REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ventje Rahardjo decided to end his term as President Director of PT BRI Syariah since December 2, 2011 although the General Meeting of Shareholders (GMS) subsidiary had a chance to ask Ventje returned to lead the bank.
BRI Syariah press release on Saturday, said, Ventje decided not to resume duties as managing director by reason of the performance of the company has grown rapidly and established and be competitive so that leadership should be entrusted to future generations. (source)
According Ventje, the year 2009 was a year basis for the existence of BRI Sharia banking in Indonesia repertoire. Next year 2010 was a year of consolidation of all the infrastructure, capacity, human resources for the movement of a bank can achieve optimum acceleration.
Year 2011 is the year off in which all the moves to achieve maximum performance. While the year 2012 was a year of acceleration for BRI Syariah to align themselves with other banks in Indonesia.
Ventje start occupying the position of Director of BRI Syariah since late 2008. BRI Syariah began to show itself as a modern retail bank. Asset position in 2009 amounted to Rp3 trillion and Rp10, 6 trillion as of 30 November 2011.
Ratio of problem loans (non-performing loans / NPLs) as at 30 November 2011 amounting to 2.08 percent from the position in 2008 by 7.0 percent. BRI Syariah third party funds currently reached Rp8, 6 trillion, financing reached Rp 8, 9 trillion, with the achievement of profit rose 117 percent.
BRI Syariah began operating as an Islamic commercial bank after the spin-off (separation) from the parent company of PT Bank BRI. Sharia is the original BRI Bank Artha services taken over by Bank BRI on 17 November 2008 after obtaining a license from Bank Indonesia (BI) through letter No.. 10/67/KEP.GBI/DpG/2008.
On December 19, 2008 signed the deed of separation PT BRI Syariah Business Unit to be merged into PT BRI Syariah effective from January 1, 2009.
Ventje Mundur Sebagai Direktur Utama Bank BRI Syariah
Sabtu, 10 Desember 2011 17:09 WIB
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Ventje Rahardjo memutuskan mengakhiri jabatannya sebagai Direktur Utama PT BRI Syariah sejak 2 Desember 2011 meskipun Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) anak perusahaan itu sempat meminta Ventje kembali memimpin bank itu.
Siaran pers BRI Syariah, Sabtu, menyebutkan, Ventje memutuskan tidak melanjutkan tugas sebagai direktur utama dengan alasan kinerja perusahaan sudah berkembang pesat dan mapan serta dapat bersaing sehingga kepemimpinan harus dipercayakan kepada generasi selanjutnya.
Menurut Ventje, tahun 2009 merupakan tahun pijakan bagi eksistensi BRI Syariah di khasanah perbankan Indonesia. Selanjutnya tahun 2010 merupakan tahun pemantapan semua infrastruktur, kapasitas, sumber daya manusia untuk pergerakan sebuah bank dapat mencapai akselerasi optimum.
Tahun 2011 merupakan tahun lepas landas di mana semua bergerak untuk mencapai kinerja maksimal. Sementara tahun 2012 merupakan tahun akselerasi bagi BRI Syariah untuk menyejajarkan diri dengan bank-bank lain di Indonesia.
Ventje memulai menempati posisi Direktur Utama BRI Syariah sejak akhir 2008. BRI Syariah mulai menunjukkan diri sebagai bank ritel modern. Posisi aset pada 2009 sebesar Rp3 triliun dan Rp10,6 triliun per 30 November 2011.
Rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) per 30 November 2011 sebesar 2,08 persen dari posisi di tahun 2008 sebesar 7,0 persen. Dana pihak ketiga BRI Syariah saat ini mencapai Rp8,6 triliun, pembiayaan mencapai Rp8,9 triliun, dengan pencapaian laba naik 117 persen.
BRI Syariah mulai beroperasi sebagai bank umum syariah setelah dilakukan spin off (pemisahan) dari perusahaan induk PT Bank BRI. Semula BRI Syariah adalah Bank Artha Jasa yang diambil alih oleh Bank BRI pada 17 November 2008 setelah mendapat izin usaha dari Bank Indonesia (BI) melalui surat No. 10/67/KEP.GBI/DpG/2008.
Pada 19 Desember 2008 ditandatangani akta pemisahan Unit Usaha Syariah PT BRI untuk dilebur ke dalam PT BRI Syariah yang berlaku efektif sejak 1 Januari 2009.
Siaran pers BRI Syariah, Sabtu, menyebutkan, Ventje memutuskan tidak melanjutkan tugas sebagai direktur utama dengan alasan kinerja perusahaan sudah berkembang pesat dan mapan serta dapat bersaing sehingga kepemimpinan harus dipercayakan kepada generasi selanjutnya.
Menurut Ventje, tahun 2009 merupakan tahun pijakan bagi eksistensi BRI Syariah di khasanah perbankan Indonesia. Selanjutnya tahun 2010 merupakan tahun pemantapan semua infrastruktur, kapasitas, sumber daya manusia untuk pergerakan sebuah bank dapat mencapai akselerasi optimum.
Tahun 2011 merupakan tahun lepas landas di mana semua bergerak untuk mencapai kinerja maksimal. Sementara tahun 2012 merupakan tahun akselerasi bagi BRI Syariah untuk menyejajarkan diri dengan bank-bank lain di Indonesia.
Ventje memulai menempati posisi Direktur Utama BRI Syariah sejak akhir 2008. BRI Syariah mulai menunjukkan diri sebagai bank ritel modern. Posisi aset pada 2009 sebesar Rp3 triliun dan Rp10,6 triliun per 30 November 2011.
Rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) per 30 November 2011 sebesar 2,08 persen dari posisi di tahun 2008 sebesar 7,0 persen. Dana pihak ketiga BRI Syariah saat ini mencapai Rp8,6 triliun, pembiayaan mencapai Rp8,9 triliun, dengan pencapaian laba naik 117 persen.
BRI Syariah mulai beroperasi sebagai bank umum syariah setelah dilakukan spin off (pemisahan) dari perusahaan induk PT Bank BRI. Semula BRI Syariah adalah Bank Artha Jasa yang diambil alih oleh Bank BRI pada 17 November 2008 setelah mendapat izin usaha dari Bank Indonesia (BI) melalui surat No. 10/67/KEP.GBI/DpG/2008.
Pada 19 Desember 2008 ditandatangani akta pemisahan Unit Usaha Syariah PT BRI untuk dilebur ke dalam PT BRI Syariah yang berlaku efektif sejak 1 Januari 2009.
No comments:
Post a Comment