Fitch assessed, the possibility is supported by the State Bank Muamalat is very small, because the bank already has a symbolic role in the development of Islamic banking in Indonesia. On the other hand, Fitch recognizes Muamalat assets is still relatively small compared to the domestic banking sector.
Until late last year, Bank Muamalat has 25 percent share of the total assets of Islamic banking. However, when compared to the total domestic industry (including conventional bank assets), only 1.1 percent. (source)
"Subordinated debt rating of Bank Muamalat are three points below its long-term ratings. If the weak government support for Bank Muamalat, could give a negative effect on the rankings, "Fitch said in a statement in Jakarta today.
Meanwhile, for the ranking of subordinated bonds, according to Fitch that could trigger the reduction of aggressive lending. In particular, if it is affecting asset quality deterioration and weakening of the capital.
Tier I capital ratio Muamalat is the lower limit of the industry average, which is 9.3 percent at the end of 2011. That figure is down compared to the position of the end of 2010 amounted to 10.6 percent. According to Fitch, a greater infusion of capital needed to support the high lending targets.
"We believe asset quality Muamalat quite risky when considering loan growth reached an average of 43 percent in 2010-2011," Fitch wrote.
The ratio of nonperforming loans (non-performing loans / NPL) Muamalat down from 2.6 percent in 2011 compared to end 2010 at 4.3 percent. Nevertheless, the level of NPLs in the last year is still above the industry average of around 2.2 percent.
At the end of 2011, backup (provisional) for the NPL increased to 74.4 percent compared to 52.4% the previous year. However, the percentage of the backup is still lower than a similar group of banks by an average of 153.7 percent.
"Financial profile needs to be repaired before it can maintain a high credit growth. It requires great effort to widen the margin and reduce operating costs, "said Fitch.
Net interest margin (net interest margin / NIM) Muamalat down from 5.2 percent in 2010 to 4.8 percent in 2011. However, the ratio of Operating Expenses to Operating Income (BOPO) shrank from 70 percent to 60 percent. (ID / grace dwitiya amianti)
Fitch Tetapkan Rating Bank Muamalat A(idn)
JAKARTA - Lembaga pemeringkat Fitch Ratings menetapkan peringkat (rating)
jangka panjang PT Bank Muamalat Indonesia Tbk di level A(idn) dengan
outlook stabil, serta peringkat surat utang subordinasinya di level
BBB(idn).
Fitch menilai, kemungkinan Bank Muamalat didukung oleh negara sangat kecil, karena bank tersebut telah memiliki peran simbolis pada perkembangan perbankan syariah di Indonesia. Di sisi lain, Fitch mengakui aset Bank Muamalat masih relatif kecil dibandingkan sektor perbankan domestik.
Hingga akhir tahun lalu, Bank Muamalat memiliki 25 persen porsi dari total aset perbankan syariah. Namun, jika dibandingkan dengan total industri domestik (termasuk aset bank konvensional), hanya 1,1 persen.
“Peringkat surat utang subordinasi Bank Muamalat berada tiga poin di bawah peringkat jangka panjangnya. Kalau dukungan pemerintah lemah terhadap Bank Muamalat, bisa memberikan efek negatif terhadap peringkatnya,” kata Fitch dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, hari ini.
Sementara itu, untuk peringkat obligasi subordinasi, menurut Fitch yang bisa memicu penurunan yaitu penyaluran kredit yang agresif. Khususnya, jika hal itu mempengaruhi kemunduran kualitas aset dan melemahnya modal.
Rasio modal Tier I Bank Muamalat berada di batas bawah rata-rata industri, yaitu 9,3 persen pada akhir 2011. Angka itu turun jika dibandingkan dengan posisi akhir 2010 sebesar 10,6 persen. Menurut Fitch, suntikan modal lebih besar diperlukan untuk mendukung target penyaluran kredit yang tinggi.
“Kami meyakini kualitas aset Bank Muamalat cukup berisiko jika mengingat pertumbuhan kredit rata-rata yang mencapai 43 persen pada 2010-2011,” tulis Fitch.
Rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) Bank Muamalat turun dari 2,6 persen pada 2011 jika dibandingkan dengan akhir 2010 sebesar 4,3 persen. Kendati demikian, level NPL pada tahun lalu tersebut masih di atas rata-rata industri yang mencapai 2,2 persen.
Pada akhir 2011, pencadangan (provisi) untuk NPL meningkat menjadi 74,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya 52,4%. Namun, persentase pencadangan tersebut masih lebih rendah dibandingkan kelompok bank sejenis yang rata-rata sebesar 153,7 persen.
“Profil keuangannya perlu diperbaiki sebelum dapat mempertahankan pertumbuhan kredit yang tinggi. Ini memerlukan usaha keras untuk memperlebar margin dan mengurangi biaya operasional,” papar Fitch.
Margin bunga bersih (net interest margin/NIM) Bank Muamalat turun dari 5,2 persen pada 2010 menjadi 4,8 persen pada 2011. Namun, rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) menyusut dari 70 persen menjadi 60 persen. (ID/grace dwitiya amianti)
Fitch menilai, kemungkinan Bank Muamalat didukung oleh negara sangat kecil, karena bank tersebut telah memiliki peran simbolis pada perkembangan perbankan syariah di Indonesia. Di sisi lain, Fitch mengakui aset Bank Muamalat masih relatif kecil dibandingkan sektor perbankan domestik.
Hingga akhir tahun lalu, Bank Muamalat memiliki 25 persen porsi dari total aset perbankan syariah. Namun, jika dibandingkan dengan total industri domestik (termasuk aset bank konvensional), hanya 1,1 persen.
“Peringkat surat utang subordinasi Bank Muamalat berada tiga poin di bawah peringkat jangka panjangnya. Kalau dukungan pemerintah lemah terhadap Bank Muamalat, bisa memberikan efek negatif terhadap peringkatnya,” kata Fitch dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, hari ini.
Sementara itu, untuk peringkat obligasi subordinasi, menurut Fitch yang bisa memicu penurunan yaitu penyaluran kredit yang agresif. Khususnya, jika hal itu mempengaruhi kemunduran kualitas aset dan melemahnya modal.
Rasio modal Tier I Bank Muamalat berada di batas bawah rata-rata industri, yaitu 9,3 persen pada akhir 2011. Angka itu turun jika dibandingkan dengan posisi akhir 2010 sebesar 10,6 persen. Menurut Fitch, suntikan modal lebih besar diperlukan untuk mendukung target penyaluran kredit yang tinggi.
“Kami meyakini kualitas aset Bank Muamalat cukup berisiko jika mengingat pertumbuhan kredit rata-rata yang mencapai 43 persen pada 2010-2011,” tulis Fitch.
Rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) Bank Muamalat turun dari 2,6 persen pada 2011 jika dibandingkan dengan akhir 2010 sebesar 4,3 persen. Kendati demikian, level NPL pada tahun lalu tersebut masih di atas rata-rata industri yang mencapai 2,2 persen.
Pada akhir 2011, pencadangan (provisi) untuk NPL meningkat menjadi 74,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya 52,4%. Namun, persentase pencadangan tersebut masih lebih rendah dibandingkan kelompok bank sejenis yang rata-rata sebesar 153,7 persen.
“Profil keuangannya perlu diperbaiki sebelum dapat mempertahankan pertumbuhan kredit yang tinggi. Ini memerlukan usaha keras untuk memperlebar margin dan mengurangi biaya operasional,” papar Fitch.
Margin bunga bersih (net interest margin/NIM) Bank Muamalat turun dari 5,2 persen pada 2010 menjadi 4,8 persen pada 2011. Namun, rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) menyusut dari 70 persen menjadi 60 persen. (ID/grace dwitiya amianti)
Source: http://www.investor.co.id/moneyandbanking/fitch-tetapkan-rating-bank-muamalat-aidn/39155 - June 26, 2012 - google translate
No comments:
Post a Comment