In the mid-year financial report received by Business Today, profit before tax fell 63.17% Sharia BRI to Rp7, 41 billion compared to the same period the previous year Rp20, 12 billion. (source)
Decrease in profit is affected a significant increase in personnel expenses heading into Rp143, 3 billion compared to June 2010 which amounted to Rp78, 67 billion. There was also an increase in other expenses, from Rp36, 29 billion to Rp67, 68 billion.
Ventje Rahardjo, BRI president of Sharia, said the diminution of income in accordance with the projections of the company, because of the additional costs arising from investments intensively conducted in 2010 and first half of 2011.
"Infrastructure investments are finished, God willing, will increase earnings in semester II/2011," said Ventje told Business Today.
Ventje explain the investment to absorb the cost of the largest microfinance network is opening as many as 155 units. Cost should also be excluded liability in recruiting a number of human resources to fill these micro outlets.
BRI Syariah personnel carrying load up from Rp78, 67 billion in 2010 to Rp143, 3 billion for the period June 2011.
The addition of the network increases the performance contract financing primarily on murabaha which amounted to Rp 5, 51 trillion, compared with the previous Rp3, 94 trillion. Akad murabaha produce the largest margin revenue and encourage the distribution of funds amounting to Rp457, 43 billion from the previous Rp283, 5 billion. (FAA)
Laba BRI Syariah tergerus biaya ekspansi
Published On: 09 August 2011
JAKARTA: Laba PT Bank Rakyat Indonesia Syariah pada semester I/2011 jatuh akibat investasi jaringan dan perekrutan personalia yang gencar dilakukan pada tahun lalu hingga tengah tahun ini.
Dalam laporan keuangan tengah tahun yang diterima Bisnis hari ini, laba sebelum pajak BRI Syariah turun 63,17% menjadi Rp7,41 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp20,12 miliar.
Penurunan laba dipengaruhi peningkatan yang signifikan di pos beban personalia menjadi Rp143,3 miliar dibandingkan dengan Juni 2010 yang sebesar Rp78,67 miliar. Selain itu juga terjadi peningkatan pada beban lainnya, dari Rp36,29 miliar menjadi Rp67, 68 miliar.
Ventje Rahardjo, Direktur Utama BRI Syariah, mengatakan penurunnya laba sesuai dengan proyeksi dari perseroan, karena penambahan biaya yang muncul akibat investasi yang gencar dilakukan pada 2010 dan semester I/2011.
“Investasi infrastruktur sudah selesai, Insya Allah akan terjadi peningkatan laba pada semester II/2011,” ujar Ventje kepada Bisnis, hari ini.
Ventje menjelaskan investasi yang menyerap biaya yang terbesar adalah pembukaan jaringan mikro sebanyak 155 unit. Biaya juga harus dikeluarkan perseroan dalam merekrut sejumlah sumber daya manusia untuk mengisi outlet mikro tersebut.
Dalam laporan keuangan tengah tahun yang diterima Bisnis hari ini, laba sebelum pajak BRI Syariah turun 63,17% menjadi Rp7,41 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp20,12 miliar.
Penurunan laba dipengaruhi peningkatan yang signifikan di pos beban personalia menjadi Rp143,3 miliar dibandingkan dengan Juni 2010 yang sebesar Rp78,67 miliar. Selain itu juga terjadi peningkatan pada beban lainnya, dari Rp36,29 miliar menjadi Rp67, 68 miliar.
Ventje Rahardjo, Direktur Utama BRI Syariah, mengatakan penurunnya laba sesuai dengan proyeksi dari perseroan, karena penambahan biaya yang muncul akibat investasi yang gencar dilakukan pada 2010 dan semester I/2011.
“Investasi infrastruktur sudah selesai, Insya Allah akan terjadi peningkatan laba pada semester II/2011,” ujar Ventje kepada Bisnis, hari ini.
Ventje menjelaskan investasi yang menyerap biaya yang terbesar adalah pembukaan jaringan mikro sebanyak 155 unit. Biaya juga harus dikeluarkan perseroan dalam merekrut sejumlah sumber daya manusia untuk mengisi outlet mikro tersebut.
Beban personalia BRI Syariah tercatat naik dari Rp78,67 miliar pada 2010 menjadi Rp143,3 miliar untuk periode Juni 2011.
Penambahan jaringan tersebut meningkatkan kinerja pembiayaan terutama pada akad murabahah yakni sebesar Rp5,51 triliun dibandingkan dengan sebelumnya Rp3,94 triliun. Akad murabahah menghasilkan margin terbesar dan mendorong pendapatan penyaluran dana sebesar Rp457,43 miliar dari sebelumnya Rp283,5 miliar. (faa)
Penambahan jaringan tersebut meningkatkan kinerja pembiayaan terutama pada akad murabahah yakni sebesar Rp5,51 triliun dibandingkan dengan sebelumnya Rp3,94 triliun. Akad murabahah menghasilkan margin terbesar dan mendorong pendapatan penyaluran dana sebesar Rp457,43 miliar dari sebelumnya Rp283,5 miliar. (faa)
No comments:
Post a Comment