Friday, January 21, 2011

MICROFINANCE - Southern Borders Provinces Administration Center (Thailand - SBPAC) has formed cooperation ties with Bank Muamalat Indonesia to gain knowledge about Islamic microfinance

(Dari kiri) Direktur Finance and Operations Bank Muamalat Hendiarto, Direktur International Banking and Financial Institution Bank Muamalat Farouk A. Alwyni, Ketua Dewan Penasehat Perdamaian SBPAC Aziz Benzawan, Deputi Sekjen SBPAC Pramuk Lamul berbincang saat kunjungan ke Bank Muamalat Indonesia, Jakarta 19/1. Thailand mengirimkan sekitar 30 delegasi Southern Borders Provinces Administration Center (SBPAC) untuk mempelajari Islamic Microfinance di Bank Muamalat. (source)
Pemerintah Thailand kini tengah berupaya mewujudkan perdamaian di penjuru negaranya, tak terkecuali di beberapa provinsi berpenduduk Muslim yang mengalami ekskalasi konflik beberapa waktu lalu. Keuangan Syariah ternyata menjadi salah satu solusi. Thailand berencana mengembangkan layanan keuangan mikro syariah untuk meningkatkan aktivitas ekonomi dan kemandirian masyarakat di wilayah selatan negaranya, sehingga dapat membantu mewujudkan perdamaian di kawasan tersebut.

Salah satu bentuk komitmen pemerintah Negeri Gajah Putih ini adalah dengan mengirimkan para delegasi untuk mengunjungi Negara yang dianggap memiliki sistem lembaga kauangan syariah yang maju, yaitu Indonesia.

Rabu 19/1, pionir perbankan syariah di Indonesia ini menerima kunjungan para pejabat Southern Borders Provinces Administration Centre (SBPAC), Thailand. Bertempat di Kantor Pusat Bank Muamalat Jl. Jend. Soedirman Jakarta, sekitar 30 orang delegasi SBPAC melakukan studi pengelolaan jasa keuangan mikro secara syariah.

SBPAC merupakan organisasi pemerintahan provinsi-provinsi di wilayah selatan Thailand yang berpenduduk Muslim dan berbatasan dengan Negara Malaysia.

Pada tanggal 25 Agustus 2009, Kabinet Thailand telah menyetujui terbentuknya lembaga kredit mikro syariah. Sejak itu, pemerintah Thailand mulai mempromosikan kredit mikro syariah di kawasan selatan Negara tersebut. Kemudian, SBPAC ditugaskan melaksanakan rencana tersebut dalam rangka mempromosikan kemandirian ekonomi masyarakat Muslim yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam. Selain itu, hal ini ditujukan untuk memecahkan masalah ekonomi yang dihadapi umat Islam pada provinsi-provinsi di wilayah selatan Thailand yang kurang memiliki kesempatan untuk mengakses dana dari lembaga keuangan yang lazim menerapkan prinsip bunga. Menyadari kenyataan bahwa sebagai anggota ASEAN, Indonesia memiliki penduduk Muslim terbesar, selalu memiliki hubungan baik dengan Thailand serta telah berhasil mengelola sistem ekonomi syariah, SBPAC percaya bahwa kunjungan ini akan sangat bermanfaat di masa depan.

Diantara para delegasi adalah Deputi Sekjen SPBAC Pramuk Lamul dan Ketua Dewan Penasehat Perdamaian SBPAC Aziz Benhawan. Menyambut para delegasi, hadir pula Direktur International Banking and Financial Institution Bank Muamalat Farouk A. Alwyni dan Direktur Finance and Operation Bank Muamalat Hendiarto. “Kami sangat gembira dengan kunjungan ini, kunjungan ini membuktikan bahwa persaudaraan antara masyarakat Muslim tidak mengenal batas teritori maupun perbedaan budaya”, ujar Farouk dalam sambutannya.

“Kami berharap keuangan syariah berkembang pesat di Thailand, tidak hanya di wilayah selatan namun di seluruh penjuru Thailand. Kami harap, SBPAC dapat menunjukkan inklusifitas dan manfaat pengelolaan keuangan syariah kepada seluruh masyarakat Thailand baik Muslim maupun Non Muslim”, Imbuh Farouk.

Akhir-akhir ini, Bank Muamalat nampak meningkatkan aktivitasnya di luar negeri. Hal ini ditunjukkan oleh meningkatnya ekspansi bisnis maupun pelatihan yang diberikan di beberapa Negara. Beberapa waktu lalu, Bank Muamalat memberikan pelatihan intensif bagi pengembangan perbankan syariah di Russia, Negara yang memiliki ambisi untuk segera memiliki Bank Syariah dalam waktu dekat. Pelatihan yang diberikan tidak hanya bermanfaat dalam memperluas jaringan bisnis, namun juga membantu diplomasi antara kedua Negara.

Geliat bisnis Bank Muamalat di luar negeri juga terus meningkat. Hingga kini, Bank Muamalat masih menjadi satu-satunya Bank asal Indonesia yang membuka cabang penuh (full branch) di Malaysia. Tak hanya melayani remmitance, Bank Muamalat juga melayani berbagai layanan penghimpunan dana (funding) maupun pembiayaan (financing). Layanan Bank Muamalat didukung pula oleh jaringan Malaysian Electronic Payment System (MEPS) sehingga nasabah dapat melakukan transaksi di 2000 mesin ATM di penjuru Malaysia.

Bank Muamalat juga berinisiasi untuk melakukan kerjasama dengan beberapa bank di Malasyia untuk proyek syariah. Diantara yang terbaru adalah pengembangan produk Pendanaan Likuiditas Syariah, Sukuk Global dan Surat berharga Syariah bersama Asian Finance Bank (Kuala Lumpur) serta Fasilitas pembiayan Murabahah senilai US$ 14 juta bagi PT. TH Indo Plantation, subsidiary lembaga penghimpun dana haji Malaysia, Tabung Haji (TH). Selain di Malaysia, Bank Muamalat juga tengah mengembangkan kerjasama pasar keuangan syariah bersama Elaf Bank (Bahrain) serta pendanaan likuiditas syariah bersama European Finance House (Inggris).

“Keuangan Syariah semakin berkembang di seluruh dunia, aktivitas dan ekspansi bisnis di luar negeri menjadi penting untuk menambah pengalaman manajemen, memperluas jaringan serta meningkatkan kebanggaan bangsa", tandasnya.(hnf/hnf)

No comments:

Post a Comment