MALANG: BRI Syariah poor pursue financing target Rp509 billion in 2012, which means growing Rp302 billion or an increase of 150% when compared to financing oustanding 2011 at Rp207 billion.
Branch leader BRI Syariah Educate Sudarsono Malang, said the allocation of funding in 2012 directed at the consumer sector financing al home ownership, multipurpose, and bailouts pilgrimage. Micro enterprise sector is also small and medium enterprises (SMEs) and retail productive. (source)
Branch leader BRI Syariah Educate Sudarsono Malang, said the allocation of funding in 2012 directed at the consumer sector financing al home ownership, multipurpose, and bailouts pilgrimage. Micro enterprise sector is also small and medium enterprises (SMEs) and retail productive. (source)
"In 2012, we also looked at the distribution of funding for the bailout pilgrimage. Allocation of Rp25 billion, "said Didik Sudarsono in Malang, today.
Assuming that financing at a prospective pilgrims (CJH) amounting to Rp23 million, he added, then there are about 1,100 CJH that can be financed by the bank.
Financing pilgrimage, he values, is prospective. Because the public interest remains high for the Haj.
The information he obtained, CJH who register 2012 can only be set off in 2022. With the length, the waiting list for Haj means potentially to be financed.
Financing products bailout pilgrimage, he assured, is prospective. Ujrohnya only 9% per annum with a tenor of 5 years.
While the funding side, according to him, also spurred further growth. In 2012 a target of Rp325 billion, which means to grow 140% when compared to the position of the end of 2011 which amounted to Rp136 billion.
Non-performing finance (NPF) in BRI Syariah Malang in 2011, said he, relatively restrained. NPF for microcredit even reach 0.1%.
But the NPF as a whole is no upward trend. For this reason, it tries to suppress the NPF will be lower again in 2012.
"The challenge in 2012 so heavy. Strict competition. All banks concentrate on micro-financing in the conventional economy into plots of Islamic banking. "
While in BNI Syariah Malang, said the bank's Chief Field Operations Samekto Priest, 2012 financing is targeted to grow 36% to Rp210 billion. While the financial sector is targeted to grow 34% to Rp280 billion.
The concentration of BNI Syariah financing Malang, he added, the product griya financing or financing of home ownership. The proportion is 50%.
Property is a concern because it is predicted that by 2012 the business sector is still good in Malang. Real estate is still attractive. The statement also expressed Educate Sudarsono.
According to Imam, to pembiyaan griya margin reached 6.7% -7.57% depending on the tenor. If five years down, the customer enjoys griya margin of 6.7%, whereas if 10 years and above 7.57%.
Which is also a concern, credit or small and medium entrepreneurs (SMEs). The proportion is 50%.Entrepreneurial sector, he said, such as trade, processing industry, products and other bottled water. (FAA)
EKSPANSI SYARIAH: BRI kejar pembiayaan Rp509 miliar
MALANG: BRI Syariah malang mengejar target pembiayaan Rp509 miliar pada 2012 yang berarti tumbuh Rp302 miliar atau tumbuh 150% bila dibandingkan oustanding pembiayaan 2011 sebesar Rp207 miliar.
Pemimpin Cabang BRI Syariah Malang Didik Sudarsono, mengatakan alokasi pembiayaan pada 2012 diarahkan pada sektor konsumer a.l pembiayan pemilikan rumah, multiguna, dan dana talangan haji. Juga sektor usaha mikro kecil menengah (UMKM) produktif serta ritel.
“Pada 2012, kami juga melirik penyaluran pembiayaan untuk dana talangan haji. Alokasi Rp25 miliar,” kata Didik Sudarsono di Malang, hari ini.
Dengan asumsi bahwa pembiayaan per satu calon jamaah haji (CJH) sebesar Rp23 juta, lanjut dia, maka ada sekitar 1.100 CJH yang bisa dibiayai bank tersebut.
Pembiayaan haji, dia nilai, cukup prospektif. Pasalnya, minat masyarakat untuk berhaji tetap tinggi.
Informasi yang dia peroleh, CJH yang mendaftar 2012 baru bisa berangkat pada 2022. Dengan lamanya, daftar tunggu berhaji berarti berpotensi untuk dibiayai.
Pembiayaan produk dana talangan haji, dia yakinkan, cukup prospektif. Ujrohnya hanya 9% per tahun dengan masa tenor 5 tahun.
Sedangkan sisi pendanaan, menurut dia, juga terus digenjot pertumbuhannya. Pada 2012 ditargetkan sebesar Rp325 miliar yang berarti tumbuh 140% bila dibandingkan posisi akhir 2011 yang sebesar Rp136 miliar.
Non performing finance (NPF) di BRI Syariah Malang pada 2011, kata dia, relatif terkendali. NPF untuk kredit mikro bahkan mencapai 0,1%.
Namun NPF secara keseluruhan memang ada kecenderungan menaik. Karena itulah, pihaknya berusaha menekan NPF akan lebih rendah lagi pada 2012.
“Tantangan pada 2012 berat sekali. Persaingannya ketat sekali. Semua bank berkonsentrasi di pembiayaan ekonomi mikro yang secara konvensional menjadi garapan perbankan syariah.”
Sedangkan di BNI Syariah Malang, kata Pemimpin Bidang Operasional bank tersebut Imam Samekto, pembiayan 2012 ditargetkan tumbuh 36% menjadi Rp210 miliar. Sedangkan sektor pendanaan ditargetkan tumbuh 34% menjadi Rp280 miliar.
Konsentrasi pembiayaan BNI Syariah Malang, lanjut dia, pada pembiayaan produk griya atau pembiayaan pemilikan rumah. Proporsinya 50%.
Properti menjadi perhatian karena diprediksikan bahwa pada 2012 bisnis sektor tersebut masih bagus di Malang. Bisnis perumahan masih menarik. Pernyataan senada juga diungkapkan Didik Sudarsono.
Menurut Imam, margin untuk pembiyaan griya mencapai 6,7%-7,57% tergantung masa tenornya. Jika lima tahun ke bawah, maka nasabah griya menikmati margin 6,7%, sedangkan jika 10 tahun ke atas 7,57%.
Yang juga menjadi perhatian, kredit wirausaha atau usaha kecil menengah (UKM). Proporsinya 50%.
Sektor wirausaha tersebut, kata dia, seperti perdagangan, industri olahan, produk air minum kemasan dan lainnya.(faa)
Pemimpin Cabang BRI Syariah Malang Didik Sudarsono, mengatakan alokasi pembiayaan pada 2012 diarahkan pada sektor konsumer a.l pembiayan pemilikan rumah, multiguna, dan dana talangan haji. Juga sektor usaha mikro kecil menengah (UMKM) produktif serta ritel.
“Pada 2012, kami juga melirik penyaluran pembiayaan untuk dana talangan haji. Alokasi Rp25 miliar,” kata Didik Sudarsono di Malang, hari ini.
Dengan asumsi bahwa pembiayaan per satu calon jamaah haji (CJH) sebesar Rp23 juta, lanjut dia, maka ada sekitar 1.100 CJH yang bisa dibiayai bank tersebut.
Pembiayaan haji, dia nilai, cukup prospektif. Pasalnya, minat masyarakat untuk berhaji tetap tinggi.
Informasi yang dia peroleh, CJH yang mendaftar 2012 baru bisa berangkat pada 2022. Dengan lamanya, daftar tunggu berhaji berarti berpotensi untuk dibiayai.
Pembiayaan produk dana talangan haji, dia yakinkan, cukup prospektif. Ujrohnya hanya 9% per tahun dengan masa tenor 5 tahun.
Sedangkan sisi pendanaan, menurut dia, juga terus digenjot pertumbuhannya. Pada 2012 ditargetkan sebesar Rp325 miliar yang berarti tumbuh 140% bila dibandingkan posisi akhir 2011 yang sebesar Rp136 miliar.
Non performing finance (NPF) di BRI Syariah Malang pada 2011, kata dia, relatif terkendali. NPF untuk kredit mikro bahkan mencapai 0,1%.
Namun NPF secara keseluruhan memang ada kecenderungan menaik. Karena itulah, pihaknya berusaha menekan NPF akan lebih rendah lagi pada 2012.
“Tantangan pada 2012 berat sekali. Persaingannya ketat sekali. Semua bank berkonsentrasi di pembiayaan ekonomi mikro yang secara konvensional menjadi garapan perbankan syariah.”
Sedangkan di BNI Syariah Malang, kata Pemimpin Bidang Operasional bank tersebut Imam Samekto, pembiayan 2012 ditargetkan tumbuh 36% menjadi Rp210 miliar. Sedangkan sektor pendanaan ditargetkan tumbuh 34% menjadi Rp280 miliar.
Konsentrasi pembiayaan BNI Syariah Malang, lanjut dia, pada pembiayaan produk griya atau pembiayaan pemilikan rumah. Proporsinya 50%.
Properti menjadi perhatian karena diprediksikan bahwa pada 2012 bisnis sektor tersebut masih bagus di Malang. Bisnis perumahan masih menarik. Pernyataan senada juga diungkapkan Didik Sudarsono.
Menurut Imam, margin untuk pembiyaan griya mencapai 6,7%-7,57% tergantung masa tenornya. Jika lima tahun ke bawah, maka nasabah griya menikmati margin 6,7%, sedangkan jika 10 tahun ke atas 7,57%.
Yang juga menjadi perhatian, kredit wirausaha atau usaha kecil menengah (UKM). Proporsinya 50%.
Sektor wirausaha tersebut, kata dia, seperti perdagangan, industri olahan, produk air minum kemasan dan lainnya.(faa)
No comments:
Post a Comment