"We are targeting growth in transaction volume by 20 percent share of sharia in the year. BNI Securities expect the increase to cover the decline in conventional stocks," said Director Jimmy Nyo BNI Securities in Jakarta on Tuesday.
Jimmy reveals that the average transaction is a unit of PT Bank Negara Indonesia Tbk until the first half of 2012 in the position of USD 150-170 billion per day, down from last year's Rp 190 billion per day. (source)
"The decline occurred because many fund managers are delaying the transaction as it waits for the development of the debt crisis in Europe," said Jimmy.
On the other hand, Jimmy explained that the public interest in Indonesia for Islamic products is very large. In fact, some regions such as Aceh and Pekalongan ask the company to make products based on Sharia.
"Aceh, Semarang, Jombang, and Banjarmasin are cities that will be our aim to market a product that allows the trading of shares of sharia," said Jimmy.
According to Jimmy, in the cities that potential investors are still hesitant to stock trading halal.
Currently, there are 174 Shariah compliant stocks traded in the stock market and BNI Securities, Tuesday, launching a product application 'smart e-Sharia' which allows customers to transact the shares.
Daily Executive Chairman of the Indonesian Ulema Council Ma'ruf Amin on the same occasion explained that sharia-based stock trading is not trading or selling short sell shares that have not owned a high price in hopes of buying back when prices fall.
"Trade sham sharia also do not allow margin trading facility or conduct a transaction with loans," said Ma'ruf. (Tk / ant)
BNI Securities Pacu Volume Transaksi Saham Syariah
JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia
(BNI) Securities berharap pertumbuhan volume transaksi pasar modal
berbasis syariah dapat mengkompensasi penurunan volume transaksi saham
konvensional yang diprediksi turun 30 persen pada 2012.
"Kami menargetkan pertumbuhan volume transaksi saham syariah sebesar 20 persen di akhir tahun. BNI Securities berharap kenaikan tersebut bisa menutupi kemunduran di saham konvensional," kata Direktur Utama BNI Securities Jimmy Nyo di Jakarta, Selasa.
Jimmy mengungkapkan bahwa rata-rata transaksi unit usaha PT Bank Negara Indonesia Tbk sampai semester I-2012 berada pada posisi Rp 150-170 miliar per hari, turun dari tahun lalu yang mencapai Rp 190 miliar per hari.
"Penurunan terjadi karena banyak fund manager yang menunda transaksi karena menunggu perkembangan krisis utang di Eropa," kata Jimmy.
Di sisi lain, Jimmy menjelaskan bahwa animo masyarakat Indonesia untuk produk-produk syariah sangat besar. Bahkan, beberapa daerah seperti Aceh dan Pekalongan meminta perusahaan tersebut membuat produk berbasis syariah.
"Aceh, Semarang, Jombang, dan Banjarmasin adalah kota-kota yang akan kami bidik untuk memasarkan produk yang memungkinkan perdagangan saham syariah," kata Jimmy.
Menurut Jimmy, di kota-kota tersebut investor yang potensial masih ragu-ragu terhadap kehalalan perdagangan saham.
Saat ini, terdapat 174 saham berbasis syariah yang diperdagangkan di pasar modal dan BNI Securities, Selasa, meluncurkan produk aplikasi 'e-smart Syariah' yang memungkinkan nasabah untuk mentransaksikan saham-saham tersebut.
Ketua Pelaksana Harian Majelis Ulama Indonesia Ma'ruf Amin pada kesempatan yang sama menjelaskan bahwa perdagangan saham berbasis syariah adalah perdagangan yang tidak melakukan short selling atau penjualan saham yang belum dimiliki dengan harga tinggi dengan harapan akan membeli kembali pada saat harga turun.
"Perdagangan sham syariah juga tidak memperbolehkan margin trading atau melakukan transaksi dengan fasilitas pinjaman berbunga," kata Ma'ruf. (tk/ant)
"Kami menargetkan pertumbuhan volume transaksi saham syariah sebesar 20 persen di akhir tahun. BNI Securities berharap kenaikan tersebut bisa menutupi kemunduran di saham konvensional," kata Direktur Utama BNI Securities Jimmy Nyo di Jakarta, Selasa.
Jimmy mengungkapkan bahwa rata-rata transaksi unit usaha PT Bank Negara Indonesia Tbk sampai semester I-2012 berada pada posisi Rp 150-170 miliar per hari, turun dari tahun lalu yang mencapai Rp 190 miliar per hari.
"Penurunan terjadi karena banyak fund manager yang menunda transaksi karena menunggu perkembangan krisis utang di Eropa," kata Jimmy.
Di sisi lain, Jimmy menjelaskan bahwa animo masyarakat Indonesia untuk produk-produk syariah sangat besar. Bahkan, beberapa daerah seperti Aceh dan Pekalongan meminta perusahaan tersebut membuat produk berbasis syariah.
"Aceh, Semarang, Jombang, dan Banjarmasin adalah kota-kota yang akan kami bidik untuk memasarkan produk yang memungkinkan perdagangan saham syariah," kata Jimmy.
Menurut Jimmy, di kota-kota tersebut investor yang potensial masih ragu-ragu terhadap kehalalan perdagangan saham.
Saat ini, terdapat 174 saham berbasis syariah yang diperdagangkan di pasar modal dan BNI Securities, Selasa, meluncurkan produk aplikasi 'e-smart Syariah' yang memungkinkan nasabah untuk mentransaksikan saham-saham tersebut.
Ketua Pelaksana Harian Majelis Ulama Indonesia Ma'ruf Amin pada kesempatan yang sama menjelaskan bahwa perdagangan saham berbasis syariah adalah perdagangan yang tidak melakukan short selling atau penjualan saham yang belum dimiliki dengan harga tinggi dengan harapan akan membeli kembali pada saat harga turun.
"Perdagangan sham syariah juga tidak memperbolehkan margin trading atau melakukan transaksi dengan fasilitas pinjaman berbunga," kata Ma'ruf. (tk/ant)
Source: http://www.investor.co.id/marketandcorporatenews/bni-securities-pacu-volume-transaksi-saham-syariah/40738 - July 17, 2012 - google translate
No comments:
Post a Comment