasar perbankan nasional, kapan mau jadi solusi ekonomi?" kata Riawan kepada Antara.
Riawan mengatakan perbankan syariah sebagai bagian dari ekonomi syariah harus menjadi obat bagi sistem keuangan konvensional yang sekarang diimplementasikan di banyak negara, termasuk Indonesia. "Dalam sistem ekonomi (keuangan) yang ada sekarang, uang itu tidak mencerminkan sektor riil. Tapi, pergerakan sektor riil itu ditentukan oleh uang yang beredar," kata Riawan.
Menurut Riawan, pangkal dari krisis ekonomi global adalah bukan emas atau perak yang dijadikan standar dalam sistem keuangan, tapi dolar AS. "Jadi, tantangannya bukan membesarkan bank syariah. Tantangannya menghilangkan transaksi riba yang ada dalam sistem perbankan konvensional," kata Riawan. "Saya melihat ini (keuangan syariah) bagian dari skenario besar untuk menyelamatkan sistem keuangan negara."
Berdasarkan laporan Bank Indonesia, aset total perbankan syariah pada Agustus 2011 mencapai Rp 120 triliun. Aset bank umum syariah (BUS) dan unit usaha syariah (UUS) mencapai Rp 116 triliun. Sedangkan, Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) mencapai Rp 3,7 triliun.
Aset total pada Desember 2010 mencapai Rp100,26 triliun dengan rincian BUS dan UUS sebesar Rp 97,52 triliun dan BPRS sebesar Rp 2,74 triliun. Sementara, pada triwulan ketiga 2010 jumlah kantor bank umum syariah dan unit usaha syariah menjadi 1388 dibanding pada periode yang sama 2009 dengan 924 kantor.
Source : http://www.republika.co.id/berita/syariah/keuangan/11/09/25/ls1zgy-pertumbuhan-perbankan-syariah-belum-selesaikan-masalah-ekonomi - Sept 25, 2011 - google translate
No comments:
Post a Comment