"We do not rule out the BI related it (commodity sharia), so still we wait. If it's out, we see a situation, if needed we will definitely use fasitas it," said Fauzi Yuslam, Managing Director of BSM on the sidelines inauguration of the Association of Central Board of Islamic Economics (IAEI) in Jakarta, Friday (22/10). (source)
Yuslam reveal BSM have often experienced excess liquidity. So in managing liquidity, the more frequent use of BSM Bank Indonesia Sharia Deposit Facility (FASBIS).
"Usually our excess liquidity. Excess is our store in FASBIS. Now about our funds in FASBIS around Rp 2.8 trillion," he said.
Until the end of September 2011, Third Party Funds (TPF) BSM reached Rp 38.29 trillion. As for financing reached Rp 34.41 trillion. (Deuteronomy)
BSM Lirik Komoditi Syariah
Jakarta (23/10)- Diluncurkannya bursa komoditi syariah oleh Bursa
Berjangka Jakarta (BBJ) memang diperuntukan bagi perbankan syariah
dalam mengelola likuiditas. Salah satu bank syariah yang mulai "melirik"
instrumen tersebut adalah Bank Syariah Mandiri (BSM).
"Saat ini kan aturan BI belum keluar terkait hal itu (komoditi
syariah), jadi masih kita tunggu. Kalau sudah keluar, kita lihat
situasi, kalau butuh pasti akan kita gunakan fasitas itu," ujar Yuslam
Fauzi, Direktur Utama BSM di sela-sela acara pelantikan Pengurus Pusat
Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) di Jakarta, Jumat (22/10).
Yuslam mengungkapkan BSM selama ini sering mengalami kelebihan
likuiditas. Maka dalam mengelola likuiditas tersebut, BSM lebih sering
memanfaatkan Fasilitas Simpanan Bank Indonesia Syariah (FASBIS).
"Biasanya kami kelebihan likuiditas. Kelebihan tersebut kita simpan
di FASBIS. Sekarang kurang lebih dana kita di FASBIS sekitar Rp 2,8
triliun," ujarnya.
Sampai akhir September 2011, Dana Pihak Ketiga (DPK) BSM mencapai Rp
38,29 triliun. Sedangkan untuk pembiayaan mencapai Rp 34,41 triliun.(Ul)
No comments:
Post a Comment