REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --- Islamic Bank is considered to have great potential to enlarge the cheap funds from the micro to the bottom segment. Although most have not bankable, micro segment downwards also potentially subject to financing.
According to Deputy Governor of Bank Indonesia, Hadad Hadad, embracing the micro segment down to funding for Islamic banks is not difficult. This is because, conventional banks have mempratikkan savings program with low initial deposit. (source)
According to Deputy Governor of Bank Indonesia, Hadad Hadad, embracing the micro segment down to funding for Islamic banks is not difficult. This is because, conventional banks have mempratikkan savings program with low initial deposit. (source)
"It's a challenge for Islamic banking, Islamic banking can wake up how Islamic microfinance. It's not too difficult because there has been a conventional example," he said on Monday (28/11).
Islamic banking business over the years, he added, has entered into the micro sector. Islamic banks can develop micro-finance division to expand into the sector. In addition, Islamic banks can replicate the Grameen Bank system for micro financing. "There has been proposing, imitating the Grameen Bank micro finance in Indonesia is applied to the concept of sharia," he said.
In funding, the existing Islamic banks that implement low-cost funds with low initial deposit. However, not all Islamic banks to implement the program so that the micro sector down yet many are touched. "The model of conventional bank savings can be replicated with an initial deposit of sharia that is cheap," he said.
Micro-finance sector of the Islamic bank is predicted to be even greater next year. The potential of this financing, considered good because of financing problems has ratio (NPLs) are low. "For the micro-financing, no prompting, that Islamic banks have a business mind would go there because the potential is huge," he said.
Still, he acknowledges the funding and financing of micro sector requires substantial investment. Islamic banks need to increase human resources and networks to reach out to the corners of the micro sector. "Just do not cheap, yet many banks have the capacity to link to the micro," he said.
To expand the network, Islamic banks can take advantage of Baitul Mal wa Tamwil (BMT). Islamic bank financing can be channeled by channeling into BMT to reach the micro sector. "BMT already has a network of touching up corners, it can be used Islamic banks," he said.
Meanwhile, BRI Syariah has admitted setting up the infrastructure for micro-finance sector. BRI Syariah targeted micro-finance could reach 30 percent portion of the financing portfolio in 2014. The target was set for the next three years, because the portion of the micro finance is still relatively small compared to the financing portfolio.
The distribution of micro-finance BRI Syariah per September 2011 reached Rp 1.1 trillion, from Rp 9 trillion portfolio financing. Value of the ratio of financing problems are still small ie 0.4 percent. Most of the funding is distributed in the island of Java, Sumatra, Kalimantan, and Sulawesi. ? The development of micro still widespread,? said? Director of BRI Syariah, Ventje Rahardjo.
Islamic banks in 2011 have not penetrate into the micro-finance also began preparing to work on this sector in 2012. Director of BNI Syariah, admits she still in the stage Rizqullah develop an infrastructure to get into microfinance. ''For our micro targeting the areas below for example in the market for wholesale. They entered into a group that is actually visible in the business, but not yet bankable,''he said.
Bank Syariah Mulai Seriusi Sektor MIkro
Senin, 28 November 2011 13:54 WIB
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA---Bank Syariah dinilai memiliki potensi yang besar untuk memperbesar dana murah dari segmen mikro ke bawah. Meski sebagian besar belum bankable, segmen mikro ke bawah juga berpotensi menjadi sasaran pembiayaan.
Menurut Deputi Gubernur Bank Indonesia, Muliaman Hadad, merangkul segmen mikro ke bawah untuk pendanaan bagi bank syariah tidak sulit. Hal ini lantaran, bank konvensional telah mempratikkan program Tabunganku dengan setoran awal murah.
"Ini tantangan bagi perbankan syariah, bagaimana perbankan syariah bisa bangun microfinance syariah. Ini tidak terlalu sulit karena sudah ada contoh konvensional," ujar dia, Senin (28/11).
Bisnis bank syariah selama ini, lanjut dia, sudah masuk ke sektor mikro. Bank syariah dapat mengembangkan divisi keuangan mikro untuk ekspansi ke sektor tersebut. Selain itu, bank syariah dapat meniru sistem Grameen Bank untuk pembiayaan mikro. "Sudah ada yang mengusulkan, mikro finance meniru Grameen Bank diterapkan di Indonesia dengan konsep syariah," ujar dia.
Dalam pendanaan, bank syariah sudah ada yang menerapkan dana murah dengan setoran awal murah. Namun, belum semua bank syariah menerapkan program tersebut sehingga sektor mikro ke bawah belum banyak yang tersentuh. "Model tabungan bank konvensional dapat ditiru syariah yakni dengan setoran awal murah," ujar dia.
Sektor pembiayaan mikro dari bank syariah diprediksi akan lebih besar pada tahun depan. Potensi pembiayaan ini, dinilai bagus lantaran memiliki rasio pembiayaan bermasalah (NPL) yang rendah. "Untuk pembiayaan mikro, tidak usah disuruh, bank syariah kalau punya pikiran bisnis akan ke sana karena potensinya besar sekali," ujarnya.
Meski demikian, dia mengakui pendanaan dan pembiayaan sektor mikro membutuhkan investasi yang besar. Bank syariah harus menambah sumber daya manusia dan jaringan untuk menjangkau sektor mikro hingga pelosok. "Cuma memang tidak murah, belum banyak bank memiliki kapasitas yang bisa link ke mikro," ujar dia.
Untuk meluaskan jaringan, bank syariah dapat memanfaatkan Baitul Mal wa Tamwil (BMT). Pembiayaan bank syariah dapat disalurkan dengan channeling ke BMT untuk menjangkau sektor mikro. "BMT sudah memiliki jaringan yang menyentuh hingga pelosok, ini bisa dimanfaatkan bank syariah," ujar dia.
Sementara itu, BRI Syariah mengaku telah menyiapkan infrastruktur untuk pembiayaan sektor mikro. Pembiayaan mikro BRI Syariah ditarget bisa mencapai porsi 30 persen dari portofolio pembiayaan pada 2014. Target itu dipatok untuk tiga tahun ke depan, lantaran porsi pembiayaan mikro saat ini masih relatif kecil dibandingkan portofolio pembiayaan.
Penyaluran pembiayaan mikro BRI Syariah per September 2011 baru mencapai Rp 1,1 triliun, dari portofolio pembiayaan Rp 9 triliun. Nilai rasio pembiayaan bermasalah masih kecil yakni 0,4 persen. Sebagian besar pembiayaan ini disalurkan di wilayah pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. ?Perkembangan mikro masih luas, ? ujar? Direktur Utama BRI Syariah, Ventje Rahardjo.
Bank syariah yang pada 2011 belum penetrasi ke pembiayaan mikro pun mulai bersiap menggarap sektor ini pada 2012. Direktur Utama BNI Syariah, Rizqullah mengaku masih dalam tahap mengembangkan infrastruktur untuk masuk ke pembiayaan mikro. '' Untuk mikro kita menyasar kalangan bawah misalnya di daerah pasar untuk kulakan. Mereka masuk ke dalam kelompok yang sebenarnya visible di bisnisnya, tetapi belum bankable, '' ujar dia.
Menurut Deputi Gubernur Bank Indonesia, Muliaman Hadad, merangkul segmen mikro ke bawah untuk pendanaan bagi bank syariah tidak sulit. Hal ini lantaran, bank konvensional telah mempratikkan program Tabunganku dengan setoran awal murah.
"Ini tantangan bagi perbankan syariah, bagaimana perbankan syariah bisa bangun microfinance syariah. Ini tidak terlalu sulit karena sudah ada contoh konvensional," ujar dia, Senin (28/11).
Bisnis bank syariah selama ini, lanjut dia, sudah masuk ke sektor mikro. Bank syariah dapat mengembangkan divisi keuangan mikro untuk ekspansi ke sektor tersebut. Selain itu, bank syariah dapat meniru sistem Grameen Bank untuk pembiayaan mikro. "Sudah ada yang mengusulkan, mikro finance meniru Grameen Bank diterapkan di Indonesia dengan konsep syariah," ujar dia.
Dalam pendanaan, bank syariah sudah ada yang menerapkan dana murah dengan setoran awal murah. Namun, belum semua bank syariah menerapkan program tersebut sehingga sektor mikro ke bawah belum banyak yang tersentuh. "Model tabungan bank konvensional dapat ditiru syariah yakni dengan setoran awal murah," ujar dia.
Sektor pembiayaan mikro dari bank syariah diprediksi akan lebih besar pada tahun depan. Potensi pembiayaan ini, dinilai bagus lantaran memiliki rasio pembiayaan bermasalah (NPL) yang rendah. "Untuk pembiayaan mikro, tidak usah disuruh, bank syariah kalau punya pikiran bisnis akan ke sana karena potensinya besar sekali," ujarnya.
Meski demikian, dia mengakui pendanaan dan pembiayaan sektor mikro membutuhkan investasi yang besar. Bank syariah harus menambah sumber daya manusia dan jaringan untuk menjangkau sektor mikro hingga pelosok. "Cuma memang tidak murah, belum banyak bank memiliki kapasitas yang bisa link ke mikro," ujar dia.
Untuk meluaskan jaringan, bank syariah dapat memanfaatkan Baitul Mal wa Tamwil (BMT). Pembiayaan bank syariah dapat disalurkan dengan channeling ke BMT untuk menjangkau sektor mikro. "BMT sudah memiliki jaringan yang menyentuh hingga pelosok, ini bisa dimanfaatkan bank syariah," ujar dia.
Sementara itu, BRI Syariah mengaku telah menyiapkan infrastruktur untuk pembiayaan sektor mikro. Pembiayaan mikro BRI Syariah ditarget bisa mencapai porsi 30 persen dari portofolio pembiayaan pada 2014. Target itu dipatok untuk tiga tahun ke depan, lantaran porsi pembiayaan mikro saat ini masih relatif kecil dibandingkan portofolio pembiayaan.
Penyaluran pembiayaan mikro BRI Syariah per September 2011 baru mencapai Rp 1,1 triliun, dari portofolio pembiayaan Rp 9 triliun. Nilai rasio pembiayaan bermasalah masih kecil yakni 0,4 persen. Sebagian besar pembiayaan ini disalurkan di wilayah pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. ?Perkembangan mikro masih luas, ? ujar? Direktur Utama BRI Syariah, Ventje Rahardjo.
Bank syariah yang pada 2011 belum penetrasi ke pembiayaan mikro pun mulai bersiap menggarap sektor ini pada 2012. Direktur Utama BNI Syariah, Rizqullah mengaku masih dalam tahap mengembangkan infrastruktur untuk masuk ke pembiayaan mikro. '' Untuk mikro kita menyasar kalangan bawah misalnya di daerah pasar untuk kulakan. Mereka masuk ke dalam kelompok yang sebenarnya visible di bisnisnya, tetapi belum bankable, '' ujar dia.
No comments:
Post a Comment