www.bisnis.com - JAKARTA: Indonesia's debt rating euphoria rise to the level of investment grade auction also took place in the country, aka Islamic securities sold sukuk investors hunted as occurs in conventional Treasury bond auction.
Based on the announcement of the auction results of four series of securities sharia state (SBSN) reported by the Directorate General of Debt Management, MoF, today, the total incoming bids reach Rp 4, 18 trillion, up 37% compared with incoming bids at the last auction in 2010 that only SBSN Rp3 , 05 trillion. (source)
Based on the announcement of the auction results of four series of securities sharia state (SBSN) reported by the Directorate General of Debt Management, MoF, today, the total incoming bids reach Rp 4, 18 trillion, up 37% compared with incoming bids at the last auction in 2010 that only SBSN Rp3 , 05 trillion. (source)
Tremendous demand for these SBSN make the government raised the target publishing (upsize) to Rp1, 33 trillion from the indicative target of Rp1 trillion. One series is not won in the auction this time is that a sukuk berunderlying PBS001 asset projects or activities in the State Budget 2012.
Investors hunt recorded many series that berunderlying IFR0010 state property assets (BMN) rather than a series of project assets or activities berunderlying Budget 2012.
Incoming bids for the series was recorded IFR0010 Rp1, 68 trillion with a yield of 6.56% -7.5% while the second largest supply PBS003 achieved by a series of Rp1, 39 trillion with a yield of 6.06% -7.06%. The incoming bids for PBS001 and PBS002 each Rp573 billion a yield of 5.19% -6.62% and Rp536 billion at a yield of 5.5% -6.5%.
For series PBS002 value is Rp415 billion won government with the rate of return and yield respectively 5.45% and 5.54%. Next to the series PBS003, the government absorbs Rp510 billion in the rate of return and yield respectively 6% and 6.21%. The value of the won to IFR0010 is Rp400 billion in return and yield respectively 10% and 6.81%.
Bond Analyst PT Nusantara Capital Securities I Made Adi Saputra investors assess a high offer on IFR0010 because its yield is still high compared with the three other series.
"However, investors are also interested in three new series in hopes of getting attractive returns at low prices because of the new offer," he said when contacted by Business Today.
According to him, overall yields are given in the first auction SBSN this year is still above the yield on government securities (GS) with the same tenor.
"This is a compensation of less likuidnya SBSN instruments in the secondary market compared to the GS with the same tenor," he said.
Adi explained the difference (spread) between the four series yields SBSN and SUN pretty good which is about 6.5 basis points to 30 basis points. "Hence, the incoming supply is still quite high because investors see that the yield of this SBSN relatively higher than the SUN," he explained. (FAA)
SURAT UTANG: Sukuk Indonesia laris manis
JAKARTA: Euforia kenaikan peringkat utang Indonesia ke level investment grade juga terjadi dalam lelang surat berharga syariah negara alias sukuk yang laris manis diburu investor seperti yang terjadi pada lelang obligasi negara konvensional.
Berdasarkan pengumuman hasil lelang empat seri surat berharga syariah negara (SBSN) yang dilansir Ditjen Pengelolaan Utang Kemenkeu, hari ini, total penawaran yang masuk mencapai Rp4,18 triliun, naik 37% dibandingkan dengan penawaran yang masuk pada lelang terakhir SBSN pada 2010 yang hanya Rp3,05 triliun.
Besarnya permintaan terhadap SBSN tersebut membuat pemerintah menaikkan target penerbitan (upsize) menjadi Rp1,33 triliun dari target indikatif Rp1 triliun. Satu seri yang tidak dimenangkan dalam lelang kali ini adalah PBS001 yang merupakan sukuk berunderlying asset proyek atau kegiatan dalam APBN 2012.
Investor tercatat banyak memburu seri IFR0010 yang berunderlying aset barang milik negara (BMN) ketimbang seri yang berunderlying aset proyek atau kegiatan APBN 2012.
Penawaran yang masuk untuk seri IFR0010 tercatat Rp1,68 triliun dengan yield 6,56%-7,5% sedangkan penawaran terbesar kedua diraih oleh seri PBS003 sebesar Rp1,39 triliun dengan yield 6,06%-7,06%. Adapun penawaran yang masuk untuk PBS001 dan PBS002 masing-masing Rp573 miliar dengan yield 5,19%-6,62% dan Rp536 miliar dengan yield 5,5%-6,5%.
Untuk seri PBS002 nilai yang dimenangkan pemerintah adalah Rp415 miliar dengan tingkat imbalan dan yield masing-masing 5,45% dan 5,54%. Selanjutnya untuk seri PBS003, pemerintah menyerap Rp510 miliar dengan tingkat imbalan dan yield masing-masing 6% dan 6,21%. Adapun nilai yang dimenangkan untuk IFR0010 adalah Rp400 miliar dengan imbalan dan yield masing-masing 10% dan 6,81%.
Analis Obligasi PT Nusantara Capital Securities I Made Adi Saputra menilai investor memberikan penawaran yang tinggi pada IFR0010 karena yield-nya masih tinggi dibandingkan dengan tiga seri lainnya.
"Namun demikian, investor juga berminat dengan tiga seri yang baru dengan harapan mendapatkan imbal hasil yang menarik di harga yang masih rendah karena baru ditawarkan," jelasnya saat dihubungi Bisnis, hari ini.
Menurutnya, secara keseluruhan imbal hasil yang diberikan pada lelang pertama SBSN pada tahun ini masih di atas imbal hasil dari surat utang negara (SUN) dengan tenor yang sama.
"Hal tersebut sebagai kompensasi dari kurang likuidnya instrumen SBSN di pasar sekunder dibandingkan dengan SUN dengan tenor yang sama," tuturnya.
Adi memaparkan selisih (spread) yield antara empat seri SBSN tersebut dan SUN cukup lumayan yakni sekitar 6,5 basis poin-30 basis poin. "Makanya penawaran yang masuk masih cukup tinggi karena investor melihat bahwa yield dari SBSN ini yang relatif lebih tinggi dari SUN," terangnya. (faa)
Berdasarkan pengumuman hasil lelang empat seri surat berharga syariah negara (SBSN) yang dilansir Ditjen Pengelolaan Utang Kemenkeu, hari ini, total penawaran yang masuk mencapai Rp4,18 triliun, naik 37% dibandingkan dengan penawaran yang masuk pada lelang terakhir SBSN pada 2010 yang hanya Rp3,05 triliun.
Besarnya permintaan terhadap SBSN tersebut membuat pemerintah menaikkan target penerbitan (upsize) menjadi Rp1,33 triliun dari target indikatif Rp1 triliun. Satu seri yang tidak dimenangkan dalam lelang kali ini adalah PBS001 yang merupakan sukuk berunderlying asset proyek atau kegiatan dalam APBN 2012.
Investor tercatat banyak memburu seri IFR0010 yang berunderlying aset barang milik negara (BMN) ketimbang seri yang berunderlying aset proyek atau kegiatan APBN 2012.
Penawaran yang masuk untuk seri IFR0010 tercatat Rp1,68 triliun dengan yield 6,56%-7,5% sedangkan penawaran terbesar kedua diraih oleh seri PBS003 sebesar Rp1,39 triliun dengan yield 6,06%-7,06%. Adapun penawaran yang masuk untuk PBS001 dan PBS002 masing-masing Rp573 miliar dengan yield 5,19%-6,62% dan Rp536 miliar dengan yield 5,5%-6,5%.
Untuk seri PBS002 nilai yang dimenangkan pemerintah adalah Rp415 miliar dengan tingkat imbalan dan yield masing-masing 5,45% dan 5,54%. Selanjutnya untuk seri PBS003, pemerintah menyerap Rp510 miliar dengan tingkat imbalan dan yield masing-masing 6% dan 6,21%. Adapun nilai yang dimenangkan untuk IFR0010 adalah Rp400 miliar dengan imbalan dan yield masing-masing 10% dan 6,81%.
Analis Obligasi PT Nusantara Capital Securities I Made Adi Saputra menilai investor memberikan penawaran yang tinggi pada IFR0010 karena yield-nya masih tinggi dibandingkan dengan tiga seri lainnya.
"Namun demikian, investor juga berminat dengan tiga seri yang baru dengan harapan mendapatkan imbal hasil yang menarik di harga yang masih rendah karena baru ditawarkan," jelasnya saat dihubungi Bisnis, hari ini.
Menurutnya, secara keseluruhan imbal hasil yang diberikan pada lelang pertama SBSN pada tahun ini masih di atas imbal hasil dari surat utang negara (SUN) dengan tenor yang sama.
"Hal tersebut sebagai kompensasi dari kurang likuidnya instrumen SBSN di pasar sekunder dibandingkan dengan SUN dengan tenor yang sama," tuturnya.
Adi memaparkan selisih (spread) yield antara empat seri SBSN tersebut dan SUN cukup lumayan yakni sekitar 6,5 basis poin-30 basis poin. "Makanya penawaran yang masuk masih cukup tinggi karena investor melihat bahwa yield dari SBSN ini yang relatif lebih tinggi dari SUN," terangnya. (faa)
No comments:
Post a Comment