In response, the College of Administrative Sciences Mandala Indonesia (STIAMI) to link and match against the Islamic financial industry. Beginning with a visit to the Sharia Bank Sinarmas Bank Sinarmas UUS office in Jakarta, Tuesday (1 / 11).In addition to the visit, the two institutions will also cooperate in providing SDI and also the opening of mini-banks on campus STIAMI Sinarmas Sharia.Director STIAMI, Roike Tambengi disclose activities undertaken STIAMI visit aims to look more closely at how a business process running Islamic banking institution. So it can be the source of the actual teaching material for lecturers and students of Sharia Business."This activity is certainly beneficial. And we will always support, "he said.Meanwhile Sinarmas Sharia Branch Manager, Ivan Septian reveals cooperation with the academic community committed Sinarmas Islamic Bank is one of the strategies in meeting the needs of SDI. In addition to capturing SDI, Sinarmas Sharia banks can also socialize and educate about Islamic banking to the students."With this visit activity then there is interaction between practitioners with academics. And we open up broad opportunities for students to later join the Sinarmas Sharia, "he said.On that occasion also present as a resource reviewers from the Centre for Islamic Economics Communication (PKES), Agus Yuliawan. Agus said at least there are 3 important things that should be of concern in the fulfillment of SDI for Islamic Financial Institutions (LKS).First the relation between universities and practitioners should be formed, thus the need for human resources in Islamic finance is very clear. Both do research on human resource needs for the BLM in universities must be active to do, to find out about the position, and brand defference (GDP) for the college in providing HR. Last is the government's firmness in policy mensikapi Islamic economics curriculum."It turned out that the emergence of the college concerned on Islamic economics, SDI was not immediately be absorbed by the Islamic financial industry. Therefore there should be synergy between universities with industry, "he concluded. (Ul)
Kembangkan SDI, STIAMI Rangkul Bank Sinarmas Syariah
Jakarta (1/11)- Kebutuhan Perbankan Syariah akan Sumber Daya Insani
(SDI)menjadi kebutuhan yang mendesak saat ini. Dari hasil survey yang
dilakukan oleh berbagai intansi, memperkirakan hingga 2014 perbankan
syariah membutuhkan kurang lebih 9000 tenaga kerja.
Namun disisi lain kebutuhan akan SDI tersebut juga harus diimbangi dengan kualitas yang diharapkan oleh perbankan syariah. Artinya kebutuhan secara kuantitas dan kualitas dari SDI menjadi sesuatu yang penting bagi pengembangan perbankan syariah.
Menyikapi hal tersebut, Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Mandala Indonesia (STIAMI) melakukan link and match terhadap industri keuangan syariah. Diawali dengan kunjungan ke Unit Usaha Syariah Bank Sinarmas di kantor UUS Bank Sinarmas di Jakarta, Selasa (1/11).
Selain kunjungan, 2 institusi tersebut juga menjalin kerjasama dalam hal penyediaan SDI dan juga pembukaan mini bank Sinarmas Syariah di kampus STIAMI.
Direktur STIAMI , Roike Tambengi mengungkapkan kegiatan kunjungan yang dilakukan STIAMI bertujuan untuk melihat lebih dekat bagaimana sebuah business process institusi perbankan syariah berjalan. Sehingga dapat menjadi sumber bahan ajar aktual bagi dosen dan mahasiswa Bisnis Syariah.
“Kegiatan ini tentunya bermanfaat. Dan kami akan selalu mendukung,” ujarnya.
Sementara itu Branch Manager Sinarmas Syariah, Ivan Septian mengungkapkan kerjasama dengan civitas akademik yang dilakukan Bank Sinarmas Syariah adalah salah satu strategi dalam memenuhi kebutuhan SDI. Selain menjaring SDI, bank Sinarmas Syariah juga dapat melakukan sosialisasi dan edukasi tentang perbankan syariah kepada para mahasiswa.
“Dengan kegiatan kunjungan ini maka ada interaksi antara praktisi dengan akademisi. Dan kami membuka kesempatan yang luas bagi para mahasiswa pada nantinya bergabung dengan Sinarmas Syariah,” ujarnya.
Pada kesempatan tersebut juga hadir sebagai narasumber pengkaji dari Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah (PKES), Agus Yuliawan. Agus mengungkapkan setidaknya terdapat 3 hal penting yang harus menjadi perhatian dalam pemenuhan SDI bagi Lembaga Keuangan Syariah (LKS).
Pertama relasi antara Perguruan Tinggi dan praktisi harus terbentuk, dengan demikian kebutuhan SDM di keuangan syariah sangat jelas. Kedua dilakukannya Riset tentang kebutuhan SDM bagi LKS di perguruan tinggi harus aktif dilakukan, untuk mengetahui tentang position, defference dan brand (PDB) bagi perguruan tinggi dalam menyediakan SDM. Terakhir adalah ketegasan pemerintah dalam mensikapi kebijakan kurikulum ekonomi syariah.
“Ternyata munculnya perguruan tinggi yang konsen pada ekonomi syariah, SDI-nya tidak langsung bisa diserap oleh industri keuangan syariah. Oleh karena itu harus ada sinergi antara perguruan tinggi dengan industri,” tutupnya.(ul)
Namun disisi lain kebutuhan akan SDI tersebut juga harus diimbangi dengan kualitas yang diharapkan oleh perbankan syariah. Artinya kebutuhan secara kuantitas dan kualitas dari SDI menjadi sesuatu yang penting bagi pengembangan perbankan syariah.
Menyikapi hal tersebut, Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Mandala Indonesia (STIAMI) melakukan link and match terhadap industri keuangan syariah. Diawali dengan kunjungan ke Unit Usaha Syariah Bank Sinarmas di kantor UUS Bank Sinarmas di Jakarta, Selasa (1/11).
Selain kunjungan, 2 institusi tersebut juga menjalin kerjasama dalam hal penyediaan SDI dan juga pembukaan mini bank Sinarmas Syariah di kampus STIAMI.
Direktur STIAMI , Roike Tambengi mengungkapkan kegiatan kunjungan yang dilakukan STIAMI bertujuan untuk melihat lebih dekat bagaimana sebuah business process institusi perbankan syariah berjalan. Sehingga dapat menjadi sumber bahan ajar aktual bagi dosen dan mahasiswa Bisnis Syariah.
“Kegiatan ini tentunya bermanfaat. Dan kami akan selalu mendukung,” ujarnya.
Sementara itu Branch Manager Sinarmas Syariah, Ivan Septian mengungkapkan kerjasama dengan civitas akademik yang dilakukan Bank Sinarmas Syariah adalah salah satu strategi dalam memenuhi kebutuhan SDI. Selain menjaring SDI, bank Sinarmas Syariah juga dapat melakukan sosialisasi dan edukasi tentang perbankan syariah kepada para mahasiswa.
“Dengan kegiatan kunjungan ini maka ada interaksi antara praktisi dengan akademisi. Dan kami membuka kesempatan yang luas bagi para mahasiswa pada nantinya bergabung dengan Sinarmas Syariah,” ujarnya.
Pada kesempatan tersebut juga hadir sebagai narasumber pengkaji dari Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah (PKES), Agus Yuliawan. Agus mengungkapkan setidaknya terdapat 3 hal penting yang harus menjadi perhatian dalam pemenuhan SDI bagi Lembaga Keuangan Syariah (LKS).
Pertama relasi antara Perguruan Tinggi dan praktisi harus terbentuk, dengan demikian kebutuhan SDM di keuangan syariah sangat jelas. Kedua dilakukannya Riset tentang kebutuhan SDM bagi LKS di perguruan tinggi harus aktif dilakukan, untuk mengetahui tentang position, defference dan brand (PDB) bagi perguruan tinggi dalam menyediakan SDM. Terakhir adalah ketegasan pemerintah dalam mensikapi kebijakan kurikulum ekonomi syariah.
“Ternyata munculnya perguruan tinggi yang konsen pada ekonomi syariah, SDI-nya tidak langsung bisa diserap oleh industri keuangan syariah. Oleh karena itu harus ada sinergi antara perguruan tinggi dengan industri,” tutupnya.(ul)
No comments:
Post a Comment