Wednesday, May 09, 2012

INDONESIA - EVENTS - Islamic Banking Products and Services Need to Be Improved

www.investor.co.id - BANDUNG - Islamic banking products and services need to be improved as currently assessed insufficient to meet the interests of the customer making it difficult to compete with conventional banking products and services.
Chairman of the Indonesian Association of Islamic Banking (Asbisindo) Yuslam Fauzi in Bandung, Tuesday, said the number of Islamic banking products in Indonesia is lagging behind Islamic banking in Malaysia.
"This form of Islamic banking products in Malaysia is more diverse. Reason is because they are eight years earlier to build the Islamic banking. They year 1984, while our 1992. So they are more in the future," said Yuslam on the sidelines of an international seminar that took place since the Islamic financial Monday (7/5). (source)



To that end, Yuslam saw the need for the development of Islamic products, especially for agriculture and SMEs that Islamic banking can also encourage these sectors to be more advanced.
"It's a rich new harvest to plant palm was four years old, so can not give a quick return. So it is necessary products such as conventional bank interest rates while still harvesting. This in Indonesia is very important because we are based on agriculture," said a well Yuslam Managing Director of Bank Syariah Mandiri this.
For the development of Islamic banking products and services, the parties Asbisindo already held talks with the National Sharia Council (DSN) and Bank Indonesia to immediately issued recommendations Islamic banking products are new. "Here we are talking about with the BI and the DSN, the sooner the better," he said.
About government support for Islamic banking as the Government of Malaysia, said that during this Yuslam support for Islamic banking by Bank Indonesia very well, though not as much incentive as in Malaysia.
In Indonesia, he continued, the development of Islamic banking is driven down through the consciousness of the people or the people of Indonesia for Islamic berbank. "Therefore the contribution of Islamic banking in Indonesia just four percent, while the product is also not much, it just naturally do not have to regret as we grow from the bottom," he said. (Ant / gor)

Produk dan Layanan Perbankan Syariah Perlu Ditingkatkan
Selasa, 8 Mei 2012 | 10:54
Direktur Utama Bank Syariah Mandiri (BSM) Yuslam Fauzi (kanan) bersama Rektor Universitas Islam As-Syafi’iyah (UIA) Tutty Alawiyah saling bertukar naskah seusai menandatangani perjanjian kerja sama di Aula kampus UIA Jakarta, pekan lalu. Kerja sama yang dilakukan berupa penyebaran informasi dan bisnis syariah dan penyiapan sumber daya insani antara Bank Syariah Mandiri dan Universitas Islam As-Syafi’iyah. Dalam event yang sama Dirut BSM juga memberikan studium generale di hadapan 550 mahasiswa dan dosen UIA serta menyerahkan bantuan sarana pendidikan dan lainnya untuk rumah yatim As-Syafi’iyah. Foto: Investor Daily/ ANTARA/pd/HO/12 Direktur Utama Bank Syariah Mandiri (BSM) Yuslam Fauzi (kanan) bersama Rektor Universitas Islam As-Syafi’iyah (UIA) Tutty Alawiyah saling bertukar naskah seusai menandatangani perjanjian kerja sama di Aula kampus UIA Jakarta, pekan lalu. Kerja sama yang dilakukan berupa penyebaran informasi dan bisnis syariah dan penyiapan sumber daya insani antara Bank Syariah Mandiri dan Universitas Islam As-Syafi’iyah. Dalam event yang sama Dirut BSM juga memberikan studium generale di hadapan 550 mahasiswa dan dosen UIA serta menyerahkan bantuan sarana pendidikan dan lainnya untuk rumah yatim As-Syafi’iyah. Foto: Investor Daily/ ANTARA/pd/HO/12


BANDUNG - Produk dan layanan perbankan syariah perlu ditingkatkan karena saat ini dinilai belum cukup untuk memenuhi kepentingan nasabah sehingga sulit untuk bisa bersaing dengan produk dan layanan bank konvensional.

Ketua Asosiasi Perbankan Syariah Indonesia (Asbisindo) Yuslam Fauzi di Bandung, Selasa, mengatakan jumlah produk perbankan syariah di Indonesia sangat tertinggal dibanding perbankan syariah di Malaysia.

"Bentuk produk perbankan syariah di Malaysia lebih beragam. Alasannya adalah karena mereka delapan tahun lebih awal membangun perbankan syariah. Mereka tahun 1984, sementara kita 1992. Jadi mereka lebih di depan," kata Yuslam di sela-sela seminar internasional keuangan syariah yang berlangsung sejak Senin (7/5).

Untuk itu, Yuslam melihat perlu adanya pengembangan produk-produk syariah terutama untuk sektor pertanian dan UMKM sehingga perbankan syariah juga bisa mendorong kedua sektor tersebut menjadi lebih maju.

"Ini kan kaya menanam sawit itu panen baru empat tahun, jadi tidak bisa memberi return yang cepat. Jadi ini perlu produk yang seperti bank konvensional dengan bunga saat masih belum panen. Ini di Indonesia penting sekali karena kita berbasis pertanian," kata Yuslam yang juga Dirut Bank Syariah Mandiri ini.

Untuk pengembangan produk dan layanan perbankan syariah ini, pihak Asbisindo sudah melakukan pembicaraan dengan Dewan Syariah Nasional (DSN) dan Bank Indonesia agar segera dikeluarkan rekomendasi produk-produk perbankan syariah yang baru. "Ini kita sudah bicarakan dengan BI dan DSN, semakin cepat semakin baik," katanya.

Mengenai dukungan pemerintah terhadap perbankan syariah seperti dilakukan Pemerintah Malaysia, Yuslam mengatakan selama ini dukungan terhadap perbankan syariah dilakukan oleh Bank Indonesia dengan sangat baik, meski tidak banyak memberikan insentif seperti di Malaysia.

Di Indonesia, lanjutnya, perkembangan perbankan syariah didorong dari bawah melalui kesadaran umat atau masyarakat Indonesia untuk berbank syariah. "Oleh karena itu kontribusi perbankan syariah di Indonesia baru empat persen, sementara produk juga belum banyak, ini alami saja tidak perlu disesalkan karena kita tumbuh dari bawah," katanya. (ant/gor)

No comments:

Post a Comment