"Our pilot project will be done at 5 locations with the opening of networks that rely on micro-loans as well as serving specific branches of BNI Syariah already there," he said today.These micro loans, he continued, will be devoted to a number of traders in traditional markets, grocery merchant stalls outside the market and small business micro lainnya.Pinjaman has ceiling between Rp500.000 up to Rp500 million and shall not constitute a guarantee of financing.However, to avoid the risk in financing, according to Imam BNI Syariah requires the business to be granted the loan has been running at least 1 year and have a fixed business location."The logic is that small traders have the capital to survive up to 3-4 months. So if the loss continues for 3-4 months then he will go bankrupt. So traders who have survived at least 1 year can be said already has customers and their business has been running well, "he said.Priest promised to provide the level of margin that compete in these micro loans. In addition, the approval process is fast also offers financing provided by a subsidiary of PT Bank Negara Indonesia Tbk is in competing with other conventional and Islamic banking."Actually microscale high-risk and high return, but we will give a competitive margins for BNI Syariah has sufficient funds fee structure low. Most of our third-party funds is a casa [current account savings accounts / savings and current accounts], "he said.The trial of this micro loans, according to Imam, will be conducted by 14 employees at each branch so that the total staff to 70 people involved. "Because these loans have a higher risk then our staff conduct strict monitoring of the debtor,"The target distribution of micro-financing amounting to Rp1, 5 billion for each branch on a trial period of 3 months. "So at least the five networks we can channel Rp7, 5 billion to Rp10 billion," he said.After this pilot project has been completed, according to Priest, the company will soon expand the penetration of micro finance business in 60 branch offices spread across Java and Sumatra from January 2012.Islamic bank that separates the business with the parent in this last year, has not previously been channeled directly microfinance. BNI's sharia financing channeled channeling through the linkage system with micro-finance institutions based on sharia. (FAA)
BNI Syariah masuki bisnis pembiayaan mikro tahun depan
JAKARTA: PT Bank Negara Indonesia Syariah segera melakukan penetrasi
bisnis pembiayaan segmen mikro pada 2012, dengan proyek uji coba mulai
November 2011.
Imam T. Saptono, Direktur Bank Negara Indonesia Syariah (BNI Syariah), mengatakan perseroan akan segera melaksanakan proyek uji coba (pilot project) dalam penetrasi pembiayaan mikro di area Bogor mulai November mendatang.
“Pilot project ini akan kami lakukan pada 5 lokasi dengan mengandalkan pembukaan jaringan yang khusus melayani pinjaman mikro serta kantor cabang BNI Syariah yang sudah ada,” ujarnya hari ini.
Pinjaman mikro ini, sambung dia, akan diperuntukan bagi sejumlah pedagang di pasar tradisional, pedagang warung kelontong di luar pasar serta usaha kecil lainnya.Pinjaman mikro ini memiliki plafon antara Rp500.000 hingga Rp500 juta serta tidak mengharuskan adanya jaminan pembiayaan.
Namun,untuk menghindari risiko dalam pembiayaan, menurut Imam BNI Syariah mewajibkan usaha yang akan diberikan pinjaman telah berjalan minimal 1 tahun serta memiliki lokasi usaha yang tetap.
“Logikanya pedagang kecil itu memiliki modal untuk bertahan hingga 3-4 bulan. Jadi kalau rugi terus selama 3-4 bulan maka dia akan bangkrut. Sehingga pedagang yang sudah bertahan minimal 1 tahun bisa dikatakan sudah memiliki pelanggan dan usahanya sudah berjalan baik,” ujarnya.
Imam menjanjikan akan memberikan tingkat margin yang bersaing dalam pinjaman mikro ini. Selain itu, proses persetujuan pembiayaan yang cepat juga tawaran yang diberikan oleh anak usaha PT Bank Negara Indonesia Tbk ini dalam bersaing dengan perbankan syariah dan konvensional lainnya.
“Sebenarnya mikro itu high risk dan high return, tapi kami akan berikan margin yang bersaing karena BNI Syariah memiliki struktur biaya dana yang cukup rendah. Sebagian besar dana pihak ketiga kami adalah casa [current account saving account / tabungan dan giro],” ujarnya.
Uji coba pinjaman mikro ini, menurut Imam, akan dilaksanakan oleh 14 pegawai pada masing-masing cabang sehingga total staf yang dilibatkan mencapai 70 orang. “Karena pinjaman ini memiliki risiko tinggi maka staf kami melakukan monitoring yang ketat terhadap debitur,”
Adapun target penyaluran pembiayaan mikro sebesar Rp1,5 miliar untuk tiap cabang pada masa uji coba 3 bulan. “Sehingga pada lima jaringan paling tidak kami bisa menyalurkan Rp7,5 miliar hingga Rp10 miliar,” ujarnya.
Setelah pilot project ini selesai dilaksanakan, menurut Imam, perseroan akan segera memperluas penetrasi bisnis pembiayaan mikro pada 60 kantor cabang yang tersebar di Jawa dan Sumatera mulai Januari 2012 mendatang.
Bank syariah yang memisahkan usaha dengan induk pada tahun lalu ini, sebelumnya belum pernah menyalurkan pembiayaan mikro secara langsung. BNI syariah menyalurkan pembiayaan dengan sistem linkage channeling lewat lembaga keuangan mikro yang berbasis syariah. (faa)
Imam T. Saptono, Direktur Bank Negara Indonesia Syariah (BNI Syariah), mengatakan perseroan akan segera melaksanakan proyek uji coba (pilot project) dalam penetrasi pembiayaan mikro di area Bogor mulai November mendatang.
“Pilot project ini akan kami lakukan pada 5 lokasi dengan mengandalkan pembukaan jaringan yang khusus melayani pinjaman mikro serta kantor cabang BNI Syariah yang sudah ada,” ujarnya hari ini.
Pinjaman mikro ini, sambung dia, akan diperuntukan bagi sejumlah pedagang di pasar tradisional, pedagang warung kelontong di luar pasar serta usaha kecil lainnya.Pinjaman mikro ini memiliki plafon antara Rp500.000 hingga Rp500 juta serta tidak mengharuskan adanya jaminan pembiayaan.
Namun,untuk menghindari risiko dalam pembiayaan, menurut Imam BNI Syariah mewajibkan usaha yang akan diberikan pinjaman telah berjalan minimal 1 tahun serta memiliki lokasi usaha yang tetap.
“Logikanya pedagang kecil itu memiliki modal untuk bertahan hingga 3-4 bulan. Jadi kalau rugi terus selama 3-4 bulan maka dia akan bangkrut. Sehingga pedagang yang sudah bertahan minimal 1 tahun bisa dikatakan sudah memiliki pelanggan dan usahanya sudah berjalan baik,” ujarnya.
Imam menjanjikan akan memberikan tingkat margin yang bersaing dalam pinjaman mikro ini. Selain itu, proses persetujuan pembiayaan yang cepat juga tawaran yang diberikan oleh anak usaha PT Bank Negara Indonesia Tbk ini dalam bersaing dengan perbankan syariah dan konvensional lainnya.
“Sebenarnya mikro itu high risk dan high return, tapi kami akan berikan margin yang bersaing karena BNI Syariah memiliki struktur biaya dana yang cukup rendah. Sebagian besar dana pihak ketiga kami adalah casa [current account saving account / tabungan dan giro],” ujarnya.
Uji coba pinjaman mikro ini, menurut Imam, akan dilaksanakan oleh 14 pegawai pada masing-masing cabang sehingga total staf yang dilibatkan mencapai 70 orang. “Karena pinjaman ini memiliki risiko tinggi maka staf kami melakukan monitoring yang ketat terhadap debitur,”
Adapun target penyaluran pembiayaan mikro sebesar Rp1,5 miliar untuk tiap cabang pada masa uji coba 3 bulan. “Sehingga pada lima jaringan paling tidak kami bisa menyalurkan Rp7,5 miliar hingga Rp10 miliar,” ujarnya.
Setelah pilot project ini selesai dilaksanakan, menurut Imam, perseroan akan segera memperluas penetrasi bisnis pembiayaan mikro pada 60 kantor cabang yang tersebar di Jawa dan Sumatera mulai Januari 2012 mendatang.
Bank syariah yang memisahkan usaha dengan induk pada tahun lalu ini, sebelumnya belum pernah menyalurkan pembiayaan mikro secara langsung. BNI syariah menyalurkan pembiayaan dengan sistem linkage channeling lewat lembaga keuangan mikro yang berbasis syariah. (faa)
No comments:
Post a Comment