"There was a significant increase," he said when attending the Interactive Dialogue In Making Indonesia Sharia Banking Centre on Monday (22 / 8) night. He admitted this in harmony with the portion of consumer credit provided conventional banking. (source)
But unfortunately, this increase is actually making cuts in other sectors such as productive, agriculture, manufacturing and construction. Agricultural sector for example, fell from a position of 4.5 percent to 2.66 percent while the manufacturing, from 6.1 percent to 3.31 percent.
Previously, from banking statistics data of BI, as of June 2011 Islamic bank has provided financing of Rp 82.616 trillion, an increase of 46 percent from the same period the previous year, Rp 55.801 trillion. In rupiah, Islamic bank financing recorded Rp 78.727 trillion, while foreign currency, foreign Islamic banks recorded Rp 3.889 trillion.
Ratio of financing problems (non-performing financing or NPF) has decreased compared to the previous month, from 3.76 percent in May 2011 to 3.55 percent. Nominally BI, NPF record of Rp 2.937 trillion.
Pembiayaan Konsumtif Dominasi Perbankan Syariah
Selasa, 23 Agustus 2011 08:49 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pembiayaan konsumtif mendominasi perbankan syariah hingga 37,2 persen. Menurut Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Halim Alamsyah, dalam lima tahun terakhir sektor ini meningkat drastis dari 19,1 persen menjadi 37,2 persen.
“Terjadi peningkatan cukup signifikan,” katanya ketika menghadiri Dialog Interaktif Menjadikan Indonesia Sebagai Pusat Perbankan Syariah, Senin (22/8) malam. Ia mengaku hal ini selaras dengan porsi kredit konsumsi yang diberikan perbankan konvensional.
Namun sayangnya, peningkatan ini justru membuat penurunan di sektor lainnya seperti produktif, pertanian, manufaktur dan konstruksi. Sektor pertanian misalnya turun dari posisi 4,5 persen menjadi 2,66 persen sedangkan manufaktur, dari 6,1 persen menjadi 3,31 persen.
“Terjadi peningkatan cukup signifikan,” katanya ketika menghadiri Dialog Interaktif Menjadikan Indonesia Sebagai Pusat Perbankan Syariah, Senin (22/8) malam. Ia mengaku hal ini selaras dengan porsi kredit konsumsi yang diberikan perbankan konvensional.
Namun sayangnya, peningkatan ini justru membuat penurunan di sektor lainnya seperti produktif, pertanian, manufaktur dan konstruksi. Sektor pertanian misalnya turun dari posisi 4,5 persen menjadi 2,66 persen sedangkan manufaktur, dari 6,1 persen menjadi 3,31 persen.
Sebelumnya, dari data statistik perbankan BI, per Juni 2011 bank syariah telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 82,616 triliun atau meningkat 46 persen di banding periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 55,801 triliun. Dalam mata uang rupiah, bank syariah mencatat pembiayaan sebesar Rp 78,727 triliun sedangkan dalam mata uang asing, bank syariah mencatat valas Rp 3,889 triliun.
Rasio pembiayaan bermasalah (non performing financing atau NPF) mengalami penurunan dibanding bulan sebelumnya, dari 3,76 persen di Mei 2011 menjadi 3,55 persen. Secara nominal BI, mencatat NPF sebesar Rp 2,937 triliun.
Rasio pembiayaan bermasalah (non performing financing atau NPF) mengalami penurunan dibanding bulan sebelumnya, dari 3,76 persen di Mei 2011 menjadi 3,55 persen. Secara nominal BI, mencatat NPF sebesar Rp 2,937 triliun.
No comments:
Post a Comment