Thursday, September 29, 2011

INDONESIA - BANKING - Bank Syariah Mandiri injected 200 billion

JAKARTA: PT Bank Syariah Mandiri soon get an injection of capital amounting to Rp200 billion from the holding company, to boost the capital adequacy ratio is greatly undermined by the rapid expansion financing.
 
"We will provide additional capital of Rp 200 billion for the BSM in the near future. It is part of Rp900 billion, which they [BSM] wanted, "said Sunarso, Director of Commercial and Business Banking of Bank Mandiri, in Jakarta today. (source)
 
Sunarso who also oversees the BSM, hoping the extra capital could be given no later than next month. "Hopefully, because it is urgent and we must keep the CAR [capital adequacy ratio / capital adequacy ratio] in order not to fall," he said.
 
The remaining capital needs of the BSM for Rp700 billion, according to him, could be met by adding more capital or subordinated sukuk issuance [subdebt] by the largest Islamic banks in Indonesia.
 
However, he continued, to obtain additional capital of up to Rp700 billion, it must show the performance of the BSM according to the wishes of the parent business. "Additional capital is 900 billion gift to their aspirations and in stages because there are things that must be met such as KPIs [key performance index]" he said.
 
Previous Yuslam Fauzi, Managing Director of BSM, the parent expects the business will provide approximately 50% of capital requirements BSM. The rest, he added, planned to be covered through subdebt.
 
"[Subdebt] there is a possibility and we will strive for this year. If the parent provide Rp450 billion, then we will issue approximately Rp450 billion, "he said recently.
 
Yuslam said the additional capital was needed because the capital adequacy ratio of BSM greatly undermined by the expansion of financing the firm since the beginning of the year. By the end of June 2011, CAR BSM reached 11.24% decrease compared to same period the previous year which amounted to 12.43%.
 
Yuslam adding perseron CAR will be increasingly eroded in semester II/2011 capital injection if not done either of the holding company or other corporate actions.
 
By the end of August 2011, BSM recorded delivery financing of Rp32, 89 trillion, an increase of 31.21% compared to the position at the end of 2010. With the performance of the BSM has reached 65.37% of the financing in this year's target was set at Rp38 trillion. The position of the financing outstanding at the end of 2010 amounted to Rp23, 97 trillion. (20)

Makin sehat deh, Bank Syariah Mandiri disuntik Rp200 miliar

Large_bank_syariah_mandiri001

JAKARTA: PT Bank Syariah Mandiri segera mendapatkan suntikan modal sebesar Rp200 miliar dari induk usaha, guna mendongkrak rasio kecukupan modal yang tergerus akibat ekspansi pembiayaan yang cepat.
 
“Kami akan berikan tambahan modal Rp200 miliar bagi BSM dalam waktu dekat. Itu merupakan bagian dari Rp900 miliar yang mereka [BSM] minta,” ujar Sunarso, Direktur Commercial dan Business Banking Bank Mandiri, di Jakarta hari ini.
 
Sunarso yang juga bertugas mengawasi BSM, berharap tambahan modal tersebut bisa diberikan paling lambat bulan depan. “Mudah-mudahan, karena sudah mendesak dan kami harus jaga CAR [capital adequacy ratio/rasio kecukupan modal ] agar tidak jatuh,” ujarnya.
 
Sisanya kebutuhan modal dari BSM sebesar Rp700 miliar, menurut dia, bisa dipenuhi dengan penambahan modal lagi atau penerbitan sukuk subordinasi [subdebt] oleh bank syariah terbesar di Indonesia tersebut.
 
Namun, lanjutnya, untuk mendapat tambahan modal hingga Rp700 miliar itu BSM harus menunjukan performa bisnis sesuai keinginan dari induk. “Tambahan modal Rp900 miliar tersebut adalah aspirasi mereka dan pemberiannya secara bertahap karena ada hal-hal yang harus dipenuhi seperti KPI [key performance index]” ujarnya.
 
Sebelumnya Yuslam Fauzi, Direktur Utama BSM, mengharapkan induk usaha akan memberikan sekitar 50% dari kebutuhan modal BSM. Sisanya, lanjut dia, direncanakan akan dipenuhi lewat subdebt. 
 
“[Subdebt] ada kemungkinan dan akan kami perjuangkan tahun ini. Kalau induk memberikan Rp450 miliar maka kami akan terbitkan sekitar Rp450 miliar,” ujarnya belum lama ini.
 
Yuslam mengatakan tambahan modal tersebut diperlukan karena rasio kecukupan modal BSM tergerus akibat ekspansi pembiayaan yang kencang sejak awal tahun. Hingga akhir Juni 2011, CAR BSM mencapai 11,24% turun dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 12,43%. 
 
Yuslam menambahkan CAR perseron akan semakin tergerus pada semester II/2011 apabila tidak dilakukan suntikan modal baik dari induk usaha maupun aksi korporasi lainnya.
 
Hingga akhir Agustus 2011, BSM mencatatkan penyaluran pembiayaan sebesar Rp32,89 triliun, meningkat 31,21% dibandingkan dengan posisi akhir 2010. Dengan kinerja tersebut BSM telah mencapai 65,37% dari target pembiayaan pada tahun ini yang ditetapkan sebesar Rp38 triliun. Adapun posisi outstanding pembiayaan pada akhir 2010 sebesar Rp23,97 triliun. (20)
 
 

No comments:

Post a Comment