REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - The growth of sharia banking in Indonesia is relatively fast in the last five years, with an average asset growth of 40 percent. The position of Islamic banking assets as of September 2011 has reached Rp 126 trillion. With that position, Indonesia Islamic banking occupied the fourth position of the world after Iran, Malaysia, and Saudi Arabia.
Deputy Governor of Bank Indonesia, Halim Alamsyah, Friday (11/11), said the growth of Islamic banking assets of Indonesia is relatively fast compared to the average growth of Islamic banking in another country. While the average growth of Islamic banking in the world is only 10-15 percent. (source)
Deputy Governor of Bank Indonesia, Halim Alamsyah, Friday (11/11), said the growth of Islamic banking assets of Indonesia is relatively fast compared to the average growth of Islamic banking in another country. While the average growth of Islamic banking in the world is only 10-15 percent. (source)
Indonesia Islamic banking growth rate is predicted to continue rising. It was influenced by the economic potential of Indonesia which is better than other countries that have Islamic banking. Indonesia's economic growth by September 2011 recorded 6.5 percent.
Economic growth was supported by the population of Indonesia reached 237 million inhabitants. This is a potential market of Islamic banking. "Our position in a number of prominent Islamic banks including in the world," said Halim. In Indonesia, the number of Islamic Banks (BUS) has reached 11, plus 23 Sharia (UUS).
In terms of institutional, continued Halim Indonesia Islamic banking is also considered superior. Indonesia fatwa for Islamic banking issued by an agency, namely, the National Shariah Council of Indonesian Ulemas Council (DSN-MUI). While other countries, a fatwa is still derived from each bank.
Great potential that has attracted some foreign investors to invest in Indonesia in the field of Islamic economics. "The delegation of Middle Eastern states are very interested in Islamic banking in Indonesia," he said.
Perbankan Syariah Indonesia Urutan Keempat di Dunia
Jumat, 11 November 2011 12:51 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pertumbuhan
perbankan syariah di Indonesia relatif cepat dalam lima tahun terakhir,
dengan rata-rata pertumbuhan aset mencapai 40 persen. Posisi aset
perbankan syariah per September 2011 telah mencapai Rp 126 triliun.
Dengan posisi itu, perbankan syariah Indonesia menduduki posisi keempat
dunia setelah Iran, Malaysia, dan Arab Saudi.
Deputi Gubernur Bank Indonesia, Halim Alamsyah, Jumat (11/11), mengatakan pertumbuhan aset perbankan syariah Indonesia relatif cepat dibandingkan rata-rata pertumbuhan perbankan syariah di negara lain. Sementara rata-rata pertumbuhan perbankan syariah di dunia hanya 10-15 persen.
Angka pertumbuhan perbankan syariah Indonesia diprediksi terus naik. Hal itu dipengaruhi potensi ekonomi Indonesia yang lebih baik dibandingkan negara lain yang memiliki perbankan syariah. Pertumbuhan ekonomi Indonesia per September 2011 tercatat 6,5 persen.
Pertumbuhan ekonomi itu didukung jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 237 juta jiwa. Ini menjadi potensi pasar perbankan syariah. “Posisi kita dalam jumlah bank syariah termasuk menonjol di dunia,” ujar Halim. Di Indonesia, jumlah Bank Umum Syariah (BUS) telah mencapai 11, ditambah 23 Unit Usaha Syariah (UUS).
Dari segi kelembagaan, lanjut Halim, perbankan syariah Indonesia juga dinilai lebih unggul. Fatwa untuk perbankan syariah Indonesia dikeluarkan oleh satu lembaga yakni, Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI). Sementara negara lain, fatwa masih berasal dari masing-masing bank.
Potensi yang besar itu telah menarik sejumlah investor asing untuk menanamkan modal di Indonesia di bidang ekonomi syariah. “Delegasi dari Timur Tengah menyatakan sangat tertarik pada perbankan syariah di Indonesia,” ujarnya.
Deputi Gubernur Bank Indonesia, Halim Alamsyah, Jumat (11/11), mengatakan pertumbuhan aset perbankan syariah Indonesia relatif cepat dibandingkan rata-rata pertumbuhan perbankan syariah di negara lain. Sementara rata-rata pertumbuhan perbankan syariah di dunia hanya 10-15 persen.
Angka pertumbuhan perbankan syariah Indonesia diprediksi terus naik. Hal itu dipengaruhi potensi ekonomi Indonesia yang lebih baik dibandingkan negara lain yang memiliki perbankan syariah. Pertumbuhan ekonomi Indonesia per September 2011 tercatat 6,5 persen.
Pertumbuhan ekonomi itu didukung jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 237 juta jiwa. Ini menjadi potensi pasar perbankan syariah. “Posisi kita dalam jumlah bank syariah termasuk menonjol di dunia,” ujar Halim. Di Indonesia, jumlah Bank Umum Syariah (BUS) telah mencapai 11, ditambah 23 Unit Usaha Syariah (UUS).
Dari segi kelembagaan, lanjut Halim, perbankan syariah Indonesia juga dinilai lebih unggul. Fatwa untuk perbankan syariah Indonesia dikeluarkan oleh satu lembaga yakni, Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI). Sementara negara lain, fatwa masih berasal dari masing-masing bank.
Potensi yang besar itu telah menarik sejumlah investor asing untuk menanamkan modal di Indonesia di bidang ekonomi syariah. “Delegasi dari Timur Tengah menyatakan sangat tertarik pada perbankan syariah di Indonesia,” ujarnya.
No comments:
Post a Comment