Contribution of Islamic products this year is relatively small compared to the total premiums of AXA Mandiri as of September 2011 which reached Rp 3.7 trillion. In fact, according to Director of AXA Mandiri, Iwan Pasila, the contribution of Islamic products last year reached 15 percent. (source)
"The market does not shine sharia as last year's performance as influenced sharia stocks that have not been good," he said on Monday (7 / 11).
AXA Mandiri sharia products still rely on unit-linked. Of the product, the portion of the regular premiums to 90 percent, the remainder of the single premium. "We want to raise again the regular premium, but still accommodate singles for customers who want to invest," he said.
Iwan said it did not close the possibility to provide traditional products. Takaful fund governance is still around Rp 650 billion. While the fund governance AXA Mandiri to Rp 9.4 trillion.
AXA Mandiri's net profit in September 2011 reached Rp 591 billion, up 76.5 percent from the same period last year at $ 335 billion. While the total assets of AXA Mandiri to Rp 10.2 trillion as of September 2011. Assets were up 29.5 percent compared to September 2010 at $ 7.9 trillion.
To increase the share of sharia, AXA Mandiri will develop into commodity-based Islamic investment. Commodity-based stocks by Iwan became the driving of the stock exchange sharia. Until September 2011, the fund governance is derived from Islamic commodities reached USD 5 billion.
"We want innovation to the commodity-based Islamic fund so that there is an option for customers," he asserted.
While AXA Mandiri president director, Albertus Wiroyo said Islamic products is still relatively small portion that is below five percent. However, great potential for developing Islamic products. "We develop this great potential through product innovation and improved service to customers," he said.
According to him, a relatively small portion of sharia Islamic financial performance is influenced not sepesat conventional. However, the development of Islamic products will still be made through the optimization of co-operation with Bank Syariah Mandiri (BSM).
"We will further go into the BSM market. There are still many who have not worked out as the micro segment," he said.
Premi Syariah AXA Mandiri Capai Rp 283 Miliar
Senin, 07 November 2011 12:18 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Premi produk syariah
AXA Mandiri hingga September 2011 mencapai Rp 283 miliar. Capaian ini
naik tipis yakni 1,3 persen dibandingkan September 2010 yang mencapai Rp
250 miliar.
Kontribusi produk syariah tahun ini relatif kecil dibandingkan total premi AXA Mandiri per September 2011 yang mencapai Rp 3,7 triliun. Padahal, menurut Direktur AXA Mandiri, Iwan Pasila, kontribusi produk syariah tahun lalu mencapai 15 persen.
"Pasar syariah tidak kinclong seperti tahun lalu karena dipengaruhi kinerja saham-saham syariah yang belum baik," ujar dia, Senin (7/11).
Produk syariah AXA Mandiri masih mengandalkan unit link. Dari produk itu, porsi reguler premi mencapai 90 persen, sisanya dari single premi. "Kita ingin tingkatkan lagi reguler premi, tapi tetap tampung single untuk nasabah yang ingin investasi," ujar dia.
Iwan mengatakan pihaknya tidak menutup kemungkinan untuk menyediakan produk tradisional. Dana kelola asuransi syariah masih sekitar Rp 650 miliar. Sementara dana kelola AXA Mandiri Rp 9,4 triliun.
Laba bersih AXA Mandiri pada September 2011 mencapai Rp 591 miliar, naik 76,5 persen dari periode yang sama tahun lalu yakni Rp 335 miliar. Sementara total aset AXA Mandiri mencapai Rp 10,2 triliun per September 2011. Aset itu naik 29,5 persen dibandingkan September 2010 yakni Rp 7,9 triliun.
Untuk meningkatkan porsi syariah, AXA Mandiri akan mengembangkan ke investasi berbasis komoditas syariah. Saham berbasis komoditas menurut iwan menjadi penggerak dari bursa saham syariah. Hingga September 2011, dana kelola yang berasal dari komoditas syariah mencapai Rp 5 miliar.
"Kita ingin inovasi ke fund syariah berbasis komoditas sehingga ada pilihan untuk nasabah," katanya menegaskan.
Sementara Presiden Direktur AXA Mandiri, Albertus Wiroyo mengatakan produk syariah memang porsinya masih relatif kecil yakni di bawah lima persen. Namun, potensi produk syariah besar untuk berkembang. "Kita mengembangkan potensi yang besar ini melalui inovasi produk dan peningkatan layanan ke nasabah," ujar dia.
Menurutnya, porsi syariah yang relatif kecil dipengaruhi kinerja keuangan syariah yang belum sepesat konvensional. Namun, pengembangan produk syariah tetap akan dilakukan melalui optimalisasi kerjasama dengan Bank Syariah Mandiri (BSM).
"Kita akan lebih masuk ke pasar BSM. Masih banyak yang belum digarap seperti segmen mikro," ujar dia.
Kontribusi produk syariah tahun ini relatif kecil dibandingkan total premi AXA Mandiri per September 2011 yang mencapai Rp 3,7 triliun. Padahal, menurut Direktur AXA Mandiri, Iwan Pasila, kontribusi produk syariah tahun lalu mencapai 15 persen.
"Pasar syariah tidak kinclong seperti tahun lalu karena dipengaruhi kinerja saham-saham syariah yang belum baik," ujar dia, Senin (7/11).
Produk syariah AXA Mandiri masih mengandalkan unit link. Dari produk itu, porsi reguler premi mencapai 90 persen, sisanya dari single premi. "Kita ingin tingkatkan lagi reguler premi, tapi tetap tampung single untuk nasabah yang ingin investasi," ujar dia.
Iwan mengatakan pihaknya tidak menutup kemungkinan untuk menyediakan produk tradisional. Dana kelola asuransi syariah masih sekitar Rp 650 miliar. Sementara dana kelola AXA Mandiri Rp 9,4 triliun.
Laba bersih AXA Mandiri pada September 2011 mencapai Rp 591 miliar, naik 76,5 persen dari periode yang sama tahun lalu yakni Rp 335 miliar. Sementara total aset AXA Mandiri mencapai Rp 10,2 triliun per September 2011. Aset itu naik 29,5 persen dibandingkan September 2010 yakni Rp 7,9 triliun.
Untuk meningkatkan porsi syariah, AXA Mandiri akan mengembangkan ke investasi berbasis komoditas syariah. Saham berbasis komoditas menurut iwan menjadi penggerak dari bursa saham syariah. Hingga September 2011, dana kelola yang berasal dari komoditas syariah mencapai Rp 5 miliar.
"Kita ingin inovasi ke fund syariah berbasis komoditas sehingga ada pilihan untuk nasabah," katanya menegaskan.
Sementara Presiden Direktur AXA Mandiri, Albertus Wiroyo mengatakan produk syariah memang porsinya masih relatif kecil yakni di bawah lima persen. Namun, potensi produk syariah besar untuk berkembang. "Kita mengembangkan potensi yang besar ini melalui inovasi produk dan peningkatan layanan ke nasabah," ujar dia.
Menurutnya, porsi syariah yang relatif kecil dipengaruhi kinerja keuangan syariah yang belum sepesat konvensional. Namun, pengembangan produk syariah tetap akan dilakukan melalui optimalisasi kerjasama dengan Bank Syariah Mandiri (BSM).
"Kita akan lebih masuk ke pasar BSM. Masih banyak yang belum digarap seperti segmen mikro," ujar dia.
No comments:
Post a Comment