Thursday, August 25, 2011

INDONESIA - BANKING - Active BI pushes Islamic banking to SATISFIED

Jakarta (24 / 8) - Bank Indonesia (BI) today will continue to encourage Islamic banking transactions to be active in the interbank money market based on Islamic principles (SATISFIED). This is done because the BI tended to see Islamic banking as well as central banks still rely on its parent bank in dealing with liquidity problems. Though SATISFIED itself has a good benefit in addressing the needs of Islamic banks liquidity. (source)
Economic Analyst Associate Directorate of Monetary Management BI, Erwin Gunawan Hutapea said the current transactions between the excess liquidity of Islamic banks with a shortage of liquidity in SATISFIED still low. He considered there is a management that does not encourage banks to transact between Islamic banks and instruments SATISFIED itself is still not able to attract market participants to transact.
"In meeting the liquidity needs of Islamic banks prefer to borrow funds to the parent bank. To UUS itself only utilize the remaining unused credit limit by the parent bank "he explained.
According to data from Bank Indonesia, from 34 Islamic banks (11 banks sharia / BUS and 23 business units sharia / UUS) who had dealings in SATISFIED only six to seven banks are active transactions in SATISFIED every day. The portion of investment funds by the conventional banking system still dominates, and the trend increased in the last three years. In 2008, the share of conventional plantings 37%, 49% in 2009, and in 2010 was 65%.
But in terms of volume, transactions increased SATISFIED. In 2008, the average daily volume of 113 billion, in 2009 to Rp 145 billion, and by 2010 had reached Rp 154 ​​billion with a volume range between Rp 3 billion to Rp 692 billion.
"Today was more Islamic banks are looking to trade for its own liquidity to the conventional parent. Well, this is a challenge to the future of BI, "he concluded. (Ul)

BI Dorong Perbankan Syariah Aktif di PUAS

E-mail Print PDF
Jakarta, (24/8)- Bank Indonesia (BI) saat ini akan terus berupaya mendorong perbankan syariah agar aktif bertransaksi di pasar uang antar bank berdasarkan prinsip syariah (PUAS). Hal ini dilakukan karena BI melihat perbankan syariah cenderung masih mengandalkan bank sentral maupun bank induknya dalam menangani permasalahan likuiditas. Padahal PUAS sendiri memiliki manfaat yang baik dalam menangani kebutuhan likuiditas bank syariah.
Analis Ekonomi Madya Direktorat Pengelolaan Moneter BI, Erwin Gunawan Hutapea mengatakan saat ini transaksi antar bank syariah yang kelebihan likuiditas dengan yang kekurangan likuiditas di PUAS masih rendah. Ia menilai terdapat manajemen yang tidak mendorong bank bertransaksi antar bank syariah dan instrumen PUAS sendiri masih belum mampu menarik pelaku pasar untuk bertransaksi.
“Dalam memenuhi kebutuhan likuiditas Bank syariah lebih memilih melakukan peminjaman dana kepada bank induknya. Untuk UUS sendiri hanya memanfaatkan sisa credit limit yang tidak terpakai oleh bank induk” jelasnya.
Menurut data Bank Indonesia, dari 34 bank syariah (11 bank umum syariah/BUS dan 23 unit usaha syariah/UUS) yang pernah bertransaksi di PUAS hanya enam hingga tujuh bank saja yang aktif melakukan transaksi di PUAS tiap hari. Porsi penanaman dana oleh perbankan konvensional masih mendominasi dan trennya meningkat dalam tiga tahun terakhir. Pada 2008, porsi penanaman konvensional 37%, tahun 2009 sebesar 49%, dan tahun 2010 sebesar 65%.

Namun dari segi volume, transaksi PUAS mengalami peningkatan. Pada 2008, volume rata-rata harian sebesar 113 miliar, tahun 2009 menjadi Rp 145 miliar, dan tahun 2010 sudah mencapai Rp 154 miliar dengan kisaran volume antara Rp 3 miliar sampai Rp 692 miliar.
“Saat ini memang lebih banyak bank syariah yang bertransaksi untuk mencari likuidItas ke induknya sendiri yang konvensional. Nah, ini menjadi tantangan BI ke depan,” pungkasnya.(ul)
Source :  http://www.pkesinteraktif.com/bisnis/perbankan-syariah/2854-bi-dorong-perbankan-syariah-aktif-di-puas.html - Aug 25, 2011 - google translate

No comments:

Post a Comment