Kyai Nahdliyin has the capability exceeds the capacity of education has ever gone through. He is KH. Ma'ruf Amin, one of the Chairman of the Indonesian Ulema Council. Although never an education master (S2) let alone a doctorate (S3) in the field of fiqh, but science KH. Ma'ruf Amin is not much different from those who holds a doctorate. (source)
Caregivers Pondok Pesantren An-Nawawiyah, Banten is getting a lot of trust. In addition to having activity as Chairman of the National Islamic Council (DSN-MUI), as Rois NU Syria, as well as trusted as a Member of Advisory Council President. Position requires the ability that qualified as a cleric and umara '. Graduates Tebuireng Pesantren in Jombang is a figure that has a very calm disposition, humorous but full of spirit. In each discussion, he had the bearing is quite cold. Although, the discussion with an emotional condition, he still responded with a calm demeanor.
As Chairman of the DSN-MUI, KH. Ma'ruf Amin and colleagues wanted to develop the economic and financial shari'a throughout the archipelago. Among others who have dealt with DSN-MUI, among others, banking, insurance, capital market / mutual fund based on the principles of sharia. Through the DSN-MUI, Kyai Ma'ruf trying to encourage the development of economic institutions and the shari'a finance. "We hope that our national economic system generally uses a dual economic system. Ie Shari'ah and conventional. And the Islamic system has to be embodied as one of the economic system in Indonesia, "he said.
According to him, the conventional system is allowed to exist due to the implementation and practice of Islamic system is based on the principle of consciousness or voluntary of Muslims, so it uses the transaction is not because of coercion. Moreover, he argues, society can not change radically. People need time to change. For him no matter the changes step by step but have a definite direction and purpose.
Expresses, he was interested in participating economies sow Shariah in the country, because Islam was not only contains the teachings of Aqeedah, but also concerns about muamalah worship (worship fellow human beings). "In the matter Muamalat was a matter of Islamic economics," said Rois Syrian NU. "So the application of the economic teachings of Islam can be developed in sehar-day life." Added the man was born March 11, 1943.
The eyes of his colleagues, the General Secretary of the MUI, M. Sham Brotherhood, said that Islamic organizations in gait and MUI, KH Ma'ruf Amin figure of the teacher who always gave enlightenment to the people through an orderly frame of mind, strong and responsive to what is happening in society. He is spirit, and for grappling with MUI MUI, he has participated laid the foundations of thought is important for Muslims.
Likewise, KH. Hasyim, NU chairman, praised the KH Ma'ruf Amin. According to him, KH Ma'ruf Amin was not indiscriminate character. He has expertise in transferring the affairs of the Shari'a into the affairs of Muamalat. Most of these concepts Muamalat in Indonesia, Hasyim said the idea came from contributions of KH. Ma'ruf Amin.
KH. Ma’ruf Amin: Penjaga Syariah Diranah Ekonomi
Kyai Nahdliyin ini memiliki kemampuan melebihi kapasitas pendidikan yang pernah ditempuhnya. Dialah KH. Ma’ruf Amin, salah satu Ketua Majelis Ulama Indonesia. Meskipun tidak pernah mengenyam pendidikan master (S2) apalagi doktor (S3) di bidang Fiqh, namun ilmu KH. Ma’ruf Amin tidak jauh berbeda dengan mereka yang bergelar doktor.
Pengasuh Pondok Pesantren An-Nawawiyah, Banten ini mendapatkan banyak amanah. Selain memiliki aktivitas sebagai Ketua Dewan Syariah Nasional (DSN-MUI), sebagai Rois Syuriah PBNU, serta dipercaya sebagai Anggota Dewan Pertimbangan Presiden RI. Kedudukannya membutuhkan kemampuan yang mumpuni sebagai seorang ulama dan umara’. Lulusan Pesantren Tebuireng, Jombang ini adalah sosok yang memiliki pembawaan sangat tenang, humoris namun penuh semangat. Dalam setiap diskusi, beliau memiliki pembawaan cukup dingin. Meskipun, diskusi dengan kondisi yang penuh emosi, beliau tetap menanggapi dengan pembawaan yang kalem.
Sebagai Ketua DSN-MUI, KH. Ma’ruf Amin bersama koleganya ingin mengembangkan ekonomi dan keuangan syari’ah di seluruh Nusantara. Diantaranya yang sudah ditangani DSN-MUI antara lain, perbankan, asuransi, pasar modal/reksadana yang berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Melalui DSN-MUI, Kyai Ma’ruf berupaya mendorong perkembangan lembaga-lembaga ekonomi dan keuangan Syari’ah. ”Kita berharap sistem ekonomi nasional kita secara umum menggunakan dual system economic. Yaitu syari’ah dan konvensional. Dan sistem syariah ini harus kita wujudkan sebagai sebagai salah satu sistem ekonomi di Indonesia,” tuturnya.
Menurutnya, sistem konvensional tetap dibiarkan ada karena untuk penerapan dan pengamalan sistem syariah ini didasarkan atas asas kesadaran atau sukarela dari umat Islam, sehingga menggunakan transaksi tersebut bukan karena paksaan. Lagi pula, menurutnya, masyarakat tidak bisa mengalami perubahan secara radikal. Masyarakat membutuhkan waktu untuk perubahan. Baginya tidak masalah perubahan selangkah demi selangkah tapi memiliki arah dan tujuan yang pasti.
Diungkapkannya, dirinya tertarik untuk ikut serta menyemaikan ekonomi syari’ah di Tanah Air, karena Islam itu bukan saja mengandung ajaran aqidah, tapi juga menyangkut soal ibadah muamalah (ibadah sesama manusia). ”Dalam masalah muamalat itu ada soal ekonomi Islam,” tegas Rois Syuriah PBNU. ”Jadi penerapan ajaran ekonomi Islam itu bisa dikembangkan dalam kehidupan sehar-hari.” tambah pria kelahiran 11 Maret 1943 ini.
Dimata para koleganya, Sekretaris Umum MUI, M. Ikhwan Syam, mengatakan, bahwa dalam kiprah ormas Islam dan MUI, KH Ma’ruf Amin sosok guru yang selalu memberikan pencerahan pada umat melalui kerangka berpikir yang tertib, kokoh dan responsif atas apa yang terjadi di masyarakat. Beliau adalah roh MUI dan selama bergulat bersama MUI, beliau telah ikut meletakkan dasar-dasar pemikiran yang penting bagi umat Islam.
Begitupun, KH. Hasyim Muzadi, Ketua Umum PBNU, memuji KH Ma’ruf Amin. Menurutnya, KH Ma’ruf Amin bukan tokoh sembarangan. Dia memiliki keahlian dalam mentransfer urusan syariat ke dalam urusan muamalat. Sebagian besar konsep muamalat di Indonesia ini, Hasyim Muzadi mengatakan berasal dari sumbangsih pemikiran KH. Ma’ruf Amin.
No comments:
Post a Comment