Friday, July 29, 2011

INDONESIA - BANKING - BRI Syariah Financing precious metals exceeds USD 15 Billion

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Sharia recorded significant achievements in gold-based financing, ownership of precious metals (KLM). The product which was launched in June 2011 and is now up to Rp 15 billion.
According to Chief of Retail Banking Sharia BRI Khairullah KLM emergence as a new innovation in Islamic banking business led to KLM's got a good appreciation in the market. ''This product is desirable because it offers the gold purchases in installments,''he told reporters when met in Sharia BRI Gathering on Thursday (28 / 7). (source)

During one month of its launch, he said total customer has reached 460 to 500 people. Short tenor dominates the increase KLM, where customers liked pencicilan gold for 24 months and 36 months with a total weight of 24 to 100 grams of gold.
''Now the composition of KLM is still below 10 percent of the total financing,''he explained. But he is optimistic, BRI Syariah KLM could reach the target until the end of Rp 500 billion. Khairullah said that socialization will continue to be done through the branches to develop KLM.
He said will continue to evaluate the organization to continuously improve marketing systems KLM.''We also do special programs,''he said. For the Eid day, the Sharia BRI to prepare the program KLM gold prizes.
According to Head Product Development Department Maryana Jonah, one of the causes of KLM with short tenures favored investing public interest related to the needs that have been planned. 'Maybe they need to invest schoolchildren or hajj three to five years,''he explained.
KLM targeting middle-class individuals who already have savings or time deposits, but still want to invest through a precious metal. This financing has a tenor ranging from six to 15 years.To start financing the customer must pay a deposit of 15 percent of the price of gold. BRI Syariah use Qard and Ijarah contract.
Qard is a loan contract with a provision requiring the customer to return the funds received by the customer where the bank levy fee (ujrah). Ijara is an agreement to transfer funds right to the benefits of a good or service.
In addition to KLM, pawning gold is trying to finance another gold tilled Syariah BRI. Financing is now increased to Rp 760 billion from the position in December 2010 to Rp 626.67 billion. In contrast to KLM is still pioneering. Gold Pawn public interest in a number of areas such as Padang, Pekanbaru, Surabaya and Makassar.
In addition, for other financing, micro, retail and consumer financing is targeted to dominate up to 80 percent. BRI Syariah also expansionary boost loan product (mortgage), the bailout hajj (DTH), bailouts Umrah (DTU) and the micro.
Earlier in the first half of 2011, BRI Syariah assets recorded an increase of 12 percent to Rp 7.7 trillion, from Rp 6.9 trillion in March 2011. Funding increased to Rp 6 trillion from Rp 5.8 trillion, while the previous third party funds (TPF) to Rp 6.35 trillion from Rp 5.8 trillion previously.
Until the end of 2011, BRI Syariah target assets reached Rp 10 trillion. Financing is expected to break the Rp 9.9 trillion, while deposits of Rp 9 trillion. BRI Syariah in operation since January 2009. Subsidiary of the BRI has 100 branch offices, 155 units and 75 units of micro-pawn.

Pembiayaan KLM BRI Syariah Tembus Rp 15 Miliar

Kamis, 28 Juli 2011 20:04 WIB
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Syariah mencatat pencapaian signifikan pada pembiayaan berbasis emas, kepemilikan logam mulia (KLM). Produk yang diluncurkan Juni 2011 lalu ini, kini mencapai Rp 15 miliar.

Menurut Chief of Retail Banking BRI Syariah Khairullah kemunculan KLM sebagai inovasi baru dalam bisnis perbankan syariah menyebabkan KLM mendapat apresiasi baik di pasar. ''Produk ini memang diinginkan karena menawarkan pembelian emas dengan mencicil,'' katanya pada wartawan saat ditemui dalam Gathering BRI Syariah, Kamis (28/7).

Selama satu bulan diluncurkan, ia berujar total nasabah telah mencapai 460 hingga 500 orang. Tenor pendek mendominasi peningkatan KLM, di mana nasabah menyukai pencicilan emas selama 24 bulan dan 36 bulan dengan jumlah berat emas 24 hingga 100 gram.

''Kini komposisi KLM masih di bawah 10 persen dari total pembiayaan,'' jelasnya. Namun ia optimis, BRI Syariah bisa mencapai target KLM hingga akhir tahun Rp 500 miliar. Khairullah mengatakan sosialisasi bakal terus dilakukan melalui cabang untuk mengembangkan KLM.

Ia berujar akan terus mengevaluasi organisasi untuk terus memperbaiki sistem pemasaran KLM.''Kita juga lakukan program khusus,'' ujarnya. Untuk Hari Raya Idul Fitri nanti, BRI Syariah menyiapkan program KLM berhadiah emas.

Menurut Product Development Departement Head Maryana Yunus, salah satu penyebab KLM dengan tenor pendek digemari terkait ketertarikan masyarakat berinvestasi untuk kebutuhan yang sudah direncanakan. 'Mungkin mereka butuh untuk investasi anak sekolah atau pergi haji tiga hingga lima tahun mendatang,'' jelasnya.

KLM membidik individu kelas menengah yang telah memiliki tabungan atau deposito namun masih ingin berinvestasi melalui logam mulia. Pembiayaan ini memiliki tenor beragam mulai dari enam hingga 15 tahun.
Untuk memulai pembiayaan nasabah harus membayar uang muka 15 persen dari harga emas. BRI Syariah menggunakan akad Qard dan Ijarah.

Qard merupakan akad pinjaman kepada nasabah dengan ketentuan mewajibkan nasabah mengembalikan dana yang diterima di mana bank memungut fee (ujrah). Ijarah adalah akad penyaluran dana untuk pemindahan hak guna manfaat suatu barang atau jasa.

Selain KLM, gadai emas merupakan pembiayaan emas lainnya yang coba digarap BRI Syariah. Pembiayaan ini kini meningkat menjadi Rp 760 miliar dari posisi Desember 2010 Rp 626,67 miliar. Berbeda dengan KLM yang masih merintis. Gadai emas diminati masyarakat di sejumlah wilayah seperti Padang, Pekanbaru, Surabaya dan Makassar.

Selain itu, untuk pembiayaan lainnya, mikro, ritel dan konsumer ditargetkan mendominasi pembiayaan hingga 80 persen. BRI Syariah juga ekspansif menggenjot produk kredit pemilikan rumah (KPR), dana talangan haji (DTH), dana talangan umrah (DTU) dan mikro.

Sebelumnya di semester pertama 2011, BRI Syariah mencatat kenaikan aset sebesar 12 persen menjadi Rp 7,7 triliun, dari Maret 2011 Rp 6,9 triliun. Pembiayaan meningkat menjadi Rp 6 triliun dari sebelumnya Rp 5,8 triliun sedangkan dana pihak ketiga (DPK) menjadi Rp 6,35 triliun dari sebelumnya Rp 5,8 triliun.

Hingga akhir 2011, BRI Syariah menargetkan aset mencapai Rp 10 triliun. Pembiayaan diharapkan menembus angka Rp 9,9 triliun sedangkan DPK sebesar Rp 9 triliun. BRI Syariah beroperasi sejak Januari 2009. Anak usaha BRI ini memiliki 100 kantor cabang, 155 unit mikro dan 75 unit gadai.

Source : http://www.republika.co.id/berita/syariah/keuangan/11/07/28/lp1ob8-pembiayaan-klm-bri-syariah-tembus-rp-15-miliar  - July 28, 2011 - google translate

No comments:

Post a Comment