Since the issuance of Islamic Law No. 21 In 2008, Islamic banking has a significant spike. Indonesia Islamic banking is more developed than Bahrain. This favorable development is not likely to be used for the management of state finances. (source)
There are several things that make Islamic banking in Indonesia grew very rapidly. One is the completeness of the rules and institutions governing authority of Islamic economics. In Indonesia, it is more complete than in any other country that carries the Islamic banking.
Only industrial development of sharia in Indonesia had to face various challenges in each step. There are several challenges that must be addressed, namely gencaran socialization and education, and enhance innovation in services. "The industry also needs to satisfy sharia human resources to minimize the gap between Islamic and conventional industries," said Deputy Governor of Bank Indonesia, Halim Alamsyah, the Islamic Summit HR event at Le Meridien, Wednesday (11/4).
Chairman of the Shariah Economic Community, Muliaman D Hadad, said there needs to be a consortium of Islamic finance to become a reference for Islamic banking and industry in developing its human resources. The consortium is referred to by the people and institutions to design courses for teaching kembudian Islamic industry is not making this up. The results of this consortium can be a role model for masyaraka to open the course in line with industry demand. "It's kind of an agreed upon certification by the Islamic industry," said Hadad. This consortium should be made to be used as a handle for anyone looking to develop the Islamic industry.
Hadad said many Islamic financial terms are still not understood by the common people. Although it makes recommendations to the Islamic banking, people are still confused use of terms used. They tend to still use the terms konveensional. In Malaysia alone decided to take a shortcut, Hadad said. They tend to add the word 'Islam' in the back of the banking term indicating that banks are Islamic banking, such as 'saving' and 'saving Islam'.
Therefore, Indonesia itself should build character by empowering the community. This character development can be done by educating the public. Given this education will be broader customer base. Expansion of customer base will enhance the growth of Islamic banking.
Talking about education, not just the people that need to be educated about Islamic finance. Islamic industry officials also need to be given education, because they play an important role in the development of Islamic banking. Vice President of Bank Syariah Mandiri (BSM), Eka B Danuwirana, said that not only educate employees about the work she is doing according to their field, but also to do development so that the employee understands exactly what he was doing.
BSM has a management staff that is integrated with the company's strategic plan. In addition to regular teaching what they do, employees are given the opportunity to develop themselves. "We gave them insights through graduate education," said Eka.
The employees are also given training which aims to provide a deeper understanding of the Islamic industry. Employees are also given guidance through mentoring, and training. It aims to provide refresher and continuing understanding of the human resources industry because sharia is still very young. Training conducted at BSM for 48 hours. Eka continues, HR needs to be developed so that they thrive in the company as well as a positive influence on the growth of the company.
The principle of transparency should be applied in human resource management. Also affect the attitude of a leader in human resource development of sharia. A leader must set an example among the employees. For example, Eka said, if an employee's late leader banned, so he must not come too late.
Something similar is said by the Head of HR Resourcing PT Bank Permata, Andi Irawan Dalimunthe. He said a good leader is the last key employee in a company, including companies based syariah.Ketika leaders carry out their duties properly, employees will last longer. "About 80 percent of employees resign as leader," he said.
Inilah Tantangan Terbesar Industri Syariah
Sabtu, 14 April 2012, 06:12 WIB
Republika/Wihdan Hidayat
BNI Syariah
Berita Terkait
REPUBLIKA.CO.ID, Industri syariah dalam lima tahun terakhir tumbuh pesat. Total aset yang dimiliki perbankan syariah di Indonesia meningkat dari posisi ke-17 ke posisi ke-13 dunia. Hal ini berarti animo pertumbuhan industri syariah di Indonesia masih tinggi. Hebatnya, pertumbuhan ini masih bisa lebih tinggi lagi.
Sejak dikeluarkannya Undang-undang syariah No. 21 tahun 2008, perbankan syariah mengalami lonjakan yang signifikan. Perbankan syariah Indonesia lebih berkembang dibandingkan Bahrain. Perkembangan yang baik ini bukan tidak mungkin akan bisa digunakan untuk pengelolaan keuangan negara.
Ada beberapa hal yang membuat perbankan syariah di Indonesia tumbuh sangat pesat. Salah satunya adalah kelengkapan aturan main serta lembaga otoritas yang mengatur ekonomi syariah. Di Indonesia, hal tersebut lebih lengkap dibandingkan di negara lain yang mengusung perbankan syariah.
Hanya saja perkembangan industri syariah di Indonesia harus menghadapi berbagai tantangan di setiap langkahnya. Ada beberapa tantangan yang harus segera diatasi, yaitu gencaran sosialisasi dan edukasi serta mempertinggi inovasi dalam layanan. "Industri syariah juga perlu memenuhi sumber daya manusia untuk memperkecil gap antara industri syariah dan konvensional," tutur Deputi Gubernur Bank Indonesia, Halim Alamsyah, dalam acara HR Syariah Summit di Le Meridien, Rabu (11/4).
Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah, Muliaman D Hadad, menuturkan perlu ada konsorsium keuangan syariah untuk menjadi acuan bagi perbankan dan industri syariah dalam mengembangkan sumber daya manusianya. Konsorsium ini diacu oleh masyarakat dan lembaga untuk kembudian mendesain ajaran agar pengajaran industri syariah tidak mengada-ada. Hasil konsorsium ini bisa menjadi panutan bagi masyaraka untuk membuka kursus yang sejalan dengan permintaan industri. "Ini semacam sertifikasi yang disepakati oleh industri syariah," tutur Muliaman. Konsorsium ini perlu dilakukan untuk digunakan sebagai pegangan bagi siapapun yang ingin mengembangkan industri syariah.
Muliaman menambahkan, banyak istilah ekonomi syariah yang masih belum dipahami oleh masyarakat awam. Meskipun sudah begabung dengan perbankan syariah, masyarakat masih bingung menggunakan istilah-istilah yang dipakai. Mereka cenderung masih memakai istilah-istilah konveensional. Di Malaysia sendiri memutuskan untuk mengambil jalan pintas, kata Muliaman. Mereka cenderung menambahkan kata 'Islam' di belakang istilah perbankan yang menunjukkan perbankan tersebut merupakan perbankan syariah, misalnya 'tabungan' dan 'tabungan islam'.
Oleh karena itu Indonesia sendiri harus membangun karakter dengan memberdayakan masyarakat. Pembangunan karakter ini bisa dilakukan dengan memberikan edukasi kepada masyarakat. Dengan adanya edukasi ini customer base akan lebih luas. Perluasan customer base akan mempertinggi pertumbuhan perbankan syariah.
Berbicara soal edukasi, tidak hanya masyarakat saja yang perlu diedukasi mengenai keuangan syariah. Pegawai industri syariah juga perlu diberikan edukasi, karena mereka memegang peranan penting dalam perkembangan perbankan syariah. Vice President Bank Syariah Mandiri (BSM), Eka B Danuwirana, menuturkan edukasi pegawai tidak melulu mengenai pekerjaan yang ia lakukan sesuai bidangnya, namun juga harus dilakukan pengembangan agar si pegawai memahami betul apa yang ia lakukan.
BSM memiliki pengelolaan pegawai yang terintegrasi dengan rencana strategis perusahaan. Selain mengajarkan apa yang rutin mereka lakukan, pegawai juga diberi kesempatan untuk mengembangkan diri. "Kami beri mereka wawasan melalui pendidikan pascasarjana," tutur Eka.
Para pegawai juga diberi pelatihan-pelatihan yang bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mengenai industri syariah. Pegawai juga diberi pengarahan melalui mentoring, serta diklat. Hal ini bertujuan untuk memberikan penyegaran dan pemahaman yang terus-menerus kepada SDM karena industri syariah masih sangat muda. Diklat dilakukan di BSM selama 48 jam. Eka melanjutkan, SDM perlu dilakukan pembinaan agar mereka berkembang dengan baik di dalam perusahaan serta memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan perusahaan.
Prinsip transparansi harus diterapkan dalam pengelolaan SDM. Sikap seorang pemimpin juga berpengaruh pada pembinaan SDM syariah. Seorang pemimpin harus menjadi contoh di kalangan pegawai. Misalnya, kata Eka, jika pemimpin melarang pegawai terlambat datang, maka ia pun tidak boleh datang terlambat.
Hal serupa dikatakan oleh Kepala HR Resourcing PT Bank Permata, Andi Irawan Dalimunthe. Ia menuturkan pemimpin yang baik merupakan kunci bertahan pegawai di sebuah perusahaan, termasuk perusahaan berbasis syariah.Ketika pemimpin menjalankan tugasnya dengan baik, pegawai akan bertahan lebih lama. "Sekitar 80 persen pegawai resign karena pemimpin," kata dia.
Sejak dikeluarkannya Undang-undang syariah No. 21 tahun 2008, perbankan syariah mengalami lonjakan yang signifikan. Perbankan syariah Indonesia lebih berkembang dibandingkan Bahrain. Perkembangan yang baik ini bukan tidak mungkin akan bisa digunakan untuk pengelolaan keuangan negara.
Ada beberapa hal yang membuat perbankan syariah di Indonesia tumbuh sangat pesat. Salah satunya adalah kelengkapan aturan main serta lembaga otoritas yang mengatur ekonomi syariah. Di Indonesia, hal tersebut lebih lengkap dibandingkan di negara lain yang mengusung perbankan syariah.
Hanya saja perkembangan industri syariah di Indonesia harus menghadapi berbagai tantangan di setiap langkahnya. Ada beberapa tantangan yang harus segera diatasi, yaitu gencaran sosialisasi dan edukasi serta mempertinggi inovasi dalam layanan. "Industri syariah juga perlu memenuhi sumber daya manusia untuk memperkecil gap antara industri syariah dan konvensional," tutur Deputi Gubernur Bank Indonesia, Halim Alamsyah, dalam acara HR Syariah Summit di Le Meridien, Rabu (11/4).
Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah, Muliaman D Hadad, menuturkan perlu ada konsorsium keuangan syariah untuk menjadi acuan bagi perbankan dan industri syariah dalam mengembangkan sumber daya manusianya. Konsorsium ini diacu oleh masyarakat dan lembaga untuk kembudian mendesain ajaran agar pengajaran industri syariah tidak mengada-ada. Hasil konsorsium ini bisa menjadi panutan bagi masyaraka untuk membuka kursus yang sejalan dengan permintaan industri. "Ini semacam sertifikasi yang disepakati oleh industri syariah," tutur Muliaman. Konsorsium ini perlu dilakukan untuk digunakan sebagai pegangan bagi siapapun yang ingin mengembangkan industri syariah.
Muliaman menambahkan, banyak istilah ekonomi syariah yang masih belum dipahami oleh masyarakat awam. Meskipun sudah begabung dengan perbankan syariah, masyarakat masih bingung menggunakan istilah-istilah yang dipakai. Mereka cenderung masih memakai istilah-istilah konveensional. Di Malaysia sendiri memutuskan untuk mengambil jalan pintas, kata Muliaman. Mereka cenderung menambahkan kata 'Islam' di belakang istilah perbankan yang menunjukkan perbankan tersebut merupakan perbankan syariah, misalnya 'tabungan' dan 'tabungan islam'.
Oleh karena itu Indonesia sendiri harus membangun karakter dengan memberdayakan masyarakat. Pembangunan karakter ini bisa dilakukan dengan memberikan edukasi kepada masyarakat. Dengan adanya edukasi ini customer base akan lebih luas. Perluasan customer base akan mempertinggi pertumbuhan perbankan syariah.
Berbicara soal edukasi, tidak hanya masyarakat saja yang perlu diedukasi mengenai keuangan syariah. Pegawai industri syariah juga perlu diberikan edukasi, karena mereka memegang peranan penting dalam perkembangan perbankan syariah. Vice President Bank Syariah Mandiri (BSM), Eka B Danuwirana, menuturkan edukasi pegawai tidak melulu mengenai pekerjaan yang ia lakukan sesuai bidangnya, namun juga harus dilakukan pengembangan agar si pegawai memahami betul apa yang ia lakukan.
BSM memiliki pengelolaan pegawai yang terintegrasi dengan rencana strategis perusahaan. Selain mengajarkan apa yang rutin mereka lakukan, pegawai juga diberi kesempatan untuk mengembangkan diri. "Kami beri mereka wawasan melalui pendidikan pascasarjana," tutur Eka.
Para pegawai juga diberi pelatihan-pelatihan yang bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mengenai industri syariah. Pegawai juga diberi pengarahan melalui mentoring, serta diklat. Hal ini bertujuan untuk memberikan penyegaran dan pemahaman yang terus-menerus kepada SDM karena industri syariah masih sangat muda. Diklat dilakukan di BSM selama 48 jam. Eka melanjutkan, SDM perlu dilakukan pembinaan agar mereka berkembang dengan baik di dalam perusahaan serta memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan perusahaan.
Prinsip transparansi harus diterapkan dalam pengelolaan SDM. Sikap seorang pemimpin juga berpengaruh pada pembinaan SDM syariah. Seorang pemimpin harus menjadi contoh di kalangan pegawai. Misalnya, kata Eka, jika pemimpin melarang pegawai terlambat datang, maka ia pun tidak boleh datang terlambat.
Hal serupa dikatakan oleh Kepala HR Resourcing PT Bank Permata, Andi Irawan Dalimunthe. Ia menuturkan pemimpin yang baik merupakan kunci bertahan pegawai di sebuah perusahaan, termasuk perusahaan berbasis syariah.Ketika pemimpin menjalankan tugasnya dengan baik, pegawai akan bertahan lebih lama. "Sekitar 80 persen pegawai resign karena pemimpin," kata dia.
Redaktur: Heri Ruslan
Reporter: Friska Yolandha
No comments:
Post a Comment