Wednesday, May 09, 2012

INDONESIA - EVENTS - Islamic Finance in West Java Reaches 5%

www.investor.co.id - BANDUNG, West Java Governor Ahmad Heryawan said the Islamic financial system has been used about 5% in the economy in West Java.This amount is higher than the percentage of use of the concept of Islamic economics in the national economy reached 4.2%."Islamic financial system has been used for more than five percent in West Java, is higher than the national percentage for the composition of a large Muslim population in West Java," said Ahmad at the residence of the governor office in Bandung West Java, on Sunday night (6/5). (source)


Ahmad was speaking when they host the President of Islamic Development Bank (IDB) Ahmad Mohammed Ali and Deputy Governor of Bank Indonesia Halim Alamsyah towards the implementation of the International Seminar on Islamic Finance in London, Monday - Friday (7 / 5-8 / 5).He explained, very precisely developed Islamic finance in Indonesia, as well as the largest Muslim country, also because it proved able to get through the financial crisis in the world."Islamic financial system is being developed in the world like the UK, Hong Kong, China and Singapore, so there really is not an ideological issue to not be developed in Indonesia are the largest Muslim," he said.Lodging in West Java, Ahmad hoped in the future with the growing Islamic financial performance of Bank Jabar fueled a rapidly growing Sharia."We will work with the IDB to develop Islamic finance in West Java. For Jabar development forward, I expect most of the financing will be used for infrastructure such as the Islamic financial system," he said.IDB President on the occasion said the development of Islamic finance in Indonesia is getting better and grow about 35 percent or above the growth of Islamic banking world by 15-20 percent."A lot of demands on Islamic financial system, so that Indonesia has great potential to develop it," said Ali.Halim Alamsyah expect this international seminar may be the "symbols" for the development of Islamic finance not only in Indonesia but also in the world, given the potential benefits for the economy and society."We deliberately chose London as the great economic potential for developing Islamic transactions," he said.International Seminar on Islamic Finance entitled "Islamic Finance Capabilities Enhance Economic Productivity and Financial Stability" will be followed by a number of participants and speakers from a variety of countries such as Malaysia, Singapore and Middle East countries. (Ant / HRB)

Keuangan Syariah di Jabar Capai 5%
Senin, 7 Mei 2012 | 9:55
Ahmad Heryawan  Gubernur Jabar Ahmad Heryawan Gubernur Jabar

BANDUNG- Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan sistem keuangan syariah sudah digunakan sekitar 5% dalam perekonomian masyarakat di Jawa Barat.

Jumlah ini lebih tinggi dibanding persentase penggunaan konsep ekonomi syariah dalam perekonomian nasional yang baru mencapai 4,2%.

"Sistem keuangan syariah sudah dipakai lebih dari lima persen di Jabar, lebih tinggi dibanding persentase nasional karena komposisi penduduk muslim Jabar yang besar," kata Ahmad di kediaman dinas Gubernur Jabar di Bandung, Minggu malam (6/5).

Ahmad menyampaikan hal itu saat menjamu Presiden Islamic Development Bank (IDB) Ahmad Mohammed Ali dan Deputi Gubernur Bank Indonesia Halim Alamsyah menjelang pelaksanaan Seminar Internasional Keuangan Syariah di Bandung, Senin - Selasa (7/5 - 8/5).

Dijelaskannya, keuangan syariah sangat tepat dikembangkan di Indonesia, selain karena negara muslim terbesar, juga karena terbukti mampu melewati krisis keuangan yang terjadi di dunia.

"Sistem keuangan syariah sedang berkembang di dunia seperti di Inggris, Hongkong, China dan Singapura, jadi sebenarnya tidak ada persoalan ideologis untuk tidak dikembangkan di Indonesia yang berpenduduk muslim terbesar," katanya.

Khusus di Jabar, Ahmad mengharapkan ke depan keuangan syariah semakin berkembang dengan dimotori kinerja Bank Jabar Syariah yang tumbuh dengan pesat.

"Kita akan bekerjasama dengan IDB untuk mengembangkan keuangan syariah di Jabar. Untuk pembangunan Jabar ke depan, saya mengharapkan nantinya sebagian pembiayaannya seperti untuk infrastruktur bisa menggunakan sistem keuangan syariah," katanya.

Presiden IDB dalam kesempatan itu mengatakan perkembangan keuangan syariah di Indonesia semakin baik dan tumbuh sekitar 35 persen atau di atas pertumbuhan perbankan syariah dunia sebesar 15-20 persen.

"Banyak permintaan mengenai sistem keuangan syariah ini, sehingga Indonesia memiliki potensi yang besar untuk mengembangkannya," kata Ali.

Halim Alamsyah mengharapkan seminar internasional ini bisa menjadi "syiar" untuk perkembangan keuangan syariah tidak hanya di Indonesia tetapi juga di dunia, mengingat potensi dan manfaatnya bagi perekonomian masyarakat.

"Kita sengaja memilih Bandung, karena potensi ekonominya yang besar untuk mengembangkan transaksi-transaksi syariah," katanya.

Seminar Internasional Keuangan Syariah yang bertema "Kemampuan Keuangan Syariah Meningkatkan Produktifitas Ekonomi dan Stabilitas Keuangan" akan diikuti sejumlah peserta dan pembicara dari berbagai negara seperti dari Malaysia, Singapura dan negara-negara Timur Tengah. (ant/hrb)

No comments:

Post a Comment