Wednesday, August 03, 2011

INDONESIA - MICRO FINANCE - A subsidiary of BNI Syariah to enter micro finance

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (BNI) Sharia would be more expansive, expanding the business. End of 2011, a subsidiary of BNI will be plunged into the microfinance sector, which has not been tilled by the bank.
According to Director of Business BNI Syariah, Bambang Widjanarko, micro huge market potential and risks are more controllable reason why BNI Syariah interested. "We also want to spread risk, so not only in big business, but also all fronts," he said when contacted by Reuters on Tuesday (2 / 8). (source)
Moreover, he considered, was the principle of Islamic banks to enter the public sector down. This is consistent with the vision of Islamic finance is aimed at the welfare of society. "The system is now we're prepared," he said.
Not only human resources (HR), BNI Syariah is also brewing technology and specialty outlets to micro. Bambang admitted the possibility of micro units will have its own service. This service will not be joining the Bank ready to branch offices.
He asserted that the margin will be guaranteed to be competitive. Because financing is venture capital financing is aimed at small communities. "Overhead could be on the cover also in terms of banking," he said.
So expect this business not only profitable but also micro-banking market. Akad murabaha ordinance would be a financing agreement. Murabaha is a sale and purchase agreement between the bank and the client.
Bank ready to assess the application of a simple contract can facilitate customers to obtain micro pembiaayan. But, do not rule out the development, modification and addition of the contract will be for product innovation. "Market we might be more to the traders," said Bambang.
In addition, BNI Syariah also targeted industries and other productive household. However, Bambang still reluctant to determine a target. He said it was too early to talk about. So far, Bank ready to have some other financial products, such as housing finance, bailout pilgrimage, and the gold pledge (rahn).
In the first half of 2011, BNI Syariah recorded total assets increased by 24.7 percent to Rp 6.621 trillion or, from the same period the previous year (year on year or yoy) to Rp 5.306 trillion. Funding increased significantly by 43.34 percent to Rp 4.49 trillion or, from Rp 3.13 trillion the previous period.
Third-party funds (TPF) dominated low-cost funds, savings and demand deposits, grew by 25 percent to Rp 5.31 trillion or, from Rp 4.25 trillion the previous period. BNI Syariah scored a net profit of Rp 52 billion or an increase of 198 percent compared to June 2010 earnings, which is still loss of Rp 53 billion.

BNI Syariah Segera Lirik Mikro

Selasa, 02 Agustus 2011 19:00 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – PT Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah bakal semakin ekspansif memperluas bisnis. Akhir 2011 nanti, anak usaha BNI ini akan terjun ke sektor pembiayaan mikro, yang selama ini belum digarap oleh bank tersebut.

Menurut Direktur Bisnis BNI Syariah, Bambang Widjanarko, potensi pasar mikro yang besar dan resiko yang lebih terkendali menjadi alasan mengapa BNI Syariah tertarik. "Kita juga ingin spread risk, sehingga tidak hanya di bisnis besar saja tapi juga semua lini," katanya saat dihubungi Republika, Selasa (2/8).

Lagipula, ia menilai, sudah prinsip bank syariah untuk masuk ke sektor masyarakat bawah. Ini sesuai dengan visi keuangan Islam yang bertujuan mensejahterakan masyarakat. "Sistem kini sedang kami persiapkan," ungkapnya.

Bukan hanya sumber daya manusia (SDM), BNI Syariah juga tengah menggodok teknologi dan outlet khusus untuk mikro. Bambang mengaku kemungkinan besar unit mikro akan memiliki layanan tersendiri. Layanan ini tidak akan bergabung dengan kantor cabang BNI Syariah.

Ia menegaskan margin yang akan diberikan dijamin bakal cukup kompetitif. Pasalnya pembiayaan ini merupakan pembiayaan modal usaha yang ditujukan untuk masyarakat kecil. "Overhead bisa di cover juga dari segi perbankan," ujarnya.

Sehingga diharapkan bisnis ini tak hanya menguntungkan pasar mikro tapi juga perbankan. Akad murabahah bakal menjadi tata cara perjanjian pembiayaan. Murabahah merupakan perjanjian jual beli antara bank dengan nasabah.

BNI Syariah menilai aplikasi akad yang sederhana bisa mempermudah nasabah memperoleh pembiaayan mikro. Tetapi, tak menutup kemungkinan dalam perkembangannya, modifikasi dan penambahan akad akan dilakukan untuk inovasi produk. "Market kita mungkin akan lebih ke para pedagang," jelas Bambang.

Selain itu, BNI Syariah juga membidik industri rumah tangga dan produktif lainnya. Walau demikian, Bambang masih enggan menetukan target. Ia berujar masih terlalu dini untuk dibicarakan. Selama ini BNI Syariah memiliki beberapa produk pembiayaan lain, seperti pembiayaan perumahan, dana talangan haji, dan gadai emas (rahn).

Di semester pertama 2011, BNI Syariah mencatat total aset meningkat sebesar 24,7 persen atau menjadi Rp 6,621 triliun, dari periode yang sama tahun sebelumnya (year on year atau yoy) Rp 5,306 triliun. Pembiayaan meningkat signifikan sebesar 43,34 persen atau menjadi Rp 4,49 triliun, dari periode sebelumnya Rp 3,13 triliun.

Dana pihak ketiga (DPK) yang didominasi dana murah, tabungan dan giro, tumbuh sebesar 25 persen atau menjadi Rp 5,31 triliun, dari periode sebelumnya Rp 4,25 triliun. BNI Syariah mencetak laba bersih senilai Rp 52 Miliar atau meningkat sebesar 198 persen dibandingkan laba Juni 2010, yang masih rugi Rp 53 miliar.

Source : http://www.republika.co.id/berita/syariah/bisnis/11/08/02/lpauo9-bni-syariah-segera-lirik-mikro  - Aug 2, 2011 - google translate

No comments:

Post a Comment