REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Funding of cheap funds (savings and current accounts) and expensive funds (deposits) in BNI Syariah still predicted to grow by 30 percent. This growth will be supported from the increasing public interest in cheap funds of Islamic banks.
Value of funding or the Third Party Funds (TPF) in targeted next year could increase from 2 to 2.5 trillion USD. While BNI Syariah deposits as of end of November reached Rp 7 trillion. "Society interest is now growing steadily, more and more interest to the cheap funding," said Director of Business BNI Syariah, Bambang Widjanarko, Wednesday (28/12). (source)
Value of funding or the Third Party Funds (TPF) in targeted next year could increase from 2 to 2.5 trillion USD. While BNI Syariah deposits as of end of November reached Rp 7 trillion. "Society interest is now growing steadily, more and more interest to the cheap funding," said Director of Business BNI Syariah, Bambang Widjanarko, Wednesday (28/12). (source)
Growth funding, he added, will be supported strong domestic economy. Europe's debt crisis is predicted to be relatively minor in the country. In addition, the rise in Indonesia's debt rating to be worth the investment would create a stronger economic conditions.
As for financing, BNI Syariah 40-50 percent growth target. Financing that has been distributed as of November 2011 has reached USD 6 trillion. Bank ready for next year will still focus on the retail sector and consumer financing.
Retail and consumer finance sector will rely on two products that is housing Griya iB Hasanah Hasanah and card financing. Next year, BNI Syariah targeting can channel Griya Hasanah financing of up to Rp 3 trillion.
As for the card Hasanah, BNI Syariah targeting could raise up to 150 thousand cards. Of that amount, outstanding financing is estimated to reach Rp 278 billion. While in late November 2011, the value of card transactions Hasanah has reached Rp 516 billion. In addition to these sectors, BNI Syariah will serve commercial financing. But its value will not be more than 20 percent of the financing portfolio.
Commercial financing channeled into infrastructure sector is still dominated with a ceiling of more than Rp 10 billion. By the end of November 2011, commercial financing channeled reach USD 1 trillion.
BNI Syariah Optimis Naikkan Pendanaan 30 Persen
Rabu, 28 Desember 2011 16:40 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pendanaan dari dana murah (tabungan dan giro) dan dana mahal (deposito) di BNI Syariah diprediksi masih bisa tumbuh hingga 30 persen. Pertumbuhan ini akan ditopang dari semakin banyaknya minat masyarakat pada dana murah bank syariah.
Nilai pendanaan atau Dana Pihak Ketiga (DPK) pada tahun depan ditarget bisa bertambah Rp 2-2,5 triliun. Sementara DPK BNI Syariah per akhir November mencapai Rp 7 triliun. "Animo masyarakat sekarang tumbuh terus, makin banyak minat ke dana murah," ujar Direktur Bisnis BNI Syariah, Bambang Widjanarko, Rabu (28/12).
Pertumbuhan pendanaan tersebut, lanjut dia, akan didukung kuatnya ekonomi dalam negeri. Krisis utang Eropa diprediksi tidak akan berpengaruh besar di Tanah Air. Selain itu, kenaikan peringkat utang Indonesia menjadi layak investasi akan membuat kondisi ekonomi semakin kuat.
Sementara untuk pembiayaan, BNI Syariah menarget pertumbuhan 40-50 persen. Pembiayaan yang sudah tersalurkan per November 2011 telah mencapai Rp 6 triliun. BNI Syariah pada tahun depan masih akan fokus pada pembiayaan sektor ritel dan konsumer.
Pembiayaan sektor ritel dan konsumer akan mengandalkan dua produk yakni perumahan Griya iB Hasanah dan kartu pembiayaan Hasanah. Tahun depan, BNI Syariah menarget dapat menyalurkan pembiayaan Griya Hasanah hingga Rp 3 triliun.
Sementara untuk kartu Hasanah, BNI Syariah menarget bisa menaikkan hingga menjadi 150 ribu kartu. Dari jumlah itu, outstanding pembiayaan diperkirakan bisa mencapai Rp 278 miliar. Sementara pada akhir November 2011, nilai transaksi kartu Hasanah telah mencapai Rp 516 miliar. Selain kedua sektor tersebut, BNI Syariah akan melayani pembiayaan komersil. Tapi nilainya tidak akan lebih dari 20 persen dari portofolio pembiayaan.
Pembiayaan komersil yang tersalurkan masih didominasi ke sektor infrastruktur dengan plafon lebih dari Rp 10 miliar. Hingga akhir November 2011, pembiayaan komersil yang tersalurkan mencapai Rp 1 triliun.
Nilai pendanaan atau Dana Pihak Ketiga (DPK) pada tahun depan ditarget bisa bertambah Rp 2-2,5 triliun. Sementara DPK BNI Syariah per akhir November mencapai Rp 7 triliun. "Animo masyarakat sekarang tumbuh terus, makin banyak minat ke dana murah," ujar Direktur Bisnis BNI Syariah, Bambang Widjanarko, Rabu (28/12).
Pertumbuhan pendanaan tersebut, lanjut dia, akan didukung kuatnya ekonomi dalam negeri. Krisis utang Eropa diprediksi tidak akan berpengaruh besar di Tanah Air. Selain itu, kenaikan peringkat utang Indonesia menjadi layak investasi akan membuat kondisi ekonomi semakin kuat.
Sementara untuk pembiayaan, BNI Syariah menarget pertumbuhan 40-50 persen. Pembiayaan yang sudah tersalurkan per November 2011 telah mencapai Rp 6 triliun. BNI Syariah pada tahun depan masih akan fokus pada pembiayaan sektor ritel dan konsumer.
Pembiayaan sektor ritel dan konsumer akan mengandalkan dua produk yakni perumahan Griya iB Hasanah dan kartu pembiayaan Hasanah. Tahun depan, BNI Syariah menarget dapat menyalurkan pembiayaan Griya Hasanah hingga Rp 3 triliun.
Sementara untuk kartu Hasanah, BNI Syariah menarget bisa menaikkan hingga menjadi 150 ribu kartu. Dari jumlah itu, outstanding pembiayaan diperkirakan bisa mencapai Rp 278 miliar. Sementara pada akhir November 2011, nilai transaksi kartu Hasanah telah mencapai Rp 516 miliar. Selain kedua sektor tersebut, BNI Syariah akan melayani pembiayaan komersil. Tapi nilainya tidak akan lebih dari 20 persen dari portofolio pembiayaan.
Pembiayaan komersil yang tersalurkan masih didominasi ke sektor infrastruktur dengan plafon lebih dari Rp 10 miliar. Hingga akhir November 2011, pembiayaan komersil yang tersalurkan mencapai Rp 1 triliun.
No comments:
Post a Comment