Jakarta, (6 / 10) - Up to 5 years, Islamic banking needs 50 thousand Islamic bankers. This was revealed by observers from the Islamic Economic Trisakti University, Prof. Dr. Sofyan Syafri Harahap. "The need for human resources is an urgent need for Islamic banking. Until the next 5 years it takes at least 50 thousand Islamic bankers," he said on the sidelines pkesinteraktif.com Handover ceremony Position Dean of the Faculty of Economics Trisakti, Thursday (6 / 10), in Jakarta . (source)
He explained the need for Islamic bankers may be more than 50 thousand numbers, especially if the Islamic banking sector entry into microfinance.
"If Islamic banks are all entered into the micro sector of the need for Islamic bankers can be more than that, because the micro is needed to deal a lot of people," he explained.
Sofyan also admitted that to date 70% of bankers in Islamic banking is a banker who comes from conventional banks. As for for the pure Islamic bankers there are only 5%. "It is now our (Islamic banks) are still plowing of the conventional, that purely is still small," he added.
He considered the role of government in this very slow Kemendiknas handle them. Evidently the new year the government through the Ministry of National Education will permit the opening of Islamic Economics courses.
"Just this year the course opening exit permit Islamic Economics. So they (the government) is very slow. They have no commitment to developing Islamic Economics in the country," he concluded. (Ul)
Perbankan Syariah Butuh 50 Ribu Bankir
Jakarta, (6/10)- Sampai 5 tahun kedepan, perbankan syariah
membutuhkan 50 ribu bankir syariah. Hal tersebut diungkapkan pengamat
Ekonomi Syariah dari Universitas Trisakti, Prof. Dr. Sofyan Syafri
Harahap. "Kebutuhan akan SDM adalah kebutuhan mendesak bagi perbankan
syariah. Hingga 5 tahun kedepan dibutuhkan setidaknya 50 ribu bankir
syariah," ungkapnya pada pkesinteraktif.com di sela-sela acara Serah
Terima Jabatan Dekan Fakultas Ekonomi Trisakti, Kamis (6/10), di
Jakarta.
Ia menjelaskan kebutuhan akan bankir syariah bisa jadi lebih dari angka 50 ribu, terlebih jika perbankan syariah masuk ke sektor mikro.
"Jika bank syariah semuanya masuk ke sektor mikro maka kebutuhan akan bankir syariah bisa lebih dari itu, karena untuk mengurusi mikro memang dibutuhkan banyak orang," jelasnya.
Sofyan juga mengakui jika sampai saat ini 70 % bankir di perbankan syariah merupakan bankir yang berasal dari bank konvensional. Sedangkan untuk untuk murni bankir syariah hanya ada 5 %. "Memang saat ini kita (bank syariah) masih membajak dari konvensional, yang murni masih sedikit," imbuhnya.
Ia menilai peran pemerintah dalam hal ini Kemendiknas sangat lamban menangani hal tersebut. Terbukti baru tahun ini pemerintah melalui Kemendiknas memberikan ijin akan pembukaan program studi Ekonomi Syariah.
"Baru tahun ini keluar ijin pembukan program studi Ekonomi Syariah. Jadi mereka (pemerintah) sangat lamban. Mereka tidak punya komitmen kembangkan Ekonomi Syariah di negeri ini," pungkasnya. (Ul)
Ia menjelaskan kebutuhan akan bankir syariah bisa jadi lebih dari angka 50 ribu, terlebih jika perbankan syariah masuk ke sektor mikro.
"Jika bank syariah semuanya masuk ke sektor mikro maka kebutuhan akan bankir syariah bisa lebih dari itu, karena untuk mengurusi mikro memang dibutuhkan banyak orang," jelasnya.
Sofyan juga mengakui jika sampai saat ini 70 % bankir di perbankan syariah merupakan bankir yang berasal dari bank konvensional. Sedangkan untuk untuk murni bankir syariah hanya ada 5 %. "Memang saat ini kita (bank syariah) masih membajak dari konvensional, yang murni masih sedikit," imbuhnya.
Ia menilai peran pemerintah dalam hal ini Kemendiknas sangat lamban menangani hal tersebut. Terbukti baru tahun ini pemerintah melalui Kemendiknas memberikan ijin akan pembukaan program studi Ekonomi Syariah.
"Baru tahun ini keluar ijin pembukan program studi Ekonomi Syariah. Jadi mereka (pemerintah) sangat lamban. Mereka tidak punya komitmen kembangkan Ekonomi Syariah di negeri ini," pungkasnya. (Ul)
No comments:
Post a Comment