"We do not worry there are pawning gold in Islamic banks because it is different. Conducted at the Pawnshop Pawn for productive enterprises, "said Director of Operations Pawnshop, Edy Prayitno in a monthly seminar Shariah Economic Community BNI Tower in Jakarta, Wednesday (26/10). (source)
Edy explained by differences Pawn pawning gold in Islamic banks are located on the customer. Pawnshop customers do indeed want to pawn because pawn something valuable for him to get venture capital. While in most Islamic bank customers in pawn gold for consumptive needs.
"We are indeed very encouraging to the direction of productive enterprises. Imagine the price of gold out of Rp 460 thousand, we dare to love a credit of Rp 475 thousand. Because what we see is propek business or businesses that do customers, "he said.
Edy see Pawnshop market share is still wide open. Proven Business pawnshop currently experiencing growth of up to 60% by number of customers reached 23 million and approximately 98% of pawned goods are gold.
But on the other hand, Edy syraiah reminded the banks in order to anticipate the risks that occur in the practice of pawning gold. Especially when the gold price going down and gold pelmasuan.
"The challenge is the risk of counterfeiting gold and of course when the price drops," he said. (Ul)
Pegadaian Tak Khawatir Rahn Emas di Bank Syariah
Jakarta (27/10)- Perum Pegadaian tak merasa risau dengan maraknya
praktek rahn atau gadai emas yang dilakukan beberapa bank syariah.
Karena “atmosfir” gadai di Pegadaian berbeda dengan bank syariah.
“Kami tidak khawatir ada gadai emas di bank syariah karena memang
beda. Gadai yang dilakukan di Pegadaian untuk usaha produktif,” ujar
Direktur Operasi Perum Pegadaian, Edy Prayitno dalam acara seminar
bulanan Masyarakat Ekonomi Syariah di BNI Tower Jakarta, Rabu (26/10).
Edy menjelaskan perbedaan Pegadaian dengan gadai emas di bank syariah
terletak pada nasabah. Nasabah Pegadaian melakukan gadai karena memang
ingin menggadai sesuatu yang berharga bagi dirinya untuk mendapatkan
modal usaha. Sedangkan di bank syariah kebanyakan nasabah menggadai emas
karena kebutuhan konsumtif.
“Kami memang sangat mendorong ke arah usaha produktif. Bayangkan
harga emas di luar Rp 460 ribu, kami berani kasih kredit Rp 475 ribu.
Karena yang kami lihat adalah propek usaha atau bisnis yang dilakukan
nasabah,” ungkapnya.
Edy melihat pangsa pasar Pegadaian masih terbuka luas. Terbukti saat
ini bisnis pegadaian mengalami pertumbuhan hingga 60 % dengan jumlah
nasabah mencapai 23 juta dan sekitar 98 % barang yang digadaikan adalah
emas.
Namun di sisi lain, Edy mengingatkan kepada perbankan syraiah agar
bisa mengantisipasi berbagai resiko yang terjadi dalam praktek gadai
emas. Terutama ketika harga emas turun dan terjadi pelmasuan emas.
“Tantangan yang harus dihadapi adalah resiko adanya pemalsuan emas dan tentunya ketika harga turun,” tandasnya.(ul)
No comments:
Post a Comment