www.bisnis.com - JAKARTA: PT Mandiri Staco Insurance, a company engaged in general insurance, profit target of Rp2 Islamic business units, 25 billion by 2012, growing 60% from Rp1, 4 billion in 2011.
Independent Director of Staco Ruhari said there are several strategies that companies do to achieve these targets, among others, by increasing the retention or updates from the risks covered by itself, raise the business lines that provide big business, expand business sources, and a consortium with other insurers.
"These policies were carried out in order to continue the growth of Islamic finance," he said today, January 19, 2012. (source)
Independent Director of Staco Ruhari said there are several strategies that companies do to achieve these targets, among others, by increasing the retention or updates from the risks covered by itself, raise the business lines that provide big business, expand business sources, and a consortium with other insurers.
"These policies were carried out in order to continue the growth of Islamic finance," he said today, January 19, 2012. (source)
It will boost the number of business lines is a mainstay in the Islamic insurance business owned by the company, one personal accident insurance (personal accident / PA).
Currently, he said, the company is exploring a partnership with several Islamic banks to ensure the risk of personal accident bank customers.
"PA Plus includes the most potential. The risk is low, long term, and the premiums are paid up front, "he said.
He said the insurance business lines contribute Rp2 PA, 6 billion or almost 42% of the overall business unit acquisition premium sharia 2011.
The other business lines contributed to Islamic business including vehicle insurance Rp1, 9 billion, motor vehicle insurance Rp1, 5 billion and 200 million remaining from other business lines such as insurance and transportation engineering.
Over the past year, Staco's business lines Sharia Mandiri posted gross premium acquisition Rp6, 2 billion. At this year's gross premium Staco eyeing acquisition of a business unit of sharia Rp7, 4 billion.
He added it also plans to expand insurance coverage and reduce the risk of transfer of risk to third parties or reinsurance company.
If the last year the company recorded a net gain of Rp1 billion premium or 16.12% of total gross premiums amounting to Rp 6, 2 billion, this year targeting Ruhari net premiums amounting to Rp1, 5 billion or 20.27% of total gross premium target Rp7 , 4 billion.
"Most of us insure the acquisition of premiums returned to the reinsurance company, which held its own while a small premium. This year we will increase net premiums by 50% from a year ago, "he said.
The increase in net premiums, he added, would be boosted from retail insurance segment. This is possible because the risk profile of insurance for small retail segment counted.
"If last year is only 12.5% of retail business that we hold his own, so this year we will increase it to 30%. Things like this should be done so that businesses can grow big, "he said.
He said the company's business dominate the retail segment. Retail segment, he added, contributed by 85% against the acquisition of gross premiums last year amounting to Rp 5, 3 billion. Meanwhile, as many as 15% or almost Rp1 billion came from the corporate segment. (FAA)
BISNIS SYARIAH: Staco Mandiri pacu premi syariah
JAKARTA: PT Asuransi Staco Mandiri, perusahaan yang bergerak di bidang asuransi umum, menargetkan perolehan laba unit usaha syariah sebesar Rp2,25 miliar pada 2012, tumbuh 60% dari Rp1,4 miliar pada 2011.
Direktur Utama Staco Mandiri Ruhari mengatakan ada beberapa strategi yang dilakukan perusahaan untuk mencapai target tersebut, antara lain dengan meningkatkan own retention atau risiko yang ditanggung sendiri, menaikkan lini usaha yang memberikan bisnis besar, memperluas sumber bisnis, dan konsorsium dengan asuransi lainnya.
“Kebijakan-kebijakan itu dilakukan agar pertumbuhan bisnis syariah terus berlanjut,” katanya hari ini, 19 Januari 2012.
Direktur Utama Staco Mandiri Ruhari mengatakan ada beberapa strategi yang dilakukan perusahaan untuk mencapai target tersebut, antara lain dengan meningkatkan own retention atau risiko yang ditanggung sendiri, menaikkan lini usaha yang memberikan bisnis besar, memperluas sumber bisnis, dan konsorsium dengan asuransi lainnya.
“Kebijakan-kebijakan itu dilakukan agar pertumbuhan bisnis syariah terus berlanjut,” katanya hari ini, 19 Januari 2012.
Pihaknya akan menggenjot sejumlah lini usaha yang menjadi andalan dalam bisnis asuransi syariah milik oleh perusahaan, salah satunya asuransi kecelakaan diri (personal accident/PA).
Saat ini, ujarnya, perseroan sedang menjajaki kerja sama dengan beberapa bank syariah untuk menjamin risiko personal accident nasabah bank tersebut.
“PA plus termasuk yang paling potensial. Risikonya rendah, jangka waktu panjang, dan preminya di bayar di depan,” katanya.
Dia menyebutkan lini usaha asuransi PA memberikan kontribusi sebesar Rp2,6 miliar atau hampir 42% terhadap keseluruhan perolehan premi unit usaha syariah 2011.
Adapun lini usaha lainnya yang ikut memberikan kontribusi bisnis syariah antara lain asuransi kendaraan Rp1,9 miliar, asuransi kendaraan bermotor Rp1,5 miliar, dan Rp200 juta sisanya dari lini usaha lain seperti asuransi pengangkutan dan rekayasa.
Sepanjang tahun lalu, lini bisnis syariah milik Staco Mandiri mencatatkan perolehan premi bruto sebesar Rp6,2 miliar. Pada tahun ini Staco mengincar perolehan premi bruto dari unit usaha syariah sebesar Rp7,4 miliar.
Dia menambahkan pihaknya juga akan meningkatkan kapasitas pertanggungan risiko asuransi dan mengurangi pengalihan risiko kepada pihak ketiga atau perusahaan reasuransi.
Jika sepanjang tahun lalu perusahaan mencatatkan perolehan premi netto sebesar Rp1 miliar atau 16,12% dari total premi bruto sebesar Rp6,2 miliar, pada tahun ini Ruhari menargetkan premi netto sebesar Rp1,5 miliar atau 20,27% dari total target premi bruto Rp7,4 miliar.
“Sebagian besar perolehan premi kami asuransikan kembali ke perusahaan reasuransi, sementara premi yang dipegang sendiri kecil. Tahun ini kami akan meningkatkan premi netto sebesar 50% dari tahun lalu,” katanya.
Kenaikan premi netto tersebut, lanjutnya, akan digenjot dari segmen asuransi ritel. Hal itu memungkinkan karena profil risiko asuransi untuk segmen ritel terhitung kecil.
“Jika tahun lalu hanya 12,5% bisnis ritel yang kami pegang sendiri, maka tahun ini kami akan meningkatkannya menjadi 30%. Hal-hal seperti ini harus dilakukan agar bisnis dapat bertumbuh besar,” katanya.
Dia menuturkan segmen ritel mendominasi bisnis perusahaan. Segmen ritel, lanjutnya, memberikan kontribusi sebesar 85% terhadap perolehan premi bruto pada tahun lalu yaitu sebesar Rp5,3 miliar. Sementara itu sebanyak 15% atau hampir Rp1 miliar berasal dari segmen korporasi. (faa)
No comments:
Post a Comment