REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - The development of Islamic financial industry in Indonesia is predicted to continue to grow in 2012. In
fact, Indonesia is predicted to lead the world's Islamic financial
industry in 2023 with total assets of 1.597 trillion U.S. dollars.
In 2023, the world's Islamic financial industry is predicted to have assets of up to 8.6 trillion U.S. dollars. Indonesia Islamic finance industry's assets will be in Pakistan which has assets of over 1.388 trillion U.S. dollars. Third world Islamic finance industry will be held in Bangladesh with total assets of 1.154 trillion U.S. dollars. The predictions presented in the Islamic Finance Intelligence Summit in Kuala Lumpur, Tuesday (15/11). (source)
In 2023, the world's Islamic financial industry is predicted to have assets of up to 8.6 trillion U.S. dollars. Indonesia Islamic finance industry's assets will be in Pakistan which has assets of over 1.388 trillion U.S. dollars. Third world Islamic finance industry will be held in Bangladesh with total assets of 1.154 trillion U.S. dollars. The predictions presented in the Islamic Finance Intelligence Summit in Kuala Lumpur, Tuesday (15/11). (source)
Indonesia Islamic financial industry would defeat the Islamic countries and the Middle East. Egyptian Islamic financial industry assets in 2023 only about 624 billion U.S. dollars, followed by Turkey with assets of 581 billion U.S. dollars. Other Islamic countries, Iran, will have assets of Islamic financial industry for 581 billion, followed by Sudan (204 billion U.S. dollars), and Saudi Arabia (198 billion U.S. dollars).
Countries that have Islamic finance industry will be missed from Indonesia such as the UK, Yemen, Syria, and the Union Arab Emirate (UAE). England will have assets of Islamic financial industry for 190 billion U.S. dollars in 2023. The number is followed by Yemen (187 billion U.S. dollars), Syria (163 billion U.S. dollars) and UAE (94 billion U.S. dollars). Malaysia, which currently has assets of Islamic financial industry will be far the largest in Asia behind Indonesia, namely to 133 billion dollars in 2023.
According to Islamic economists, Adiwarman Anwar Karim, Indonesia has the potential to be the center of the world economy. The potential was backed by two major factors namely population size and creativity. "The potential is hampered by its nature difficult market driven," he said, Wednesday (16/11).
There are four types of industries that will flourish in Indonesia in the future, namely the Muslim fashion industry, halal food, the media with the content of Islam, and Islamic finance. Islamic finance has the potential to grow significantly in the future despite its current market share is still less than 4 percent. Indonesia Islamic bank customers now have 10 million, plus 3.5 million Takaful.
"With a total of 13.5 million that was equal to the total population of Muslims in Malaysia and the next year Indonesia Islamic financial customers equals the number of citizens of Saudi Arabia," he said.
2023, Indonesia Pimpin Industri Keuangan Syariah Dunia
Rabu, 16 November 2011 17:35 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Perkembangan
industri keuangan syariah di Indonesia diprediksi akan terus tumbuh pada
2012. Bahkan, Indonesia diprediksi memimpin industri keuangan syariah
dunia pada 2023 dengan total aset 1,597 triliun dolar AS.
Pada 2023, industri keuangan syariah dunia diprediksi memiliki aset hingga 8,6 triliun dolar AS. Aset industri keuangan syariah Indonesia akan berada di atas Pakistan yang memiliki aset 1,388 triliun dolar AS. Posisi ketiga industri keuangan syariah dunia akan dipegang Bangladesh dengan total aset 1,154 triliun dolar AS. Prediksi tersebut disampaikan dalam Islamic Finance Intelegence Summit di Kuala Lumpur, Selasa (15/11).
Industri keuangan syariah Indonesia akan mengalahkan negara-negara Islam dan Timur Tengah. Aset industri keuangan syariah Mesir pada 2023 hanya sekitar 624 miliar dolar AS, disusul Turki dengan aset 581 miliar dolar AS. Negara Islam lainnya, Iran, akan memiliki aset industri keuangan syariah sebesar 581 miliar, disusul Sudan (204 miliar dolar AS), dan Arab Saudi (198 miliar dolar AS).
Negara yang memiliki industri keuangan syariah akan tertinggal dari Indonesia seperti Inggris, Yaman, Suriah, dan Uni Emirate Arab (UEA). Inggris akan memiliki aset industri keuangan syariah sebesar 190 miliar dolar AS pada 2023. Jumlah itu disusul Yaman (187 miliar dolar AS), Suriah (163 miliar dolar AS) dan UEA (94 miliar dolar AS). Malaysia yang saat ini memiliki aset industri keuangan syariah terbesar di Asia akan jauh tertinggal dari Indonesia, yakni dengan 133 miliar dolar pada 2023.
Menurut pengamat ekonomi syariah, Adiwarman Azwar Karim, Indonesia berpotensi menjadi kiblat ekonomi dunia. Potensi itu didukung dua faktor utama yakni besarnya populasi dan kreativitas. “Potensi ini sulit dihambat karena sifatnya market driven, “ ujar dia, Rabu (16/11).
Ada empat jenis industri yang akan berkembang di Indonesia ke depan, yakni industri busana muslim, makanan halal, media dengan konten Islam, dan keuangan syariah. Untuk keuangan syariah berpotensi tumbuh signifikan ke depan meski pangsa pasarnya saat ini masih kurang dari 4 persen. Nasabah bank syariah Indonesia sekarang sudah 10 juta, ditambah dengan asuransi syariah 3,5 juta.
“Dengan total 13,5 juta itu sudah sama dengan total populasi muslim di Malaysia dan tahun depan nasabah keuangan syariah Indonesia sama dengan jumlah warga Arab Saudi,“ ujar dia.
Pada 2023, industri keuangan syariah dunia diprediksi memiliki aset hingga 8,6 triliun dolar AS. Aset industri keuangan syariah Indonesia akan berada di atas Pakistan yang memiliki aset 1,388 triliun dolar AS. Posisi ketiga industri keuangan syariah dunia akan dipegang Bangladesh dengan total aset 1,154 triliun dolar AS. Prediksi tersebut disampaikan dalam Islamic Finance Intelegence Summit di Kuala Lumpur, Selasa (15/11).
Industri keuangan syariah Indonesia akan mengalahkan negara-negara Islam dan Timur Tengah. Aset industri keuangan syariah Mesir pada 2023 hanya sekitar 624 miliar dolar AS, disusul Turki dengan aset 581 miliar dolar AS. Negara Islam lainnya, Iran, akan memiliki aset industri keuangan syariah sebesar 581 miliar, disusul Sudan (204 miliar dolar AS), dan Arab Saudi (198 miliar dolar AS).
Negara yang memiliki industri keuangan syariah akan tertinggal dari Indonesia seperti Inggris, Yaman, Suriah, dan Uni Emirate Arab (UEA). Inggris akan memiliki aset industri keuangan syariah sebesar 190 miliar dolar AS pada 2023. Jumlah itu disusul Yaman (187 miliar dolar AS), Suriah (163 miliar dolar AS) dan UEA (94 miliar dolar AS). Malaysia yang saat ini memiliki aset industri keuangan syariah terbesar di Asia akan jauh tertinggal dari Indonesia, yakni dengan 133 miliar dolar pada 2023.
Menurut pengamat ekonomi syariah, Adiwarman Azwar Karim, Indonesia berpotensi menjadi kiblat ekonomi dunia. Potensi itu didukung dua faktor utama yakni besarnya populasi dan kreativitas. “Potensi ini sulit dihambat karena sifatnya market driven, “ ujar dia, Rabu (16/11).
Ada empat jenis industri yang akan berkembang di Indonesia ke depan, yakni industri busana muslim, makanan halal, media dengan konten Islam, dan keuangan syariah. Untuk keuangan syariah berpotensi tumbuh signifikan ke depan meski pangsa pasarnya saat ini masih kurang dari 4 persen. Nasabah bank syariah Indonesia sekarang sudah 10 juta, ditambah dengan asuransi syariah 3,5 juta.
“Dengan total 13,5 juta itu sudah sama dengan total populasi muslim di Malaysia dan tahun depan nasabah keuangan syariah Indonesia sama dengan jumlah warga Arab Saudi,“ ujar dia.
No comments:
Post a Comment