JAKARTA-Indonesia
Association of the Issuer (AEI) encourages its members are listed on
the Indonesia Stock Exchange (BEI) to take advantage of financing
Islamic banking."There
are 300 listed companies that are members and AEI is ready to
facilitate issuers who wish to take advantage of Islamic banking to
finance them," said Chairman of AEI Airlangga Hartanto in his speech at
the seminar and Business Investors Daily gathering with the topic of
Corporate Opportunities Obtain Financing the Sharia in Baliroom
Kempinsky Hotel Jakarta, Thursday (17/11), which was read Partawijaya Yan AEI Secretary General. (source)
AEI rate of Islamic banking opportunities to work on 300 members of the AEI sizable issuers primarily based mining and property sectors. "The property sector eg new 13.3% who get a conventional bank financing. This is an opportunity for Islamic banking, "he said.According to AEI, Islamic banking which has been directed to deposit the majority of financing for real high as 60% have started to distribute funding to the property and mining sectors are booming lately."AEI supports Islamic finance to the mining and property," said Yan Partawijaya.Still SmallSimilar disclosed Directorate of Islamic Banking Director of Bank Indonesia (BI) Mulya E Siregar. He said the Islamic banking opportunities to increase financing to the property and mining sectors are still very large."Funding for the mining sector is still small but it is capital-intensive sectors that require large investments and long-term," he said.Based on BI records, the portion of Islamic finance to the mining sector is still very low compared to other sectors, which is only 1.46% of total financing Islamic banks with total financing of Rp 1.3 trillion.As of August 2011 distribution to the mines only 3.71% of total national banking loans with credit scores of Rp 75.3 trillion and 0.46% levels of NPLs.As is known, the mining business in Indonesia has great potential given the outlook for minerals in Indonesia was ranked sixth highest in the world. The mining sector also has a production and export performance continues to increase with the level of efficiency is quite high. Besides the mining sector is also well aligned with other sectors, and more importantly the mining sector employment is very high compared to other sectors.Mulya added, although the risk of major mining, BI encourages the distribution of Islamic banking financing to the sector. To that end, the central bank continues to complement regulation and effective monitoring system, developed financial infrastructure, and encourage banks to create products and services and competitive efficiency."BI is also preparing an information system that could be a reference level of Islamic finance is expected to be completed end of 2012," he said. (Gor)
AEI Dorong Anggotanya Manfaatkan Pembiayaan Syariah
JAKARTA- Asosiasi Emiten
Indonesia (AEI) mendorong para anggotanya yang tercatat di Bursa Efek
Indonesia (BEI) untuk memanfaatkan pembiayaan perbankan syariah.
“Ada 300 emiten yang menjadi anggota dan AEI siap memfasilitasi emiten yang ingin memanfaatkan perbankan syariah untuk pembiayaan mereka,” kata Ketua AEI Airlangga Hartarto dalam sambutannya pada seminar dan business gathering Investor Daily dengan topik Peluang Perusahaan Memperoleh Pembiayaan Syariah di Baliroom Hotel Kempinsky Jakarta, Kamis (17/11), yang dibacakan Sekretaris Umum AEI Yan Partawijaya.
AEI menilai peluang perbankan syariah untuk menggarap 300 anggota AEI cukup besar terutama emiten berbasis sektor pertambangan dan property. “Sektor properti misalnya baru 13,3% yang mendapatkan pembiayaan bank konvensional. Ini peluang bagi perbankan syariah,” katanya.
Menurut AEI, perbankan syariah yang selama ini mayoritas pembiayaannya ditujukan ke setor riil mencapai 60% harus mulai menyalurkan pembiayaannya ke sector properti dan pertambangan yang tengah berkembang pesat belakangan ini.
"AEI mendukung pembiayaan syariah ke pertambangan dan properti," kata Yan Partawijaya.
Masih Kecil
Hal senada diungkapkan Direktur Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia (BI) Mulya E Siregar. Ia menyatakan, peluang perbankan syariah untuk meningkatkan pembiayaan ke sektor properti dan pertambangan masih sangat besar.
"Pembiayaan untuk sektor pertambangan masih kecil padahal sektor itu bersifat padat modal yang membutuhkan investasi besar dan berjangka panjang," ujarnya.
Berdasarkan catatan BI, porsi pembiayaan syariah ke sektor pertambangan masih sangat minim dibanding sektor lainnya, yaitu hanya 1,46% dari total pembiayaan bank syariah dengan nilai total pembiayaan Rp 1,3 triliun.
Per Agustus 2011 penyaluran ke pertambangan hanya 3,71% dari total kredit perbankan nasional dengan nilai kredit sebesar Rp 75,3 triliun dan tingkat NPL 0,46%.
Seperti diketahui, usaha pertambangan di Indonesia memiliki potensi yang besar mengingat prospek mineral di Indonesia menduduki peringkat enam teratas di dunia. Sektor pertambangan juga memiliki kinerja produksi dan ekspor yang terus meningkat dengan tingkat efisiensi yang cukup tinggi. Selain itu sektor pertambangan juga memiliki keterkaitan yang erat dengan sektor lain, dan lebih penting lagi sektor pertambangan menyerap tenaga kerja sangat tinggi dibanding sektor lain.
Mulya menambahkan, meski risiko usaha pertambangan besar, BI mendorong penyaluran pembiayaan perbankan syariah ke sektor tersebut. Untuk itu, BI terus berupaya melengkapi regulasi dan sistem pengawasan yang efektif, mengembangkan infrastruktur keuangan, dan mendorong bank untuk menciptakan produk dan layanan efisiensi dan kompetitif.
"BI juga tengah mempersiapkan sistem informasi yang bisa menjadi tingkat acuan pembiayaan syariah yang diharapkan akhir 2012 bisa selesai,” katanya. (gor)
“Ada 300 emiten yang menjadi anggota dan AEI siap memfasilitasi emiten yang ingin memanfaatkan perbankan syariah untuk pembiayaan mereka,” kata Ketua AEI Airlangga Hartarto dalam sambutannya pada seminar dan business gathering Investor Daily dengan topik Peluang Perusahaan Memperoleh Pembiayaan Syariah di Baliroom Hotel Kempinsky Jakarta, Kamis (17/11), yang dibacakan Sekretaris Umum AEI Yan Partawijaya.
AEI menilai peluang perbankan syariah untuk menggarap 300 anggota AEI cukup besar terutama emiten berbasis sektor pertambangan dan property. “Sektor properti misalnya baru 13,3% yang mendapatkan pembiayaan bank konvensional. Ini peluang bagi perbankan syariah,” katanya.
Menurut AEI, perbankan syariah yang selama ini mayoritas pembiayaannya ditujukan ke setor riil mencapai 60% harus mulai menyalurkan pembiayaannya ke sector properti dan pertambangan yang tengah berkembang pesat belakangan ini.
"AEI mendukung pembiayaan syariah ke pertambangan dan properti," kata Yan Partawijaya.
Masih Kecil
Hal senada diungkapkan Direktur Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia (BI) Mulya E Siregar. Ia menyatakan, peluang perbankan syariah untuk meningkatkan pembiayaan ke sektor properti dan pertambangan masih sangat besar.
"Pembiayaan untuk sektor pertambangan masih kecil padahal sektor itu bersifat padat modal yang membutuhkan investasi besar dan berjangka panjang," ujarnya.
Berdasarkan catatan BI, porsi pembiayaan syariah ke sektor pertambangan masih sangat minim dibanding sektor lainnya, yaitu hanya 1,46% dari total pembiayaan bank syariah dengan nilai total pembiayaan Rp 1,3 triliun.
Per Agustus 2011 penyaluran ke pertambangan hanya 3,71% dari total kredit perbankan nasional dengan nilai kredit sebesar Rp 75,3 triliun dan tingkat NPL 0,46%.
Seperti diketahui, usaha pertambangan di Indonesia memiliki potensi yang besar mengingat prospek mineral di Indonesia menduduki peringkat enam teratas di dunia. Sektor pertambangan juga memiliki kinerja produksi dan ekspor yang terus meningkat dengan tingkat efisiensi yang cukup tinggi. Selain itu sektor pertambangan juga memiliki keterkaitan yang erat dengan sektor lain, dan lebih penting lagi sektor pertambangan menyerap tenaga kerja sangat tinggi dibanding sektor lain.
Mulya menambahkan, meski risiko usaha pertambangan besar, BI mendorong penyaluran pembiayaan perbankan syariah ke sektor tersebut. Untuk itu, BI terus berupaya melengkapi regulasi dan sistem pengawasan yang efektif, mengembangkan infrastruktur keuangan, dan mendorong bank untuk menciptakan produk dan layanan efisiensi dan kompetitif.
"BI juga tengah mempersiapkan sistem informasi yang bisa menjadi tingkat acuan pembiayaan syariah yang diharapkan akhir 2012 bisa selesai,” katanya. (gor)
Source : http://www.investor.co.id/moneyandbanking/aei-dorong-anggotanya-manfaatkan-pembiayaan-syariah/24472 - Nov 18, 2011 - google translate
No comments:
Post a Comment