Deputy Governor of Bank Indonesia (BI), Halim Alamsyah said that the growth rate of Islamic banking industry tends to be stable. BI itself projected to 2015 will continue to grow Islamic banking to rise.
Based on data from 2011-2015 MDSP, MarkPlus, in 2015, Islamic banking is projected to have the assets to Rp 500 trillion, with growth reaching 41% of assets. Value occurs if Islamic banking is at an aggressive level. While at the level of moderate and conservative Islamic banking assets respectively trillion to Rp 334 and Rp 223 trillion.
In terms of the proportion of business, Islamic banking is projected from year to year until 2015 serving a growing number of corporate customers and also the participation of Islamic banking in the greater mega projects. So at tahun2015, corporations and mega projects are the dominant business do Islamic banking.
Halim optimistic about the future of Islamic banking can continue to grow nationally. Therefore, he appealed to have the commitment and active involvement of the community, scholars and all parties (stakeholders) in promoting Islamic banking. "Islamic Banking is a common agenda," he said. (Ul)
Melihat Perbankan Syariah 2015
Jakarta, (22/8)- Meski harus “merangkak dari bawah”, perbankan syariah di negeri ini tumbuh dengan percaya diri. Terlihat dengan meningkatnya total aset industri perbankan Syariah mencapai Rp 100,3 triliun pada akhir tahun 2010 dengan laju pertumbuhan aset sekitar 38,26% per tahun (rata-rata 6 tahun terakhir, yoy). Bahkan Pertumbuhan tersebut lebih tinggi dari pertumbuhan industri keuangan syariah global yang berkisar 15%-20% pertahun.
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Halim Alamsyah menuturkan laju pertumbuhan industri perbankan syariah cenderung stabil. BI sendiri memproyeksikan hingga 2015 perbankan syariah akan terus tumbuh meningkat.
Berdasarkan data MDSP 2011-2015, Markplus, pada tahun 2015, perbankan syariah diproyeksikan memilki aset hingga Rp 500 triliun dengan pertumbuhan aset mencapai 41%. Nilai tersebut terjadi jika perbankan syariah berada pada level agresif. Sedangkan pada level moderat dan konservatif aset perbankan syariah masing-masing mencapai Rp 334 triliun dan Rp 223 triliun.
Sedangkan dari segi proporsi bisnis, perbankan syariah diproyeksikan dari tahun ke tahun hingga 2015 porsi nasabah korporasi semakin banyak dan juga partisipasi perbankan syariah pada mega proyek semakin besar. Sehingga pada tahun2015, korporasi dan mega proyek adalah bisnis yang dominan dilakukan perbankan syariah.
Halim optimis ke depannya perbankan syariah nasional dapat terus tumbuh. Oleh karena itu ia menghimbau agar terdapat komitmen dan keterlibatan aktif dari masyarakat, ulama dan seluruh pihak (stake holders) dalam memajukan perbankan syariah.
“Perbankan syariah adalah agenda bersama,” tandasnya.(ul)
“Perbankan syariah adalah agenda bersama,” tandasnya.(ul)
No comments:
Post a Comment