Friday, April 20, 2012

INDONESIA - BANKING - Bank Syariah Mandiri to Rp 1 trillion of additional capital

www.bisnis.com - JAKARTA: PT Bank Syariah Mandiri (BSM) requires an additional capital of Rp1 trillion to strengthen its capital adequacy ratio is predicted to be eroded due to the expansion of high finance.

Yuslam Fauzi, Managing Director of Bank Syariah Mandiri, said the capital increase expected to be implemented towards the end of the year by two mechanisms, namely shots of PT Bank Mandiri Tbk as a holding company and the issuance of subordinated medium-term debt (subordinated notes).

"The need additional capital of Rp1 trillion and will be met 50%: 50% of capital injections and publishing," he told Business Today, Wednesday, April 18, 2012. (source)



The need for additional capital required to support the sustainability of financing expansion in the next year. The capital adequacy ratio (capital adequacy ratio / CAR), the largest Islamic banks in Indonesia are often eroded rapidly due to expansion of high finance.

Fanani Zainal, Director of Compliance and Chief Financial Officer of BSM, said the company financing the expansion target of 25% during the year, compared with the end of 2011 Rp36, 72 trillion.

"At the end of 2011 we CAR 14.57% and with the development of our business during this year's prediction of CAR can be maintained above 12%," he said.

BSM CAR during 2011 increased from 10.6% to 14.57%, which is supported by a capital injection of Rp500 billion, Bank Mandiri is given twice, namely in mid-March 2011 and end in December 2011.

It increased the capital increase paid up capital of BSM to Rp1, 16 trillion at the end of 2011, compared to 2010 which recorded Rp658, 24 trillion.

In addition, BSM also publishes subnotes Rp500 billion for a period of 10 years, at the end of last year. Subnotes shall be treated as supplementary capital under (lower tier II), which may be issued a maximum of 50% of total core capital. (Parachute)

BANK SYARIAH MANDIRI perlu tambahan modal Rp1 triliun

Large_mandiri_syariah


JAKARTA: PT Bank Syariah Mandiri (BSM)  membutuhkan tambahan modal Rp1 triliun untuk memperkuat capital adequacy ratio yang diprediksi akan tergerus akibat ekspansi pembiayaan yang tinggi.
Yuslam Fauzi, Direktur Utama Bank Syariah Mandiri, mengatakan penambahan modal diperkirakan dilaksanakan menjelang akhir tahun melalui dua mekanisme, yakni suntikan dari PT Bank Mandiri Tbk sebagai induk usaha maupun penerbitan surat utang jangka menengah subordinasi (subordinated notes).
“Kebutuhannya tambahan modal sebesar Rp1 triliun dan akan dipenuhi 50%:50% dari suntikan modal dan penerbitan ,” ujarnya kepada Bisnis hari ini, Rabu 18 April 2012.
Kebutuhan tambahan modal tersebut diperlukan untuk mendukung kesinambungan ekspansi pembiayaan pada tahun berikutnya. Rasio kecukupan modal  (capital adequacy ratio/CAR), bank syariah terbesar di Indonesia ini kerap tergerus secara cepat akibat ekspansi pembiayaan yang tinggi.
Zainal Fanani, Direktur Kepatuhan sekaligus Chief Financial Officer BSM, mengatakan perseroan menargetkan ekspansi pembiayaan sebesar 25% selama tahun ini, dibandingkan dengan akhir 2011 Rp36,72 triliun.
“Pada akhir 2011 CAR kami 14,57% dan dengan perkembangan bisnis selama tahun ini kami prediksi CAR bisa dipertahankan di atas 12%,” ujarnya.
Selama 2011 CAR BSM  meningkat dari 10,6% menjadi 14,57%, yang ditopang oleh suntikan modal dari Bank Mandiri Rp500 miliar yang diberikan dua kali, yakni pada pertengahan Maret 2011 dan akhir Desember 2011.
Penambahan modal itu meningkat modal disetor BSM menjadi Rp1,16 triliun pada akhir 2011, dibandingkan dengan 2010 yang tercatat Rp658,24 triliun.
Selain itu, BSM juga menerbitkan subnotes sebesar Rp500 miliar dengan jangka waktu 10 tahun, pada akhir tahun lalu. Subnotes tersebut diperhitungkan sebagai modal pelengkap bawah (lower tier II), yang bisa diterbitkan maksimal 50% dari total modal inti. (sut)

No comments:

Post a Comment