According to Director of BTN, Iqbal Latanro, sharia recorded assets of Rp 4.461 trillion from Rp 2.9 trillion previously. "Business is growing like a conventional," he said. (source)
Iqbal expressed UUS expand along with growth of 43 percent financing. In June 2011, the BTN noted Islamic financing grew to Rp 3.46 trillion from Rp 2.41 trillion previously.
Obtaining third-party funds (TPF) also rose to 72.31 percent. UUS BTN recorded in the mid-year fund-raising increased to Rp 2.96 trillion from the same period the previous USD 1.72 trillion.
Bisnis Syariah BTN Capai Rp 4,461 Triliun
Jumat, 22 Juli 2011 10:10 WIB
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Bisnis syariah Bank Tabungan Negara (BTN) melalui unit usaha syariah (UUS) terus menunjukan performa peningkatan. Pada semester pertama 2011 ini, bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut mencatat peningkatan aset hingga 56 persen dari tahun ke tahun.
Menurut Direktur Utama BTN, Iqbal Latanro, syariah mencatat aset sebesar Rp 4,461 triliun dari sebelumnya sekitar Rp 2,9 triliun. “Bisnis berkembang seperti layaknya konvensional,” ujarnya.
Iqbal mengutarakan UUS berkembang seiring dengan tumbuhnya pembiayaan sebesar 43 persen. Pada Juni 2011 ini, BTN mencatat pembiayaan syariah tumbuh menjadi Rp 3,46 triliun dari sebelumnya Rp 2,41 triliun.
Perolehan dana pihak ketiga (DPK) juga turut naik hingga 72,31 persen. UUS BTN mencatat pada pertengahan tahun pengumpulan dana meningkat menjadi Rp 2,96 triliun dari periode yang sama sebelumnya Rp 1,72 triliun.
Menurut Direktur Utama BTN, Iqbal Latanro, syariah mencatat aset sebesar Rp 4,461 triliun dari sebelumnya sekitar Rp 2,9 triliun. “Bisnis berkembang seperti layaknya konvensional,” ujarnya.
Iqbal mengutarakan UUS berkembang seiring dengan tumbuhnya pembiayaan sebesar 43 persen. Pada Juni 2011 ini, BTN mencatat pembiayaan syariah tumbuh menjadi Rp 3,46 triliun dari sebelumnya Rp 2,41 triliun.
Perolehan dana pihak ketiga (DPK) juga turut naik hingga 72,31 persen. UUS BTN mencatat pada pertengahan tahun pengumpulan dana meningkat menjadi Rp 2,96 triliun dari periode yang sama sebelumnya Rp 1,72 triliun.
No comments:
Post a Comment