www.bisnis.com - JAKARTA: PT Bank Negara Indonesia Sharia optimistic to record profit doubled from a year earlier, to $ 73 billion at the end of 2011 from Rp36, 5 billion as at December 2010.
Business Director Islamic Bank Negara Indonesia (BNI Syariah) Bambang Widjanarko said since the beginning of the company is targeting earnings to grow 100% in comparison with the previous year.
"Fortunately, can thank double [earnings growth in 2011]. Initial target was increased 100%. Profit can not be great because we still strengthen internal and invest," he said, today Tuesday, February 7, 2012. (source)
Business Director Islamic Bank Negara Indonesia (BNI Syariah) Bambang Widjanarko said since the beginning of the company is targeting earnings to grow 100% in comparison with the previous year.
"Fortunately, can thank double [earnings growth in 2011]. Initial target was increased 100%. Profit can not be great because we still strengthen internal and invest," he said, today Tuesday, February 7, 2012. (source)
He said the profit growth was underpinned by a margin derived from the distribution of funding. The realization of financing last year grew 49.15% from Rp3, 56 trillion to Rp 5, 31 trillion.
Of the total financing, 80% of which are distributed to the consumer and small micro and medium enterprises (SMEs) while the remaining 20% distributed to the commercial sector.
Bambang said the company deliberately keep channeling financing to the commercial sector is not more than 20% of total financing. This is done with respect to mitigation and risk-spreading.
"With our funding can not compete with the big bank, let alone her very high corporate finance, risk will be more restrained when more financing to SMEs and consumption," he explained. (FAA)
KINERJA USAHA: Laba BNI Syariah meroket 100%
JAKARTA: PT Bank Negara Indonesia Syariah optimistis dapat membukukan laba dua kali lipat dibandingkan dengan tahun sebelumnya, menjadi Rp 73 miliar pada akhir 2011 dari Rp36,5 miliar per Desember 2010.
Direktur Bisnis Bank Negara Indonesia Syariah (BNI Syariah) Bambang Widjanarko mengungkapkan sejak awal perseroan memang menargetkan laba untuk tumbuh 100% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
"Syukur-syukur bisa dua kali lipat [pertumbuhan laba 2011]. Target awal memang meningkat 100%. Laba belum bisa besar karena kami masih perkuat internal dan banyak berinvestasi," ujarnya, hari ini Selasa 7 Februari 2012.
Menurutnya, pertumbuhan perolehan laba tersebut ditopang oleh margin yang berasal dari penyaluran pembiayaan. Adapun realisasi pembiayaan pada tahun lalu tumbuh 49,15% dari Rp3,56 triliun menjadi Rp5,31 triliun.
Dari total pembiayaan tersebut, 80% di antaranya disalurkan kepada sektor konsumer dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) sedangkan sisa 20% disalurkan kepada sektor komersial.
Bambang mengungkapkan perseroan sengaja menjaga agar penyaluran pembiayaan kepada sektor komersil tidak lebih dari 20% dari total pembiayaan. Hal tersebut dilakukan sehubungan dengan mitigasi dan penyebaran risiko.
"Dengan dana kami yang belum dapat bersaing dengan bank besar, apalagi pembiayaan korporasi kan tinggi sekali, risiko akan lebih terkendali kalau pembiayaan lebih banyak ke UMKM dan konsumsi," jelasnya. (faa)
Direktur Bisnis Bank Negara Indonesia Syariah (BNI Syariah) Bambang Widjanarko mengungkapkan sejak awal perseroan memang menargetkan laba untuk tumbuh 100% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
"Syukur-syukur bisa dua kali lipat [pertumbuhan laba 2011]. Target awal memang meningkat 100%. Laba belum bisa besar karena kami masih perkuat internal dan banyak berinvestasi," ujarnya, hari ini Selasa 7 Februari 2012.
Menurutnya, pertumbuhan perolehan laba tersebut ditopang oleh margin yang berasal dari penyaluran pembiayaan. Adapun realisasi pembiayaan pada tahun lalu tumbuh 49,15% dari Rp3,56 triliun menjadi Rp5,31 triliun.
Dari total pembiayaan tersebut, 80% di antaranya disalurkan kepada sektor konsumer dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) sedangkan sisa 20% disalurkan kepada sektor komersial.
Bambang mengungkapkan perseroan sengaja menjaga agar penyaluran pembiayaan kepada sektor komersil tidak lebih dari 20% dari total pembiayaan. Hal tersebut dilakukan sehubungan dengan mitigasi dan penyebaran risiko.
"Dengan dana kami yang belum dapat bersaing dengan bank besar, apalagi pembiayaan korporasi kan tinggi sekali, risiko akan lebih terkendali kalau pembiayaan lebih banyak ke UMKM dan konsumsi," jelasnya. (faa)
No comments:
Post a Comment