Thursday, November 17, 2011

INDONESIA - BANKING - BI: Sharia Banking Assets Rp 129 Trillion

JAKARTA - The total assets of Islamic banking to mid-November 2011 reached Rp 129 trillion, up from the end of 2008 amounting to Rp 49.6 trillion."The total assets of Islamic banking by September 2011 reached Rp 126.4 trillion, and data that I received this morning reached Rp 129 trillion," said Director of the Directorate of Islamic Banking BI, Mulya Siregar, said here on Wednesday.  (source)


According to Mulya, the amount of Rp 126.4 trillion in bank assets consist of sharia (BUS) and business unit sharia (UUS) to reach Rp 123.4 trillion and sharia rural banks (BPRS) of Rp 3.0 trillion.The number increased to Rp 126.4 trillion to Rp 6.4 trillion over the same period in 2010 amounting to Rp 120 trillion.Portion of Islamic banking assets to total assets of national banks by September 2011 reached 3.69 percent over the same period in 2010 amounted to 3.63 percent.From a financial perspective, total funding per September 2011 reached Rp 95.84 trillion or an increase over the same period in 2010 which reached Rp 93.05 trillion.Financing by BUS and UUS reached Rp 93.51 trillion, while the SRB reached Rp 2.33 trillion.If compared to same period 2010, the financing by the BUS and UUS increased, while the financing by the SRB down. Financing by BUS and UUS as of September 2010 reached Rp 90.5 trillion, while the SRB reached Rp 2.55 trillion.Level of financing problems (non-performing financing / NPF) per end of September 2011 reached 3.59 percent, or down compared to same period 2010 amounted to 3.63 percent (gross). Achieve a net 2.11 percent or an increase compared to the previous which reached 2.04 percent."While the rate of capital adequacy ratio (CAR) for BUS reached 15.35 percent, or down compared to September 2010 amounted to 15.43 percent. CAR in the SRB reached 24.9 percent compared to the previous 25.2 percent," said Mulya. (Tk / ant)

BI: Aset Perbankan Syariah Rp 129 Triliun
Rabu, 16 November 2011 | 16:52
Deputi Gubernur BI Halim Alamsyah (dua dari kanan) berfoto bersama Best Syariah 2011 versi majalah Investor kategori Bank Syariah, dari kiri ke kanan Dirut BPD Kalimantan Selatan Juni Rifat, Dirut BPD Aceh Islamuddin, dan Dirut Bank Syariah Mandiri Yuslam Fauzi di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (3/8). Foto: Investor daily/TINO OKTAVIANO  Deputi Gubernur BI Halim Alamsyah (dua dari kanan) berfoto bersama Best Syariah 2011 versi majalah Investor kategori Bank Syariah, dari kiri ke kanan Dirut BPD Kalimantan Selatan Juni Rifat, Dirut BPD Aceh Islamuddin, dan Dirut Bank Syariah Mandiri Yuslam Fauzi di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (3/8). Foto: Investor daily/TINO OKTAVIANO

JAKARTA - Total aset perbankan syariah hingga pertengahan November 2011 mencapai Rp 129 triliun, naik dibanding akhir 2008 sebesar Rp 49,6 triliun.

"Total aset perbankan syariah per September 2011 mencapai Rp 126,4 triliun, dan data yang saya terima tadi pagi mencapai Rp 129 triliun," kata Direktur Direktorat Perbankan Syariah BI, Mulya Siregar, di Jakarta, Rabu.

Menurut Mulya, jumlah Rp 126,4 triliun terdiri atas aset di bank umum syariah (BUS) dan unit usaha syariah (UUS) yang mencapai Rp 123,4 triliun dan di bank perkreditan rakyat syariah (BPRS) sebesar Rp 3,0 triliun.

Jumlah Rp 126,4 triliun itu meningkat Rp 6,4 triliun dibanding periode yang sama tahun 2010 sebesar Rp 120 triliun.

Porsi aset perbankan syariah terhadap total aset perbankan nasional per September 2011 mencapai 3,69 persen dibanding periode yang sama tahun 2010 sebesar 3,63 persen.

Dari sisi pembiayaan, total pembiayaan per September 2011 mencapai Rp 95,84 triliun atau naik dibanding periode yang sama tahun 2010 yang mencapai Rp 93,05 triliun.

Pembiayaan oleh BUS dan UUS mencapai Rp 93,51 triliun, sedangkan oleh BPRS mencapai Rp 2,33 triliun.

Jika dibanding periode yang sama 2010, pembiayaan oleh BUS dan UUS meningkat, sedangkan  pembiayaan oleh BPRS turun. Pembiayaan oleh BUS dan UUS per September 2010 mencapai Rp 90,5 triliun, sedangkan oleh BPRS mencapai Rp 2,55 triliun.

Tingkat pembiayaan bermasalah (non performing financing/NPF) per akhir September 2011 mencapai 3,59 persen atau turun dibanding periode yang sama 2010 sebesar 3,63 persen (gross). Secara netto mencapai 2,11 persen atau naik dibanding sebelumnya yang mencapai 2,04 persen.

"Sedangkan angka rasio kecukupan modal (CAR) untuk BUS mencapai 15,35 persen, atau turun dibanding per September 2010 sebesar 15,43 persen. CAR di BPRS mencapai 24,9 persen dibanding sebelumnya 25,2 persen," kata Mulya. (tk/ant)

No comments:

Post a Comment