Wednesday, August 15, 2012

INDONESIA - BANKING - Distributes Funding BSM Rp39, 93 trillion

www.investor.co.id - JAKARTA-Bank Syariah Mandiri (BSM) financing channel for Rp39, 93 trillion by the end of June 2012, up 32.85 percent over the same period in 2011 amounting to Rp30, 06 trillion.
"Financing is a source of income for margins and results of the largest profit contributor," said Managing Director of BSM Yuslam Fauzi current events and breaking fast gathering together in Jakarta, Monday (13/8).
BSM said Yuslam financing micro business sector focuses on small and medium enterprises (SMEs) which occupies a portion of 73.34 percent, while the share of corporate financing amounted to only 26.66 percent.
"In the previous period, the portion of the financing is greater to the corporation, but the current and future we will pay more attention to SMEs," he said. (source)



Regarding capital, Yuslam say, the stronger the BSM capital with an increase in equity of about 39.19 percent by the end of June 2012 to Rp3, 47 trillion over the same period in 2011 valued at Rp2, 49 trillion.
"The increase in equity was due to an increase in paid-in capital and profits." he said.
He explained, on December 29, 2011, the majority shareholder of Bank Mandiri inject capital into the BSM Rp300 billion.
The injection of capital paid-up capital to make BSM Rp1, 16 trillion compared to Rp858 original position, 24 billion.
BSM also allocate provisioning allowance for earning assets (PPAP) is determined by Bank Indonesia (BI) of 103.37 per cent in June 2012, while PPAP per June 2011 at 111.89 percent.
BSM record capital adequacy ratio (CAR) in June 2012 rose to 13.66 percent compared to June 2011 amounting to 11.24 percent.
BSM also noted the ratio of financing problems or "non-performing financing" (NPF) net rose to 1.14 percent in June 2012 compared to same period in 2011 of 1.14 percent, while gross NPF fell to 3.04 percent in June 2012 from the period at 2011 Rp3, 49 percent.
Ratio of operating expenses to operating income (BOPO) BSM fell to 70.11 in June 2012 from the same period in 2011 of 74.02 percent.
"Until now, BSM, in addition to growth, can also maintain a good efficiency ratio," he said.
Return on Equity (ROE) BSM recorded in June 2012 which rose to 92.21 percent from 88.52 percent in June 2011, while Return on Assets (ROA) rose to 2.25 percent recorded in June 2012 than in June 2011 for 2.12 percent.
"Financing is also influenced by the European crisis, so in this case we must be careful because the European crisis is not yet clear where the direction," he said. (Ant / HRB)

BSM Salurkan Pembiayaan Rp39,93 Triliun
Selasa, 14 Agustus 2012 | 8:24
Customer services Bank Syariah Mandiri melayani nasabah di salah satu konter pelayanan, di kantor cabang kawasan Thamrin, Jakarta, belum lama ini.  Foto: Investor daily/DAVID GITA ROZA Customer services Bank Syariah Mandiri melayani nasabah di salah satu konter pelayanan, di kantor cabang kawasan Thamrin, Jakarta, belum lama ini. Foto: Investor daily/DAVID GITA ROZA

JAKARTA-Bank Syariah Mandiri (BSM) menyalurkan pembiayaan sebesar Rp39,93 triliun per akhir Juni 2012 atau naik 32,85 persen dibanding periode yang sama 2011 sebesar Rp30,06 triliun.

"Pembiayaan ini merupakan sumber dari pendapatan marjin dan bagi hasil yang menjadi penyumbang terbesar laba," kata Direktur Utama BSM Yuslam Fauzi saat acara silaturahmi dan buka puasa bersama di Jakarta, Senin (13/8).

Yuslam mengatakan pembiayaan BSM berfokus pada sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yaitu menempati porsi sebesar 73,34 persen, sedangkan porsi pembiayaan korporasi hanya sebesar 26,66 persen.

"Pada periode sebelumnya, porsi pembiayaan memang lebih besar kepada korporasi, namun saat ini dan kedepan kami akan lebih memperhatikan UMKM," katanya.

Mengenai modal, Yuslam mengatakan, modal BSM semakin kuat dengan adanya peningkatan ekuitas sekitar 39,19 persen pada akhir Juni 2012 menjadi Rp3,47 triliun dibanding periode sama pada 2011 senilai Rp2,49 triliun.

"Peningkatan ekuitas tersebut terjadi karena adanya peningkatan modal disetor dan laba perusahaan." katanya.

Dia menjelaskan, pada 29 Desember 2011, pemegang saham mayoritas Bank Mandiri menyuntikkan modal ke BSM sebesar Rp300 miliar.

Suntikan modal tersebut menjadikan modal disetor BSM sebesar Rp1,16 triliun dibanding posisi semula Rp858,24 miliar.

BSM juga mengalokasikan pencadangan penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) yang ditentukan Bank Indonesia (BI) sebesar 103,37 persen per Juni 2012, sementara PPAP per Juni 2011 sebesar 111,89 persen.

BSM mencatat rasio kecukupan modal (CAR) pada Juni 2012 naik menjadi 13,66 persen dibandingkan pada Juni 2011 sebesar 11,24 persen.

BSM juga mencatat rasio pembiayaan bermasalah atau "non performing financing" (NPF) net naik menjadi 1,14 persen pada Juni 2012 dibandingkan periode sama 2011 sebesar 1,14 persen, sedangkan NPF gross turun menjadi 3,04 persen pada Juni 2012 dari periode yang sama 2011 sebesar Rp3,49 persen.

Rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) BSM turun menjadi 70,11 pada Juni 2012 dari periode yang sama pada 2011 sebesar 74,02 persen.

"Hingga saat ini BSM, selain tumbuh, juga bisa menjaga rasio efisiensinya dengan baik," katanya.

Return on Equity (ROE) BSM yang tercatat pada Juni 2012 yaitu naik menjadi 92,21 persen dari 88,52 persen pada Juni 2011, sedangkan Return on Asset (ROA) tercatat naik menjadi 2,25 persen pada Juni 2012 dibandingkan pada Juni 2011 sebesar 2,12 persen.

"Pembiayaan ini juga dipengaruhi krisis Eropa, jadi dalam hal ini kami harus berhati-hati karena krisis Eropa belum jelas arahnya kemana," katanya.(ant/hrb)

No comments:

Post a Comment