In principle, Islamic banks better terms of financing. It is assumed Islamic banks make decisions more quickly when compared to business unit. Very good for Islamic banks, especially BJBS, to synergize with the parent company to accelerate the disbursement of such financing.Services office is a form of channeling such synergy. With the Islamic services in conventional banks, Islamic banks can raise funds to third parties. These funds can be rolled out to finance.Currently BJBS outlets already established in the conventional branch. It's just very few. These outlets are also not very optimal because BJBS still have to provide their own human resources and infrastructure. "Whose name is the office channeling maximum use of existing infrastructure," added Riawan.Things like this, Riawan said, should be eliminated. If no Islamic banks will find it hard to grow and think better to Islamic business units are housed within a clear stem.Riawan hoped that the synergy with the parent will increase the cost of funds (pads). If funds are not cheap, he said, then the financing will be expensive. And if the financing is expensive, difficult to develop markets bank.He also hopes to develop the asset at the end of the year. Although the end of the year only six months away. BJBS current assets is $ 2.8 trillion.
Bank Syariah Harus Bersinergi dengan Induk
Kamis, 14 Juni 2012, 14:41 WIB
Republika/Wihdan Hidayat
Salah satu outlet BNI Syariah.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Agar dapat berkembang dengan baik,
bank syariah memerlukan sinergi dengan perusahaan induknya. Sinergi
ini dapat dilakukan melalui infrastruktur dan dana pihak ketiga.
"Yang saat ini kami inginkan adalah bagaimana menghabiskan modal secepatnya," ujar Direktur Utama Bank Jabar Banten Syariah (BJBS), A Riawan Amin, usai menjadi pembicara dalam Simposium Nasional sistem Moneter Berbasis Emas di Jakarta, Kamis (14/6).
Menghabiskan modal ini berarti mengembangkan bisnis bank. Untuk dapat berkembang, bank syariah yang pangsa pasarnya masih kecil memerlukan bantuan perusahaan induknya. Jika tidak ada host to host antara induk konvensional dan perusahaan syariah, sulit bagi bank syariah untuk meningkatkan pangsa pasar.
Pada prinsipnya bank umum syariah lebih baik dari segi pembiayaan. Hal ini diasumsikan bank umum syariah lebih cepat mengambil keputusan bila dibandingkan dengan unit usaha. Sangat baik bagi bank syariah, terutama BJBS, untuk bersinergi dengan perusahaan induk untuk mempercepat penyaluran pembiayaan tersebut.
Layanan office channeling merupakan salah satu bentuk sinergitas tersebut. Dengan adanya layanan syariah di bank konvensional, bank syariah dapat meningkatkan dana pihak ketiga. Dana ini dapat digulirkan untuk pembiayaan.
Saat ini gerai-gerai BJBS sudah berdiri di cabang konvensional. Hanya saja jumlahnya sangat sedikit. Gerai ini juga tidak terlalu optimal karena BJBS masih harus menyediakan sendiri sumber daya insani dan infrastrukturnya. "Yang namanya office channeling adalah semaksimal mungkin memakai infrastruktur yang sudah ada," tambah Riawan.
Hal seperti ini, kata Riawan, harus dihilangkan. Jika tidak bank umum syariah akan kesulitan berkembang dan berpikir lebih baik menjadi unit usaha syariah saja yang jelas dipayungi oleh induk.
Riawan berharap dengan adanya sinergi dengan induk akan meningkatkan dana murah (kassa). Jika dananya tidak murah, kata dia, maka pembiayaan akan menjadi mahal. Dan apabila pembiayaan mahal, bank kesulitan mengembangkan pasar.
Ia juga berharap dapat mengembangkan aset di akhir tahun. Meskipun akhir tahun tinggal enam bulan lagi. Aset BJBS saat ini adalah Rp 2,8 triliun.
Source: http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/syariah-ekonomi/12/06/14/m5lk1n-bank-syariah-harus-bersinergi-dengan-induk - June 14, 2012 - google translate
"Yang saat ini kami inginkan adalah bagaimana menghabiskan modal secepatnya," ujar Direktur Utama Bank Jabar Banten Syariah (BJBS), A Riawan Amin, usai menjadi pembicara dalam Simposium Nasional sistem Moneter Berbasis Emas di Jakarta, Kamis (14/6).
Menghabiskan modal ini berarti mengembangkan bisnis bank. Untuk dapat berkembang, bank syariah yang pangsa pasarnya masih kecil memerlukan bantuan perusahaan induknya. Jika tidak ada host to host antara induk konvensional dan perusahaan syariah, sulit bagi bank syariah untuk meningkatkan pangsa pasar.
Pada prinsipnya bank umum syariah lebih baik dari segi pembiayaan. Hal ini diasumsikan bank umum syariah lebih cepat mengambil keputusan bila dibandingkan dengan unit usaha. Sangat baik bagi bank syariah, terutama BJBS, untuk bersinergi dengan perusahaan induk untuk mempercepat penyaluran pembiayaan tersebut.
Layanan office channeling merupakan salah satu bentuk sinergitas tersebut. Dengan adanya layanan syariah di bank konvensional, bank syariah dapat meningkatkan dana pihak ketiga. Dana ini dapat digulirkan untuk pembiayaan.
Saat ini gerai-gerai BJBS sudah berdiri di cabang konvensional. Hanya saja jumlahnya sangat sedikit. Gerai ini juga tidak terlalu optimal karena BJBS masih harus menyediakan sendiri sumber daya insani dan infrastrukturnya. "Yang namanya office channeling adalah semaksimal mungkin memakai infrastruktur yang sudah ada," tambah Riawan.
Hal seperti ini, kata Riawan, harus dihilangkan. Jika tidak bank umum syariah akan kesulitan berkembang dan berpikir lebih baik menjadi unit usaha syariah saja yang jelas dipayungi oleh induk.
Riawan berharap dengan adanya sinergi dengan induk akan meningkatkan dana murah (kassa). Jika dananya tidak murah, kata dia, maka pembiayaan akan menjadi mahal. Dan apabila pembiayaan mahal, bank kesulitan mengembangkan pasar.
Ia juga berharap dapat mengembangkan aset di akhir tahun. Meskipun akhir tahun tinggal enam bulan lagi. Aset BJBS saat ini adalah Rp 2,8 triliun.
Source: http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/syariah-ekonomi/12/06/14/m5lk1n-bank-syariah-harus-bersinergi-dengan-induk - June 14, 2012 - google translate
No comments:
Post a Comment